Seorang pengikut Freud yang
mengembangkan cabang psikoanalisis yang lebih dikenal dengan nama psikologi
individual (individual psychology), yaitu menganggap bahwa factor
psikologis yang paling penting dalam perkembangan manusia dan perilaku manusia
adalah inferioritas (inferiority), bulan insting.
Adler juga menekankan keluarga
sebagai keseluruhan tidak hanya pada situasi oedipal.
Ia juga mengajukan suatu teori
tentang efek tahapan kelahiran terhadap kepribadian yang sampai sekarang masih
diperdebatkan.
Catatan, bahawa setiap orang
memulai kehidupan dengan posisi ketidakberdayaan dan inferioritas.
Adler mengemukakan bahwa perilaku
dikemudian harinya/setelahnya merupakan bentuk kompensasi “striving for
superiority (berjuang untuk superioritas)” yaitu pertama berjuang dalam
keluarga dan kemudian dalam dunia social
yang lebih luas.
Cara tertentu dari individu
mencari superioritas tersusun menjadi suatu gaya hidup (style of life).
Adler percaya bahwa gaya hidup yang
maladaptive perilaku yang bermasalah disebabkan oleh kesalahan konsepsi
individu tentang dunia.
Maka jika anak kecil menemukan
bahwa ia dapat mengontrol orang lain (dan kemudian mencapai perasaan
superioritas) dengan meminta bantuan dalam segala hal dari berpakaian sampai
makan, ia kemungkinan akan mengembangkan kesalahan konsepsi bahwa ia adalah
“seseorang yang spesial” ia tidak dapat menghadapi dunia dengan kemampuannya.
Seseorang yang memiliki gaya hidup yang berkembang
dari kesalahan ide seperti itu akan menjadi orang yang selalu ketakutan, sakit atau catat
dengan cara menuntut perhatian yang spesial/khusus dan perhatian dari orang
lain.
Revisi dan reformulasi/perumusan
kembali ide-ide Freud juga datang dari Carl Jung, Karen horney, erich Fromm dan
Harry Stack Sullivan yang juga
menyumbangkan terhadap pendekatan psikodinamika ke psikologi klinis.
Evaluasi terhadap model
psikodinamika Freud
Sigmund Freud
memberikan/menghadirkan teori perilaku yang paling komprehensif dan
revolusioner.
Ia memperkenalkan konsep yang
menangkap imajinasi psikiatri, psikologi, profesial lainnya, tidak mengacu
literature, religi, sosialogi dan antroplogi.
Penelitian yang insentif terhadap individu, bertatap muka untuk
asesmen atau tritmen, memandang bahwa perilaku yang nampak secara sistematis
berhubungan dengan sebab-sebab psikologis yang dapat dikenali, kemungkinan
bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak disadari,
efek dari pengalaman masa kanak-kanak terhdap perilaku dewasa, symbol-simbol
yang berarti/penting dari perilaku yang tidak nampak, pentingnya konflik dan
kecemasan dan factor lain yang ditekankan oleh banyak klinisian secara langsung
dipenagruhi oleh Freud
Namun
demikian, pendekatan Freud juga mendapatkan banyak kritikan antara lain:
1.
Konsep dasar psikodinamika semisal proyeksi, motif yang
tidak disadari dan represi dilihat terlalu membingungkan/tidak jelas untuk
diukur dan dites secara ilmiah. Kritik lain bahwa psikoanalisa tidak
dipengaruhi oleh data yang kontradiktori. Misal perilaku bermusuhan merupakan
bukti dari perasaan permusuhan yang tidak disadari, tetapi perilaku ini dapat
menjadi terlalu baik/ramah kalau dilihat sebagai reaksi dari formasi reaksi
(reaction formation)
2.
Pendekatan Freud tidak disusun/dikembangkan dari riset
yang sistematis tetapi adri pengalamannya sebagai klinisi dengan sejumlah kecil
pasien kelas atas yang tinggal di Vienna diakhir tahun 1800an. Pertanyaan yang
muncul apakah laporan/hasil kasus tersebut dapat bias dan seberapa cocok
ide/teori Freud tersebut apabila diaplikasikan/diterapkan pada orang-orang dari
social ekonomi dan latar belakang budaya yang berbeda. Pandangan Freud yang
bias tentang wanita juga menyebabkan banyak laki-laki dan perempuan yang
mendukung pandangan feminis menolak teori perkembangan Freud.
3.
Teknik validitas dan reliabilitas yang dirancang untuk
mengukur konstruk kepribadian dari Freud nampak lemah dan efektivitas tritmen
psikoanalisa dipertanyakan.
4.
Penjelasan psikoanalitik tentang perilaku terlalu
banyak menekankan pada insting seksual dan agresif dan tidak cukup penjelasan
mengenai potensi berkembang dari manusia, pengalaman belajar dan latar belakang
sosialkultural.
Penekanan Freud pada masa kanak-kanak sebagai penyebab
perilaku dewasa menolak peran pengaruh situasional terhadap perilaku. Aspek
psikoanalisa klasik menuntun pengikut neo-Freudian untuk menekankan pentingnya
factor-faktor sepanjang rentang kehidupan
0 comments:
Post a Comment