Tuesday 27 September 2016

Seorang pengikut Freud yang mengembangkan cabang psikoanalisis yang lebih dikenal dengan nama psikologi individual (individual psychology), yaitu menganggap bahwa factor psikologis yang paling penting dalam perkembangan manusia dan perilaku manusia adalah inferioritas (inferiority), bulan insting.
Adler juga menekankan keluarga sebagai keseluruhan tidak hanya pada situasi oedipal.
Ia juga mengajukan suatu teori tentang efek tahapan kelahiran terhadap kepribadian yang sampai sekarang masih diperdebatkan.
Catatan, bahawa setiap orang memulai kehidupan dengan posisi ketidakberdayaan dan inferioritas.
Adler mengemukakan bahwa perilaku dikemudian harinya/setelahnya merupakan bentuk kompensasi “striving for superiority (berjuang untuk superioritas)” yaitu pertama berjuang dalam keluarga dan kemudian  dalam dunia social yang lebih luas.
Cara tertentu dari individu mencari superioritas tersusun menjadi suatu gaya hidup (style of life).
 Gaya hidup yang adaptif dikarakteristikan/dicirikan dengan adanya kerja sama (cooperation), minat social, dorongan dan akal sehat/pikiran sehat.
Gaya hidup yang maladaptive dicirikan dengan kompetitif yang ekstrim atau tergantung/dependen, kurang perhatian terhadap orang lain dan distorsi tentang realitas.
Adler percaya bahwa gaya hidup yang maladaptive perilaku yang bermasalah disebabkan oleh kesalahan konsepsi individu tentang dunia.
Maka jika anak kecil menemukan bahwa ia dapat mengontrol orang lain (dan kemudian mencapai perasaan superioritas) dengan meminta bantuan dalam segala hal dari berpakaian sampai makan, ia kemungkinan akan mengembangkan kesalahan konsepsi bahwa ia adalah “seseorang yang spesial” ia tidak dapat menghadapi dunia dengan kemampuannya.
Seseorang yang memiliki gaya hidup yang berkembang dari kesalahan ide seperti itu akan menjadi orang  yang selalu ketakutan, sakit atau catat dengan cara menuntut perhatian yang spesial/khusus dan perhatian dari orang lain.
Revisi dan reformulasi/perumusan kembali ide-ide Freud juga datang dari Carl Jung, Karen horney, erich Fromm dan Harry Stack Sullivan  yang juga menyumbangkan terhadap pendekatan psikodinamika ke psikologi klinis.


Evaluasi terhadap model psikodinamika Freud
Sigmund Freud memberikan/menghadirkan teori perilaku yang paling komprehensif dan revolusioner.
Ia memperkenalkan konsep yang menangkap imajinasi psikiatri, psikologi, profesial lainnya, tidak mengacu literature, religi, sosialogi dan antroplogi.
Penelitian yang insentif  terhadap individu, bertatap muka untuk asesmen atau tritmen, memandang bahwa perilaku yang nampak secara sistematis berhubungan dengan sebab-sebab psikologis yang dapat dikenali, kemungkinan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak disadari, efek dari pengalaman masa kanak-kanak terhdap perilaku dewasa, symbol-simbol yang berarti/penting dari perilaku yang tidak nampak, pentingnya konflik dan kecemasan dan factor lain yang ditekankan oleh banyak klinisian secara langsung dipenagruhi oleh Freud
            Namun demikian, pendekatan Freud juga mendapatkan banyak kritikan antara lain:
1.      Konsep dasar psikodinamika semisal proyeksi, motif yang tidak disadari dan represi dilihat terlalu membingungkan/tidak jelas untuk diukur dan dites secara ilmiah. Kritik lain bahwa psikoanalisa tidak dipengaruhi oleh data yang kontradiktori. Misal perilaku bermusuhan merupakan bukti dari perasaan permusuhan yang tidak disadari, tetapi perilaku ini dapat menjadi terlalu baik/ramah kalau dilihat sebagai reaksi dari formasi reaksi (reaction formation)
2.      Pendekatan Freud tidak disusun/dikembangkan dari riset yang sistematis tetapi adri pengalamannya sebagai klinisi dengan sejumlah kecil pasien kelas atas yang tinggal di Vienna diakhir tahun 1800an. Pertanyaan yang muncul apakah laporan/hasil kasus tersebut dapat bias dan seberapa cocok ide/teori Freud tersebut apabila diaplikasikan/diterapkan pada orang-orang dari social ekonomi dan latar belakang budaya yang berbeda. Pandangan Freud yang bias tentang wanita juga menyebabkan banyak laki-laki dan perempuan yang mendukung pandangan feminis menolak teori perkembangan Freud.
3.      Teknik validitas dan reliabilitas yang dirancang untuk mengukur konstruk kepribadian dari Freud nampak lemah dan efektivitas tritmen psikoanalisa dipertanyakan.
4.      Penjelasan psikoanalitik tentang perilaku terlalu banyak menekankan pada insting seksual dan agresif dan tidak cukup penjelasan mengenai potensi berkembang dari manusia, pengalaman belajar dan latar belakang sosialkultural.
Penekanan Freud pada masa kanak-kanak sebagai penyebab perilaku dewasa menolak peran pengaruh situasional terhadap perilaku. Aspek psikoanalisa klasik menuntun pengikut neo-Freudian untuk menekankan pentingnya factor-faktor sepanjang rentang kehidupan

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget