Pendapat psikologis modern menyebutkan bahwa manusia
selain merupakan makhluk biologis yang sama dengan makhluk hidup lainnya.
Manusia juga yang mempunyai sifat-sifat tersendiri yang berbeda dari segala
makhluk dunia lainnya. Oleh karena itu, dalam mempelajari manusia, kita harus
mempunyai sudut pandang yang khusus pula. Kita tidak dapat menjadikan manusia
hanya sebagai objek seperti pandangan kaum materialistis, tetapi kita juga
tidak dapat mempelajari manusia hanya dari kesadarannya solo seperti pandangan
kaum idealis. Manusia adalah objek yang terkadang juga merupakan subjek.
Banyak sudah sarjana yang mencoba untuk memberi
definisi yang tepat tentang manusia. E. Cassierer menyatakan bahwa
"manusia adalah makhluk simbolis", dan Plato merumuskan bahwa
"manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya",
sedangkan menurut paham filsafat eksistensiatisme menyebutkan "manusia
adalah makhluk eksistensi". Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia
ini, tetapi is secara aktif "mengada".
Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan
secara pasif menerima keadaannya, tetapi is selalu secara sadar dan aktif
menjadikan dirinya sesuatu. Proses perkembangan manusia sebagian ditentukan
oleh Kehendaknya sendiri, berbeda dengan makhluk lainnya yang sepenuhnya
tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus-menerus initah yang bersifat
manusiawi, dan karenanya pulatah manusia bisa berkarya, bisa mengatur dunia
untuk kepentingannya, sehingga timbullah kebudayaan dalam segala bentuknya itu,
yang tidak terdapat pada makhluk lainnya. Bentuk-bentuk kebudayaan ini antara
lain adalah sistem perekonomian, kehidupan sosial dengan norma-normanya dan
kehidupan politik.
Manusia
sebagai Makhluk Hidup (Ikatan Biologis)
Berbeda dengan eksistensi manusia, manusia adalah
makhluk biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat
alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernafas, dan juga membutuhkan makan dan
minum untuk bertahan hidup. Untuk mengembangkan keturunannya, manusia
memerlukan pula hubungan seksual, susunan syaraf, susunan tulang dan otot,
peredaran darah, denyutan jantung, bekerjanya kelenjar-kelenjar, dan
sebagainya, yang kesemuanya sudah diatur secara tertentu dan tidak dapat lagi
diubah. Meskipun khayalan kita bisa menembus dimensi ruang dan waktu, tetapi
"tubuh" kita selalu terikat pada ruang dan waktu.
Dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, manusia
adalah satu-satunya makhluk yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam
lingkungannya secara alamiah. Manusia tidak mempunyai bulu tebal untuk melawan
dingin, manusia tidak dapat berlari cepat, manusia tidak dapat terbang, manusia
tidak mempunyai kuku dan taring yang tajam. Semua ini menunjukkan betapa
manusia sebagai makhluk biologis sangat lemah. Hanya tingkat kecerdasan yang
tinggilah, yang merupakan satu-satunya modal manusia untuk tetap bertahan dalam
dunia ini.
Makhluk adalah
Satuan Hidup
Meskipun tiap-tiap makhluk mempunyai bagian-bagian
tubuh ada yang sederhana terdiri dari satu atau dua bagian. Ada pula yang lebih
sempurna terdiri dari ratusan bagian, namun bagian-bagian itu merupakan sebuah
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Tiap-tiap bagian mempunyai
fungsinya sendiri-sendiri dan fungsi-fungsi itu dikoordinasikan agar makhluk
yang bersangkutan mampu beradaptasi dan bertahan dalam lingkungannya.
Bagian-bagian tubuh itu kalau dilepaskan dari organisasi tubuh secara
keseluruhan tidak dapat tagi berfungsi. Misatnya, kaki yang terlepas dari tubuh
tidak lagi berfungsi sebagai alat untuk berjalan. Pada manusia, yakni
"jiwa"nya, kesadaran dan ketidaksadaran jugs termasuk dalam satuan
hidup tersebut.
Sistem Energi
yang Dinamis
Sebagai makhluk hidup, manusia selalu membutuhkan
energi untuk mempertahankan hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk
tumbuh dan untuk menyetesaikan tugas-tugasnya. Karena kebutuhan akan energi
itu, manusia selalu berusaha untuk mengadakan sejumlah energi dalam tubuhnya.
Jurnlah energi yang tersedia harus sesuai dengan yang diperlukan. Kalau manusia
pada suatu saat demikian aktif sehingga membutuhkan energi melebihi persediaan
yang ada, maka akan terjadi berbagai hambatan dalam pelaksanaan
aktivitas-aktivitas tersebut.
Pertumbuhan
yang Mengikut Pola Tertentu
Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah
ditentukan polanya, dan tiap-tiap set tubuh berkembang sesuai dengan jatur
perkembangannya masing-masing. Semuanya mengarah pada satu tujuan untuk menjadi
makhluk manusia dengan organ-organ yang tersusun secara harmonis.
Perkembangan
Menjadi Makhluk Manusia
Ketika set telur dari perempuan dibuahi oteh sperma
dari laki-taki, maka satu set barn yang dinamakan zigot akan dihasilkan. Setama
sembilan bulan berikutnya, zigot initah yang kemudian berkembang. Tentunya
tidak serta-merta zigot ini menjadi bayi. la melewati beberapa tahapan yang
masing-masing membutuhkan waktu.
Memasuki minggu kedua pembuahan, akan didapati zigot
yang telah memiliki 150 set padahal sebelumnya 32 set. Memasuki minggu ke tiga
hingga minggu ke delapan, perkembangan ini disebut masa embrio. Adapun pada
masa ini dimulai proses pembentukan organ-organ dasar tubuh. Ketika embrio
berusia delapan minggu atau awal minggu ke sembilan, maka to disebut sebagai
fetus. Pada masa ini, to mulai bisa merespons sentuhan. Perkembangan tainnya
adatah organ-organ tubuh mutai bekerja dan saraf-saraf mutai bekerja. Usia
kesiapan tahir secara prematur adatah ketika fetus berusia 24 minggu. Secara
fisik, fetus memiliki berat 1,5 kg dan panjang sekitar 40 cm. Yang menarik
adatah ditemukannya hasit penetitian tentang bayi-bayi yang ketika tahir lebih
merespons bunyi-bunyian yang ada ketika dtbacakan dongeng saat masih di dalam
rahim.
Akhirnya, setelah hidup di rahim setama 38-40 minggu,
sampai bayi tahir. Rata-rata berat bayi adatah 3.500 gram dengan panjang
berkisar 48-51 cm.
Pengaruh
Proses Pematangan terhadap Peritaku
Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses
pematangan organ-organ tubuh. Seorang bayi, misatnya, belum dapat duduk atau
berjalan kalau organ-organ tubuhnya belum cukup kuat.
Perbedaan
Manusia dan Hewan
Adapun ciri-ciri perilaku manusia yang membedakannya
dari hewan, yakni:
1. Kepekaan sosial. Manusia bukan saja merupakan
makhluk sosial, yaitu makhtuk yang harus hidup dengan sesamanya dan selatu
membutuhkan kerja sama dengan sesamanya, tetapi lebih daripada itu, manusia
mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan, sosial berarti kemampuan untuk
menyesuaikan perilaku dengan harapan dan pandangan orang lain.
2. Kelangsungan hidup. Perilaku atau perbuatan
manusia tidak terjadi secara sporadis, tetapi selalu ada kelangsungan antara
satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya.
3. Orientasi pada tugas. Setiap perilaku manusia setalu
mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini tampak jelas pada
perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat
pada perilaku lain yang tampaknya tidak ada tujuannya.
4. Usaha perjuangan. Usaha dan perjuangan memang
terjuga dapat pada makhluk lain selain manusia. Hat ini karena yang
diperjuangkan adatah sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri.
Dia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memang tidak ingin
diperjuangkannya.
5. Setiap Individu manusia adalah unik. Unik
berarti berbeda dari yang lainnya. Jad( setiap manusia selalu mempunyai
ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari manusia-manusia
lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama di dunia ini. Bahkan anak kembar pun
punya keunikannya masing-masing.
0 comments:
Post a Comment