Thursday, 7 January 2016

Pendapat psikologis modern menyebutkan bahwa manusia selain merupakan makhluk biologis yang sama dengan makhluk hidup lainnya. Manusia juga yang mempunyai sifat-sifat tersendiri yang berbeda dari segala makhluk dunia lainnya. Oleh karena itu, dalam mempelajari manusia, kita harus mempunyai sudut pandang yang khusus pula. Kita tidak dapat menjadikan manusia hanya sebagai objek seperti pandangan kaum materialistis, tetapi kita juga tidak dapat mempelajari manusia hanya dari kesadarannya solo seperti pandangan kaum idealis. Manusia adalah objek yang terkadang juga merupakan subjek.
Banyak sudah sarjana yang mencoba untuk memberi definisi yang tepat tentang manusia. E. Cassierer menyatakan bahwa "manusia adalah makhluk simbolis", dan Plato merumuskan bahwa "manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya", sedangkan menurut paham filsafat eksistensiatisme menyebutkan "manusia adalah makhluk eksistensi". Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia ini, tetapi is secara aktif "mengada".
Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima keadaannya, tetapi is selalu secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu. Proses perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh Kehendaknya sendiri, berbeda dengan makhluk lainnya yang sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus-menerus initah yang bersifat manusiawi, dan karenanya pulatah manusia bisa berkarya, bisa mengatur dunia untuk kepentingannya, sehingga timbullah kebudayaan dalam segala bentuknya itu, yang tidak terdapat pada makhluk lainnya. Bentuk-bentuk kebudayaan ini antara lain adalah sistem perekonomian, kehidupan sosial dengan norma-normanya dan kehidupan politik.
Manusia sebagai Makhluk Hidup (Ikatan Biologis)
Berbeda dengan eksistensi manusia, manusia adalah makhluk biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernafas, dan juga membutuhkan makan dan minum untuk bertahan hidup. Untuk mengembangkan keturunannya, manusia memerlukan pula hubungan seksual, susunan syaraf, susunan tulang dan otot, peredaran darah, denyutan jantung, bekerjanya kelenjar-kelenjar, dan sebagainya, yang kesemuanya sudah diatur secara tertentu dan tidak dapat lagi diubah. Meskipun khayalan kita bisa menembus dimensi ruang dan waktu, tetapi "tubuh" kita selalu terikat pada ruang dan waktu.
Dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, manusia adalah satu-satunya makhluk yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam lingkungannya secara alamiah. Manusia tidak mempunyai bulu tebal untuk melawan dingin, manusia tidak dapat berlari cepat, manusia tidak dapat terbang, manusia tidak mempunyai kuku dan taring yang tajam. Semua ini menunjukkan betapa manusia sebagai makhluk biologis sangat lemah. Hanya tingkat kecerdasan yang tinggilah, yang merupakan satu-satunya modal manusia untuk tetap bertahan dalam dunia ini.

Makhluk adalah Satuan Hidup
Meskipun tiap-tiap makhluk mempunyai bagian-bagian tubuh ada yang sederhana terdiri dari satu atau dua bagian. Ada pula yang lebih sempurna terdiri dari ratusan bagian, namun bagian-bagian itu merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Tiap-tiap bagian mempunyai fungsinya sendiri-sendiri dan fungsi-fungsi itu dikoordinasikan agar makhluk yang bersangkutan mampu beradaptasi dan bertahan dalam lingkungannya. Bagian-bagian tubuh itu kalau dilepaskan dari organisasi tubuh secara keseluruhan tidak dapat tagi berfungsi. Misatnya, kaki yang terlepas dari tubuh tidak lagi berfungsi sebagai alat untuk berjalan. Pada manusia, yakni "jiwa"nya, kesadaran dan ketidaksadaran jugs termasuk dalam satuan hidup tersebut.

Sistem Energi yang Dinamis
Sebagai makhluk hidup, manusia selalu membutuhkan energi untuk mempertahankan hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk tumbuh dan untuk menyetesaikan tugas-tugasnya. Karena kebutuhan akan energi itu, manusia selalu berusaha untuk mengadakan sejumlah energi dalam tubuhnya. Jurnlah energi yang tersedia harus sesuai dengan yang diperlukan. Kalau manusia pada suatu saat demikian aktif sehingga membutuhkan energi melebihi persediaan yang ada, maka akan terjadi berbagai hambatan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.

Pertumbuhan yang Mengikut Pola Tertentu
Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan polanya, dan tiap-tiap set tubuh berkembang sesuai dengan jatur perkembangannya masing-masing. Semuanya mengarah pada satu tujuan untuk menjadi makhluk manusia dengan organ-organ yang tersusun secara harmonis.

Perkembangan Menjadi Makhluk Manusia
Ketika set telur dari perempuan dibuahi oteh sperma dari laki-taki, maka satu set barn yang dinamakan zigot akan dihasilkan. Setama sembilan bulan berikutnya, zigot initah yang kemudian berkembang. Tentunya tidak serta-merta zigot ini menjadi bayi. la melewati beberapa tahapan yang masing-masing membutuhkan waktu.
Memasuki minggu kedua pembuahan, akan didapati zigot yang telah memiliki 150 set padahal sebelumnya 32 set. Memasuki minggu ke tiga hingga minggu ke delapan, perkembangan ini disebut masa embrio. Adapun pada masa ini dimulai proses pembentukan organ-organ dasar tubuh. Ketika embrio berusia delapan minggu atau awal minggu ke sembilan, maka to disebut sebagai fetus. Pada masa ini, to mulai bisa merespons sentuhan. Perkembangan tainnya adatah organ-organ tubuh mutai bekerja dan saraf-saraf mutai bekerja. Usia kesiapan tahir secara prematur adatah ketika fetus berusia 24 minggu. Secara fisik, fetus memiliki berat 1,5 kg dan panjang sekitar 40 cm. Yang menarik adatah ditemukannya hasit penetitian tentang bayi-bayi yang ketika tahir lebih merespons bunyi-bunyian yang ada ketika dtbacakan dongeng saat masih di dalam rahim.
Akhirnya, setelah hidup di rahim setama 38-40 minggu, sampai bayi tahir. Rata-rata berat bayi adatah 3.500 gram dengan panjang berkisar 48-51 cm.


Pengaruh Proses Pematangan terhadap Peritaku
Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses pematangan organ-organ tubuh. Seorang bayi, misatnya, belum dapat duduk atau berjalan kalau organ-organ tubuhnya belum cukup kuat.

Perbedaan Manusia dan Hewan
Adapun ciri-ciri perilaku manusia yang membedakannya dari hewan, yakni:
1. Kepekaan sosial. Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhtuk yang harus hidup dengan sesamanya dan selatu membutuhkan kerja sama dengan sesamanya, tetapi lebih daripada itu, manusia mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan, sosial berarti kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dengan harapan dan pandangan orang lain.
2. Kelangsungan hidup. Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis, tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya.
3. Orientasi pada tugas. Setiap perilaku manusia setalu mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku lain yang tampaknya tidak ada tujuannya.
4. Usaha perjuangan. Usaha dan perjuangan memang terjuga dapat pada makhluk lain selain manusia. Hat ini karena yang diperjuangkan adatah sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri. Dia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memang tidak ingin diperjuangkannya.
5. Setiap Individu manusia adalah unik. Unik berarti berbeda dari yang lainnya. Jad( setiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari manusia-manusia lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama di dunia ini. Bahkan anak kembar pun punya keunikannya masing-masing. 

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget