Community
development menggambarkan
makna yang penting dari dua konsep: yaitu, community, bermakna
kualitas hubungan sosial; dan development, perubahan ke arah
kemajuan yang terencana dan bersifat gradual.
“Community
development is a movement designed to promote better living for the whole
community with the active participation and on the initiative of the community”.
CD = mengembangkan atau menaikkan kualitas hidup suatu masyarakat
CD = “proses swadaya masyarakat digabungkan dengan
usaha-usaha pemerintah setempat guna
meningkatkan kondisi masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan kultural, serta
untuk mengintegrasikan masyarakat”
Pengembangan masyarakat:
Suatu metode atau pendekatan
pembangunan yang menekankan adanya partisipasi dan keterlibatan langsung
penduduk dalam proses pembangunan, dimana semua usaha swadaya masyarakat
disinergikan dengan
usaha-usaha pemerintah setempat dan stakeholders lainnya untuk meningkatkan taraf
hidup, dengan sebesar mungkin ketergantungan pada inisiatif penduduk
sendiri, serta pelayanan teknis sehingga proses pembangunan berjalan efektif
Langkah-langkah:
Advokasi: upaya untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku penentu
kebijaksanaan agar berpihak pada kepentingan publik melalui penyampaian pesan-pesan
yang didasarkan pada argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
legal, dan moral. Melalui kegiatan advokasi dilakukan identifikasi dan
pelibatkan semua sektor di berbagai level untuk mendukung program.
Pengorganisasian komunitas: Agar masyarakat mempunyai arena untuk mendiskusikan dan
mengambil keputusan atas masalah di sekitarnya.
Bila terorganisir, masyarakat juga akan mampu menemukan sumberdaya yang
dapat mereka manfaatkan. Biasanya, dalam
pengembangan masyarakat, dibentuk kelompok kelompok sebagai wadah refleksi dan
aksi bersama anggota komunitas.
Pengorganisasian ini bisa dibentuk berjenjang: di tingkat komunitas,
antar komunitas di Tingkat desa, antar desa di tingkat kecamatan dan seterusnya
sampai ke tingkat nasional bahkan regional.
Pengembangan jaringan: Menjalin kerjasama dengan pihak lain (individu, kelompok,
dan atau organisasi) agar bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan.
Jaringan dan saling percaya (trust) merupakan salah satu unsur penting
dari kapital sosial, sehingga menjadi komponen penting dalam pengembangan
masyarakat. Pada komunitas yang mempunyai jaringan yang baik, sumber daya yang
ada pada seluruh kompenen komunitas dan komponen lain yang terbangun dalam
jaringan akan dapat dimanfaatkan bersama-sama.
Pengembangan kapasitas : Meningkatkan kemampuan masyarakat di segala bidang (termasuk
untuk advokasi, mengorganisir diri sendiri, dan mengembangkan jaringan). Sumpeno, mengartikan pengembangan kapasitas sebagai
peningkatan atau perubahan perilaku individu, organisasi, dan sistem masyarakat
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Peningkatan kemampuan individu mencakup perubahan
dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan; peningkatan kemampuan
kelembagaan meliputi perbaikan organisasi dan manajemen, keuangan, dan budaya
organisasi; peningkatan kemampuan masyarakat mencakup kemandirian, keswadayaan,
dan kemampuan mengantisipasi perubahan.
Komunikasi, Informasi, Edukasi: Proses pengelolaan informasi, pendidikan
masyarakat, dan penyebaran informasi untuk mendukung keempat komponen di atas.
Pengelolaan informasi juga menyangkut mencari dan mendokumentasikan informasi
agar informasi selalu tersedia bagi
masyarakat yang memerlukannya. Kegiatan edukasi perlu dilakukan agar kemampuan
masyarakat dalam segala hal meningkat, sehingga masyarakat mampu mengatasi masalahnya sendiri setiap
saat. Untuk mendukung proses komunikasi, berbagai media komunikasi (modern –
tradisional; massa –individu – kelompok) perlu dimanfaatkan dengan kreatif.
Perubahan paradigm dalam pembangunan:
Perubahan paradigm dalam pembangunan:
- Sentralisasi VS Desentralisasi
- Unsustainable VS Sustainable
- Mobilisasi VS Partisipasi
- Penaklukan VS Pemberdayaan
- Eksploitasi VS Pelestarian
- Hubungan Fungsional VS Jejaring Sosial
- Nasional VS Teritorial Ekonomi
- Konvensional VS Keswadayaan Lokal
Asumsi tentang
Masyarakat (Community): Berangkat dari pandangan
bahwa masyarakat terbelakang, pengetahuannya rendah, tradisional dan
bodoh.Untuk memajukan mereka diperlukan pengetahuan dari luar. Pandangan Baru:
Masyarakat dibangun bukan karena mereka bodoh dan tidak mampu, akan tetapi
kemampuan yang tersedia dioptimalkan agar mereka berkembang sesuai dengan
pengetahuan mereka.Pengetahuan lokal dan teknologi tepat guna sebagai basisi
pengembangan mereka.
Konsekuensi
Perencanaan: Perencanaan bersifat top
down dan sentralitas Direncanakan
oleh tenaga ahli atau akademisi tanpa mempertimbangkan apa yang dimiliki
masyarakat Lebih
mengutamakan perencanaan untuk pertumbuhan ekonomi. Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa kemajuan masyarakat diukur menurut kemajuan ekonomi semata. Pandangan
Baru: Lebih menekankan pada aspek lokalitas Perencanaan dilakukan secara
otonomi, berdasarkan potensi lokalitas dengan menyertakan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perencanaan. Pemikiran otonomi lebih ditekankan dalam perencanaan kegiatan berdasarkan
kebutuhan
masing-masing.
Konsekuensi
Perlakuan terhadap Masyarakat: Menempatkan birokrat ataupun tenaga ahli dari luar
sebagai pihak yang dilayani masyarakat karena mereka dianggap telah berbuat
banyak untuk kepentingan masyarakat.Pandangan Baru: Menempatkan birokrat ataupun
tenaga ahli dari luar sebagai pengatur kepentingan masyarakat dan sebagai aktor
yang melakukan fungsi pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.
Implikasi bagi
Kehidupan Sosial: Menjadikan masyarakat sangat bergantung kepada pemerintah
Memendam konflik semu yang setiap saat bisa menjadi ledakan konflik
kepentingan. Pandangan Baru: Sejak awal mengakomodasi
daya kritis masyarakat Masyarakat
mampu menolak jika terjadi tekanan atau eksploitasi dari luar yang tidak
menguntungkan mereka.
0 comments:
Post a Comment