Thursday, 5 November 2015

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang untuk beberapa waktu yang cukup lama saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain dan memandang satu sama lain sebagai "kita" (Myers, 2012:354). Terdapat beberapa contoh jenis agregat sosial:
a. Agregat statistik, yaitu pengelompokan untuk menganalisis seluruh anggota suatu kategori sosial tertentu, misalnya kelompok usia, kelompok jenis kelamin, kelompok berpendapatan tinggi, dan sebagainya.
b. Audiens, yaitu bagian dan kelompok hadirin yang sama, meskipun mereka tidak saling mengetahui dan berinteraksi. Misalnya pendengar radio, penonton televisi, dan sebagainya.
c. Kerumunan (crowd), adalah sekelompok orang yang berada dalam kedekatan fisik dan bereaksi terhadap stimulus atau situasi umum. Misalnya antrian di pasar swalayan, orang yang berkumpul karena ada kecelakaan dan sebagainya.
d. Tim, yaitu sekelompok orang yang secara teratur berinteraksi dalam kaitannya dengan aktivitas atau tujuan tertentu misalnya tim bulutangkis, kelompok kerja dan lain-lain.
e. Keluarga, yaitu sekelompok orang yang diikat oleh hubungan kelahiran atau aturan hukum dan biasanya tinggal bersama dalam suatu tempat.
f. Organisasi formal, merupakanagregat yang lebih besardari orang-orang yang sering bekerja bersama-sama dengan cara yang terstruktur jelas dalam usaha mencapai tujuan bersama. Misalnya sekolah, kantor atau instansi, partai politik dan lain-lain.
Kelompok adalah agregat sosial dimana anggota-anggotanya saling tergantung, dan setidaknya mempunyai potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain. Kelompok terkecil adalah diad atau pasangan. Dalam kelompok terdapat kekompakan yaitu kekuatan, baik positif maupun negatif, yang menyebabkan para anggota menetap dalam suatu kelompok. Daya tank antarpribadi yang terdapat diantara anggota kelompok merupakan kekuatan yang positif. Motivasi orang untuk tetap tinggal dalam kelompok juga dipengaruhi oleh tujuan instrumental kelompok itu. Kekompakan juga dipengaruhi oleh sejauhmana kelompok berinteraksi secara efektif dan selaras. Terdapatnya suatu kekuatan negatif juga mempengaruhi kekompakan. Kadangkala orang memilih tetap tinggal dalam kelompok karena kerugian yang akan ditanggung bila is keluar dari kelompok tersebut serta tidak adanya pilihan.

Pengaruh kolektif ini meliputi fasilitasi sosial, kemalasan sosial dan deindividuasi. Fasilitasi sosial adalah
(1) kecenderungan bagai seseorang untuk menampilkan tugas-tugas yang sederhana atau telah dipelajari dengan baik, secara lebih baik ketika orang lain ada diantara mereka dan
(2) penguatan respons-respon dominan melalui keberadaan orang lain. Contohnya anak-anak yang memacu sepedanya lebih cepat ketika pulang sekolah ketika mengetahui ada teman-teman lain yang juga bersepeda menuju rumahnya masing-masing. Begitu juga dalam perlombaan lari, dimana kehadiran orang lain mengancam posisi orang tersebut untuk menjadi juaranya.
Kemalasan sosial adalah kecenderungan bagi orang-orang untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika mereka mengumpulkan usaha mereka untuk mencapai suatu tujuan yang sama dibandingkan jika mereka secara individual diperhitungkan. Misalnya dalam lomba tank tambang, ketika orang pertama menarik lebih pelan ketika mereka berpikir orang di belakang mereka akan menarik juga. Usaha ini semakin berkurangg manakala dia berpikir orang-orang yang ada di belakangnya menarik tali tambang dengan lebih keras.

Deindividuasi adalah hilangnya kewaspadaan din dan penangkapan evaluasi, terjadi dalam situasi kelompok yang mendukung respons terhadap norma kelompok, baik atau buruk. Misalnya dalam pertandingan sepakbola yang disaksikan ribuan penonton maka teriakan mengumpat pemain atau terhadap wasit dengan berani dilakukan oleh orang-orang tertentu karena dalam situasi massa seperti itu cenderung tidak terlalu mengenal satu sama lain (anonim). 

1 comment:

  1. apakah kelompok sosial itu mampu memberikan dampak perilaku ke diri seseorang ?

    ReplyDelete

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget