Friday 30 September 2016

Silahkan didownload dan direview ! Dikumpul pada pertemuan berikutnya.
 
Silahklan didownload !
 

Thursday 29 September 2016

Silahkan didownload !
 
Silahkan didownload !
 

Wednesday 28 September 2016

Freud menyatakan bahwa anak-anak melalui/melewati beberapa tahap perkembangan psikoseksual, nama dikaitkan dengan bagian tubuh yang dihubungkan dengan bagian tubuh yang dihubungkan dengan kesenangan sesuai tahap tersebut.
·    Tahun pertama atau sering disebut sebagai tahap oral karena makan, menghisap, menggigit dan aktivitas oral lainnya merupakan sumber utama kesenangan.
·    Jika penyapihan tertunda/terlalu lama atau terlalu dini, kebutuhan  oral yang terhalangi atau terlalu berlebihan, maka anak akan gagal melalui tahap oral tanpa terpakuatau menjadi fiksasi pada tahap tersebut, sehingga perilakunya akan terkait dengan tahap tersebut.
·    Orang dewasa yang perilakunya tergantung pada pola perilaku oral seperti merokok, terlalu banyak makan berarti ia mengalami fiksasi pada tahap oral.
·    Freud mengemukakan bahwa semakin kuat fiksasi individu pada tahap psikoseksual tertentu, perilaku yang khas pada tahap tersebut ditunjukkan dikemudian hari dan kemungkinan akan mengalami regresi pada tahap tersebut ketika mengalami tekakan/berada dibawah tekanan.
·    Seseorang yang menjadi sangat tergantung atau tertekan (depresi) ketika kebutuhan untuk tergantung tidak terpenuhi maka berarti orang tersebut mengalami regresi pada tahap oral.
·    Tahun ke-2 sering disebut dengan tahap anal, karena Freud melihat anus dan  rangsangan/stimuli yang dikaitkan dengan membersihkan dan menahan tinja/kotoran sebagai sumber penting dari kesenangan pada tahap ini.

·    Ciri  yang paling penting pada tahap ini adalah toilet training, dimana ada pertentangan kemauan antara orang tua dan anak.
·    Fiksasi anal diperkirakan berasal dari cara pelatihan ini/toilet training ini baik terlalu ketat ataupun terlalu permisif/bebas.
·    Orang dewasa yang kikir, keras kepala, sangat menekankan keteraturan dan juga terlalu menekankan pada kebersihan, atau orang yang tidak rapi, tidak teratur dan sangat pemurah hati berarti mengalami fiksasi pada tahap ini.
·    Anak masuk pada tahap phallic kira-kira pada umur 3 atau 4 tahun, akrena genital menjadi sumber utama kesenangan.
·    Freud mengemukakan bahwa selama tahap phallic, anak mulai memiliki keinginan seksual atas ibunya dan ingin melakukan kompetesi/persaingan dengan ayahnya. Situasi ini dikenal dengan Oedipal . Konflik oedipal secara normal diubah dengan menekan keinginan seksual terhadap ibunya, dengan mengidentifikasi dengan ayah dan nantinya pada akhirnya menemukan pasangan seksual wanita.
·    Meskipun Freud menekankan perkembangan psikoseksual laki-laki, ia membicarakan kompleks Oedipus, dimana seorang anak perempuan menderita penis envy dan perasaan rendah diri karena ia percaya ia telah “dikebiri” karena mencintai/menginginkan ayahnya. Anak perempuan mengubah perasaan ini dengan mengganti keinginan punya anak dengan keinginan memiliki penis sehingga kemudian melakukan identifikasi terhadap ibunya.
·    Freud percaya bahwa pemecahan konflik yang baik pada tahap ini merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan psikologis yang sehat dan bahwa fiksasi pada tahap ini akan mempengaruhi perilaku interpersonal pada waktu dewasa yaitu perilaku memberontak, agresi dan penyimpangan perilaku seksual antara lain homoseksual, exhibitionism, fetishism.
·    Freud mempercayai bahwa periode/tahap latency merupakan tahap setelah phallic. Selama latency, dorongan id berkurang/menyusut dan prinsip realitas menjadi kekuatan yang lebih kuat dalam kehidupan anak-anak, setelah anak memfokuskan pada perkembangan social dan keterampilan akademik.

·    Tahap latency diperluas sampa masa remaja, ketika kemasakan fisik individu mengantarkan ke tahap genital. Akhir tahap ini yaitu sepanjang masa dewasa, kesenangan kembali berfokus pada daerah genital, tetapi ketika semua tahap sebelumnya berjalan dengan baik, minat seksual tidak hanya diarahkan pada karakteristik kepuasan diri pada tahap phallic, tetapi diarahkan pada hubungan yang stabil, hubungan dalam jangka panjang dimana kebutuhan-kebutuhan orang lain menjadi pertimbangan.

Tuesday 27 September 2016

Seorang pengikut Freud yang mengembangkan cabang psikoanalisis yang lebih dikenal dengan nama psikologi individual (individual psychology), yaitu menganggap bahwa factor psikologis yang paling penting dalam perkembangan manusia dan perilaku manusia adalah inferioritas (inferiority), bulan insting.
Adler juga menekankan keluarga sebagai keseluruhan tidak hanya pada situasi oedipal.
Ia juga mengajukan suatu teori tentang efek tahapan kelahiran terhadap kepribadian yang sampai sekarang masih diperdebatkan.
Catatan, bahawa setiap orang memulai kehidupan dengan posisi ketidakberdayaan dan inferioritas.
Adler mengemukakan bahwa perilaku dikemudian harinya/setelahnya merupakan bentuk kompensasi “striving for superiority (berjuang untuk superioritas)” yaitu pertama berjuang dalam keluarga dan kemudian  dalam dunia social yang lebih luas.
Cara tertentu dari individu mencari superioritas tersusun menjadi suatu gaya hidup (style of life).
 Gaya hidup yang adaptif dikarakteristikan/dicirikan dengan adanya kerja sama (cooperation), minat social, dorongan dan akal sehat/pikiran sehat.
Gaya hidup yang maladaptive dicirikan dengan kompetitif yang ekstrim atau tergantung/dependen, kurang perhatian terhadap orang lain dan distorsi tentang realitas.
Adler percaya bahwa gaya hidup yang maladaptive perilaku yang bermasalah disebabkan oleh kesalahan konsepsi individu tentang dunia.
Maka jika anak kecil menemukan bahwa ia dapat mengontrol orang lain (dan kemudian mencapai perasaan superioritas) dengan meminta bantuan dalam segala hal dari berpakaian sampai makan, ia kemungkinan akan mengembangkan kesalahan konsepsi bahwa ia adalah “seseorang yang spesial” ia tidak dapat menghadapi dunia dengan kemampuannya.
Seseorang yang memiliki gaya hidup yang berkembang dari kesalahan ide seperti itu akan menjadi orang  yang selalu ketakutan, sakit atau catat dengan cara menuntut perhatian yang spesial/khusus dan perhatian dari orang lain.
Revisi dan reformulasi/perumusan kembali ide-ide Freud juga datang dari Carl Jung, Karen horney, erich Fromm dan Harry Stack Sullivan  yang juga menyumbangkan terhadap pendekatan psikodinamika ke psikologi klinis.


Evaluasi terhadap model psikodinamika Freud
Sigmund Freud memberikan/menghadirkan teori perilaku yang paling komprehensif dan revolusioner.
Ia memperkenalkan konsep yang menangkap imajinasi psikiatri, psikologi, profesial lainnya, tidak mengacu literature, religi, sosialogi dan antroplogi.
Penelitian yang insentif  terhadap individu, bertatap muka untuk asesmen atau tritmen, memandang bahwa perilaku yang nampak secara sistematis berhubungan dengan sebab-sebab psikologis yang dapat dikenali, kemungkinan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak disadari, efek dari pengalaman masa kanak-kanak terhdap perilaku dewasa, symbol-simbol yang berarti/penting dari perilaku yang tidak nampak, pentingnya konflik dan kecemasan dan factor lain yang ditekankan oleh banyak klinisian secara langsung dipenagruhi oleh Freud
            Namun demikian, pendekatan Freud juga mendapatkan banyak kritikan antara lain:
1.      Konsep dasar psikodinamika semisal proyeksi, motif yang tidak disadari dan represi dilihat terlalu membingungkan/tidak jelas untuk diukur dan dites secara ilmiah. Kritik lain bahwa psikoanalisa tidak dipengaruhi oleh data yang kontradiktori. Misal perilaku bermusuhan merupakan bukti dari perasaan permusuhan yang tidak disadari, tetapi perilaku ini dapat menjadi terlalu baik/ramah kalau dilihat sebagai reaksi dari formasi reaksi (reaction formation)
2.      Pendekatan Freud tidak disusun/dikembangkan dari riset yang sistematis tetapi adri pengalamannya sebagai klinisi dengan sejumlah kecil pasien kelas atas yang tinggal di Vienna diakhir tahun 1800an. Pertanyaan yang muncul apakah laporan/hasil kasus tersebut dapat bias dan seberapa cocok ide/teori Freud tersebut apabila diaplikasikan/diterapkan pada orang-orang dari social ekonomi dan latar belakang budaya yang berbeda. Pandangan Freud yang bias tentang wanita juga menyebabkan banyak laki-laki dan perempuan yang mendukung pandangan feminis menolak teori perkembangan Freud.
3.      Teknik validitas dan reliabilitas yang dirancang untuk mengukur konstruk kepribadian dari Freud nampak lemah dan efektivitas tritmen psikoanalisa dipertanyakan.
4.      Penjelasan psikoanalitik tentang perilaku terlalu banyak menekankan pada insting seksual dan agresif dan tidak cukup penjelasan mengenai potensi berkembang dari manusia, pengalaman belajar dan latar belakang sosialkultural.
Penekanan Freud pada masa kanak-kanak sebagai penyebab perilaku dewasa menolak peran pengaruh situasional terhadap perilaku. Aspek psikoanalisa klasik menuntun pengikut neo-Freudian untuk menekankan pentingnya factor-faktor sepanjang rentang kehidupan
Teori psikodinamika dari Freud dikenal sebagai psikoanalisa.
Model psikodinamika berakar dari tulisan Sigmund Freud tetapi model ini meluas mencakup/meliputi ide-ide yang telah direvisi maupun konsep-konsep yang ditentang. Model ini didasarkan pada asumsi di bawah ini:
  1. Perilaku manusia ditentukan oleh impuls, keinginan, motif, konflik yang semua dikenal/disebut dengan istilah intrapsikis (ada dalam pikiran) dan sering di luar kesadaran
  2. Faktor-faktor intrapsikis penyebab perilaku normal atau tidak normal. Maka, kecemasan yang melumpuhkan dapat diatribusikan/disebabkan oleh konflik yang tidak terpecahkan/tidak terselesaikan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi
  3. Fondasi/dasar perilaku diletakkan pada masa kanak-kanak melalui pemuasan atau tidak terpuasnya/tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dan impuls-impuls. Karena peran sentral dari kebutuhan tersebut maka hubungan awal dengan keluarga, teman sebaya, dan figure otoriter mendapat perhatian khusus
  4. Asesmen klinis, tritmen dan riset sebaiknya menekankan aktivitas intrapsikis, meskipun sering tidak dapat dilihat dari observasi langsung tetapi harus ditemukan jika perilaku ingin dipahami atau perilaku ingin dihilangkan.
  •   psychic determinism yakni perilaku dapat disebabkan oleh factor-faktor psikologis yang tidak dapat dilihat oleh orang lain maupun diri sendiri.   Dari perspektif ini, hampir perilaku dilihat sebagai sesuatu yang berarti karena memberikan petunjuk adanya konflik-konflik dan motivasi yang tersembunyi/tidak dapat dilihat. Misal, kata beast dapat dibaca breast , lupa pada nama-nama tertentu atau menghilangkan buku yang dipinjam semua itu dapat diinterpretasi sebagai ekspresi perasaan dan impuls yang tidak nampak dalam kesadaran. Freud menyebutnya sebagai unconscious merupakan bagian fungsi mental yang berada di luar kesadaran dan tidak siap untuk menerimanya.
  • Dalil dasar Freud yang lain adalah perilaku manusia berasal dari perjuangan antara keinginan individu untuk memuaskan isnting seksual dan agresif dan kebutuhan untuk menghormati/mentaati aturan dan realitas yang ada di dunia luar. 
·      Ia melihat masing-masing individu menghadapi pencarian yang panjang/lama untuk mendapatkan cara mengekspresikan insting tanpa mendapatkan hukuman atau konsekuensi negatif lainnya.
·      Menurut Freud, pikiran manusia merupakan arena dimana apa yang ingin ia lakukan (insting) harus disesuaikan dengan apa yang dapat atau sebaiknya dilakukan (alasan dan moralitas). Missal, seorang ibu mengatakan kepada anaknya yang berumur 7 tahun untuk berhenti main video jika ia kemudian makan enam roti dan memuntahkannya pada ibunya, seorang psikoanalisa melihat perilaku anak tersebut sebagai ekspresi impuls agresif yang disembunyikan dengan cukup baik untuk menghindari hukuman.
·      Struktur mental (mental structure). Dalam system yang dikemukakan Freud, insting yang tidak disadari merupakan id yakni ada saat lahir dan berisi semua energi psikis (atau libido) tersedia untuk memotivasi perilaku.
·      Id berusaha memuaskan keinginannya tanpa penundaan, oleh kerena itu, dikatakan bekerja berdasarkan prinsip-prinsip kesenangan (missal, jika mengenakkan maka lakukan) karena anak\bayi tumbuh dan dunia luar memberikan batasan-batasan terhadap pemuasan id maka ego mulai mengatur, sebagai hasil perkembangan dari id sekitar  umur 1 tahun dan mulai menemukan cara yang aman untuk mengekspresikan insting.
·      Saat ego umur 7 tahun, sebagai contoh, akan membalas dendam (marah) kepada ibunya maka ego yang mengatur/mengendalikan perilaku. Karena ego menyesuaikan dengan tuntutan ekternal, maka ego dapat dikatakan berprinsip/beroperasi berdasarkan reality principle (prinsip realitas)(misal:”jika kamu ingin melakukannya, setidaknya lakukan dengan diam-diam).
·      Agen mental ke 3 yaitu super ego merupakan hasil dari sosialisasi pengaruh realitas. Hal ini berisi semua hal yang diajarkan keluarga dan budaya mengenai etika, moral dan nilai, dan menurut Freud, apa yang diajarkan ini diinternalisasikan menjadi “ego ideal” atau bagaimana sebaiknya/semestinya seseorang itu.
·      Superego juga berisi kesadaran (consience), yang mencari untuk menuju pada kesempurnaan, kepatuhan, perilaku yang diterima secara social dan biasanya berlawanan dengan id..
  • Mechanisms of defense (mekanisme pertahanan diri/ego). Struktur mental yang ketiga adalah keterkaitannya dalam kecemasan yang menyebabkan konflik internal.

·      Ego mencoba menjaga konflik ini dan ketidaknyamanannya apabila sampai mencapai kesadaran dengan memainkan berbagai mekanisme pertahanan, biasanya bekerja pada tingkat ketidaksadaran.
·        Salah satu yang paling umum adalah represi, yaitu ego berusaha mempertahankan pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima keluar dari kesadaran.
·      Represi disebut juga dengan terdorong untuk melupakan (motivated forgetting). Sebagai contoh, seorang individu yang memiliki kebencian terhadap orang tua dialami secara tidak sadar bisa menekan rasa benci tersebut (ketika seseorang menyadari impuls/dorongan tersebut dan secara sadar menolak keberadaan rasa benci tersebut, maka proses tersebut disebut supresi)
·      Meskipun selalu berusaha menekan/represi, dorongan yang tidak diinginkan, ibarat balon yang dimasukkan dalam air yang sewaktu-waktu akan muncul ke permukaan.
·      Untuk melindungi hal ini, ego memainkan tambahan pertahanan yang tidak disadari. Misal dengan reaksi formasi (reaction formation), yaitu seseorang berpikir dan bertindak berlawanan dengan impuls yang tidak disadarinya. Maka seseroang yang membenci ayahnya dapat mengekspresikan perasaan cinta yang sangat dan jug sangat perhatian.
·      Tapi jika mekanisme pertahanan yang digunakan adalah proyeksi maka si anak mengatribusikan/mencari penyebab perasaan negatif (benci) tersebut kepada orang lain.
·      Mekanisme pertahanan yang disebut displacement memungkinkan mengekspresikan beberapa impuls id, tetapi ditujukan pada sesuatu yang lebih aman, misal teman kerja atau orang lain yang menjadi ganti figure ayah. Maka anak tersebut bisa mengkritik/berlaku kasar pada orang yang dianggap sebagai pengganti figure ayah.
·      Meskipun pertahanan diri ini dapat dilakukan/berhasil, setidaknya untuk sementara, tetapi mekanisme pertahanan ini memboroskan/membuang banyak energi psikis dan dibawah tekanan akan mendorong seseorang yang bermasalah akan mengalami kemunduran atau regresi, pada tingkat karakteristik perilaku sebelumnya, atau tahap perkembangan yang kurang matang.
·      Kedalaman regresi dalam kasus tertentu sebagai fungsi dari sejarah perkembangan psikoseksual individu.
Berbagai pendekatan dalam psikologi klinis membantu klinisi menerangkan suatu perilaku, menuntun dalam pembuatan keputusan atau intervensi dan untuk berkomunikasi dengan sesama kolega dengan menggunakan bahasa yang sama. Misal, perilaku manusia dapat diuji pada beberapa level, dari interaksi antar sel otak sampai interaksi antar manusia bahkan interaksi antar bangsa atau kebudayaan. Klinisi harus memutuskan aspek-aspek perilaku mana yang perlu mendapat perhatian, data asesmen mana yang sekiranya bermanfaat atau yang dapat memberikan informasi, teknik tritmen mana yang sekiranya pantas/cocok digunakan  dan riset yang seperti apa yang dapat memberikan manfaat. Pendekatan yang diambil/digunakan klinisi akan mengarahkan/menuntun keputusan-keputusan hal di atas, oleh karena itu  membantu agar lebih terarah.
Masing-masing pendekatan akan cenderung diikuti oleh pendukungnya baik dari yang sekedar simpati sampai yang fanatik. Namun, kegunaan pendekatan ini akan dikaji berdasarkan dimensi tertentu bukan berdasarkan banyaknya pendukung atau banyaknya orang yang tertarik pada pendekatan tersebut. Dalam istilah ilmiah, pendekatan yang paling baik adalah pendekatan yang memiliki implikasi dan hipotesis dapat diuji dengan berbagai cara. Agar memberikan nilai/manfaat yang besar bagi psikolog klinis, suatu pendekatan sebaiknya mampu memberikan penjelasan secara lengkap dan dapat diuji mengenai perkembangan, pemeliharaan dan perubahan pada perilaku yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah.

Pendekatan yang dapat memenuhi persyaratan tersebut terbuka terhadap pengujian/evaluasi secara eksperimental dan pendekatan tersebut akan bertahan atau gugur/jatuh karena data yang lengkap.Secara ironis, pendekatan tertentu dapat bertindak tidak hanya sebagai pedoman atau panduan, tetapi juga dapat menjerumuskan. Misal, beberapa klinisi memilih pendekatan yang dirasa cocok sehingga mengarahkan pemikiran/penjelasan tentang perilaku bermasalah dan yang tidak bermasalah sehingga mereka menjadi rigit/kaku dan tertutup terhadap ide dari pendekatan lain yang mungkin saja bermanfaat.
Secara singkat, pandangan mereka menjadi tidak terarrah, tetapi menjadi kolot, tidak mungkin melakukan evaluasi secara objektif dan pada akhirnya juga tidak bersedia untuk berubah khususnya dalam praktek profesionalnya. Klinisi menjadi sangat tergantung pada pendekatan tertentu yang dapat berlanjut untuk selalu melakukan/berpegang terlalu kaku/ ketat terhadap prinsip-prinsip pendekatan tersebut bahkan meskipun terdapat bukti empiris yang mendukung adanya perubahan. Dengan kata lain, pengambilan/pemilihan pendekatan tertentu secara spesifik dapat menguntungkan tetapi dapat juga merugikan..
Masalah yang berkaitan dengan pengambilan/pemilihan pendekatan tertentu dalam psikologi klinis dapat dikurangi dengan (1) menghindari kefanatikan yang dapat mengembangkan kekakuan dalam memegang konsep, perilaku tidak fleksibel dan penggunaan semantic yang sempit (2) mengevaluasi pendekatan mendasarkan metode ilmiah dan melakukan revisi terhadap pendekatan apabila memang data menunjukkan perlunya perbaikan.

Hal ini bukan berarti bahwa penggunaan pendekatan tertentu secara sistematik adalah tidak penting. Namun, pemahaman dan apresiasi terhadap pendekatan lain dapat mengurangi pemikiran yang berpusat hanya pada satu pendekatan. Penulis berharap bahwa materi dalam bab ini akan membantu pembaca untuk tetap mempunyai pemikiran yang terbuka.

Friday 23 September 2016

Silahkan download
.
Mohon dipelajari dan silahkan di download materinya. Dosen akan menanyakan sedikit pada pertemuan berikutnya.
 
Mohon dipelajari dan silahkan di download materinya. Dosen akan menanyakan sedikit pada pertemuan berikutnya.
Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget