Monday 26 October 2015

Para ahli teori belajar memusatkan perhatian pada peran dan belajar dalam menjelaskan tingkah laku normal dan abnormal. Seperti telah dikemukakan sebelumnya mereka pada umumnya berpendapat bahwa pola-pola tingkah laku abnormal dipelajari menurut prinsip-prinsip yang sama, seperti pengondisian dan belajar dengan cara mengamati (observational learning) yang menentukan tingkah laku. Di sini akan dikemukakan beberapa cara bagaimana model-model belajar itu menjelaskan tingkah laku abnormal.

 Memperoleh Pola-Pola Tingkah Laku Abnormal

Beberapa pola tingkah laku abnormal seperti fobia mungkin dipelajari berda-sarkan pengondisian. Penjelasan pengondisian tentang fobia mengemukakan bahwa stimulus yang sebelumnya netral mungkin menjadi stimulus fobia (yang ditakuti) karena diberi berpasangan atau berasosiasi dengan stimulus yang menyakitkan atau aversif. Misalnya, seorang individu mungkin mengembang-kan ketakutan atau fobia untuk menggunakan lift karena telah mengalami peris-tiwa traumatis atau menyakitkan pada masa lampau. Para ahli teori belajar-sosial mengemukakan bahwa ketakutan tersebut mungkin telah dipelajari karena mengamati orang lain, yakni mengamati reaksi-reaksi ketakutan orang lain atau dengan mengamati model-model dalam film dan televisi menderita pengalaman-pengalaman traumatis pada waktu berinteraksi dengan stimulus-stimulus fobia. Terapi behavioral adalah penerapan prinsip-prinsip belajar untuk membantu orang-orang mengatasi tingkah laku-tingkah laku yang bermasalah.

Kemampuan Kurang
Tingkah laku abnormal mungkin menggambarkan pengetahuan dan keteram-pilan yang kurang atau tidak mencukupi, misalnya keterampilan-keterampilan sosial. Keterampilan-keterampilan sosial yang kurang dapat mereduksikan peluang-peluang untuk penguatan dari orang lain, terutama bila individu me-narik diri dari situasi sosial. Pendekatan-pendekatan terapeutik yang mengajar-kan orang-orang keterampilan-keterampilan sosial yang efektiftelah diterapkan pada sejumlah pola tingkah laku abnormal, termasuk depresi, kecemasan sosial, dan skizofrenia. 
Harapan-Harapan yang Merusak Diri Sendiri, Pengkodean (Encoding), dan Sistem-Sistem Pengaturan Diri
Orang-orang yang berpendapat bahwa usaha-usaha mereka akan menemui kega-galan mungkin akan mengembangkan perasaan-perasaan tidak berdaya, putus asa, dan mengalami depresi. Tetapi, harapan-harapan akan kepercayaan diri yang positif meningkatkan motivasi dan ketekunan dalam menangani tantangan-tantangan yang sulit. Beberapa orang menarik diri dari orang lain dan mengalami depresi karena mereka mengkodekan satu atau dua kegagalan sebagai lambang perasaan tidak berharga dan kegagalan yang hebat dalam interaksi sosial. Beberapa orang menjadi bermusuhan dan melakukan tindakan-tindakan yang kejam karena mereka mengkodekan provokasi-provokasi (hal-hal yang menjengkelkan) sebagai perbuatan-perbuatan tidak adil yang harus dilawan dan bukan sebagai masalah-masalah sosial yang harus dipecahkan. Orang-orang lain tidak dapat mengembangkan atau menggunakan sistem-sistem pengaturan diri yang me-mungkinkan mereka memperkuat diri mereka sendiri untuk melangkah ke tujuan-tujuan yang diinginkan


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget