Monday 7 November 2016

Silahkan didownload !

 
Silahkan di download !

 

Wednesday 2 November 2016

Silahkan didownload !

 

Saturday 29 October 2016

Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload !

 
Silahkan didownload dan direview !

 

Tuesday 25 October 2016

Silahkan download dan direview !
 

Sunday 16 October 2016

Dalam menopang usaha perekonomian organisasi, Genmuba memiliki berbagai usaha yang telah dirilis diawal tahun 2016. Komoditas dari sector peternakan, pertanian, dan perkebunan merupakan usaha utama yang secara berkala terus dikembangkan setiap waktu dengan perluasan bidang usaha yang diharapkan mampu menopang ekonomi baru secara signifikan, mengingat letak geografi dan morfologi dusun banaran yang sangan mendukung dibidang tersebut. Perluasan usaha selalu dilakukan. Semangat kerja yang terjaga serta kekompakan anggota yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas organisasi. Perkembangan ekonomi yang terlihat jelas pun mulai signifikan berjalan ke arah positif dari waktu ke waktu. Ide-ide terkini bersifat inovatif selalu diserap dan direalisasikan sesuai budget dan target pencapaian minimal yang telah ditetapkan.

Di sector peternakan, Genmuba memiliki usaha ternak lele yang setiap 3 bulan dapat dipanen. Pemilihan usaha ini (lele), karena lele itu sendiri tidak mudah terkena penyakit, gampang perawatan, tidak ribet/simple, dan juga mudah dalam hal pemasaran. Saat ini Genmuba memiliki 4 kolam lele, dimana setiap kolam berkapasitas 500-700 ekor (ukuran 3x5 meter) .




Disektor pertanian, Genmuba menggarap usaha tani di atas tanah seluas 1000 m₂. Tanah tersebut merupakan tanah sewa desa Sumberagung . Jenis tanaman yang dipilih antara lain tanaman padi dan palawija. Sektor pertanian merupakan salah satu sector yang terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Pembaruan tanaman pertanian yang disesuaikan dengan musim , selera pasar dan asas ke praktisan. seluruh aktivitas dan pemberdayaan usaha dibidang ini dilakukan sepenuhnya oleh seluruh anggota karang taruna.


Terakhir adalah sector perkebunan. Tanaman pisang ambon merupakan pilihan utama usaha dibidang ini mengingat pisang ambon memiliki nilai harga jual tinggi, praktis, dan tidak memerlukan perawatan lebih. Perawatan dilakukan dalam wujud gotong royong setiap 2 minggu-1 bulan sekali.

Ketiga usaha diatas setiap waktu terus dikembangkan dan diperluas dengan daya cipta kreatif yang dimiliki oleh anggota organisasi. Perluasan dilakukan dengan membaca pergerakan dan situasi yang ada. Setiap saat , Genmuba siap untuk mengambil alih usaha dan kesempatan yang Nampak didepan mata.


Dalam peningkatan income organisasi, Genmuba memiliki 5 sumber penghasilan.
A.      Uang Kas Tetap
Uang kas tetap bersumber dari iuran anggota sifatnya wajib sebesar Rp 1000,00/orang per 2 minggu. Alokasi dari uang kas ini adalah :
·         20 % sosial-keagamaan,
·         20 % pendidikan-kemasyarakatan,
·         20 % pariwisata-olahraga,
·         40 % support berbagai event


B.      Uang Pengembangan
Uang pengembangan bersumber dari iuran anggota sifatnya wajib sebesar Rp 1000,00/orang per 2 minggu. Alokasi dari uang kas ini adalah :
·         50 % pengadaan dan pemberdayaan sarana prasarana,
·         50 % pengembangan SDM dan support usaha organisasi
C.      Iuran Sukarela
Merupakan uang iuran sukarela berwujud infak yang ditarik setiap pertemuan rutin. Adapun alokasi dari uang ini adalah 100 % untuk dana sosial.
D.      Usaha Mikro
berbagai usaha telah dirintis dan dimiliki oleh Genmuba, antara lain :
·         perternakan,
·         pertanian,
·         perkebunan,
·         persewaan soud system,
·         usaha kecil rumahan
E.       Event dan hibah
Genmuba selalu berorientasi “untung” dalam setiap event yang dijalankan . Setiap even dengan sisa saldo akan dimasukkan dalam pencaratatan keuangan ini. Dana hibah merupakan dana pemberian donator dari pihak intern maupun ekstern organisasi.

Generasi Muda Banaran merupakan organisasi kepemudaan yang bergerak pada ruang lingkup dusun, menjadi penggerak roda pemerintahan di poros kalangan muda. Organisasi ini menjadi bagian vital dalam keikutsertaannya dalam penopang maupun penggerak roda-roda kehidupan bermasyarakat. Nama resmi dari oraganisasi ini adalah Organisasi Karang Taruna (OKT) Bhakti Mandiri Banaran, namun seiring berkembangya jaman, nama gaul yang sering digunakan dalam berbagai kegiatan di lingkup oraganisasi adalah Genmuba (Generasi Muda Banaran). Organisasi ini telah ada sejak tahun 80-an. Namun pada saat itu, nama resmi organisasi ini belum ditetapkan, tetapi sudah ada struktur kepengurusan Pada era 2000-an, nama OKT Bhakti Mandiri ditetapkan dengan seperangkap kepengurusan bersifat klasik-demokratis. Tahun 2010 , nama Genmuba mulai berdengung dikalangan intern organisasi. Semenjak itulah, nama Genmuba sering digunakan dalam berbagai event yang diadakan baik interna maupun eksternal organisasi.
Genmuba memiliki struktur organisasi yang jelas dan nyata. Kepengurusan ini dipilih berdasarkan pemilihan umum bersama dalam Musyawarah Akbar Dusun yang dihadiri seluruh anggota organisasi dan disahkan oleh Dewan Pengurus Kampung dan Seperangkat RT. Ketua yang terpilih di setiap periode memilih sendiri bendahara, sekretaris, dan seluruh seksi-seksi yang dibutuhkan serta sesegera mungkin menyelanggrakan rapat pleno penentuan program kerja tahunan yang kemudian disampaikan ke seluruh anggota organisasi dan dipertanggungjawabkan kepada Dewan Pengurus Kampung.
Saat ini, Genmuba memiliki anggota aktif sebanyak 64 orang. Genmuba memiliki 3 tahapan pokok penyelenggaraan pemerintahan dusun. Ketiga tahapan tersebut antara lain :
a.       Tahap penyusunan program kerja
Penyusunan program kerja dilakukan diawal tahun untuk setiap tahunnya, disusun oleh ketua umum dibantu wakil dan dilaksanakan oleh seksi-seksi. Penyusunan program kerja mengacu pada saptacita luhur Genmuba (2015-2017), berorientasi dan dikembangkan seluas-luasnya dengan mengutamakan aspek kebermanfaatan dan kemajuan. Program kerja berwujud butir-butir plan kerja disetiap seksi.
b.      Tahap relialisasi
Tahap penyelenggaraan dan perwujudan program kerja yang telah disusun. Pada tahap ini , seksi-seksi menjalankan seluruh program organsisasi sesuai track yang telah ditetapkan. Progam kerja dikoordinasikan oleh seksi-seksi dan dijalankan oleh seluruh anggota organisasi.
c.       Tahap evaluasi dan penilaian
Tahap evaluasi dan penilaian dilakukan dalam 3 rentang waktu, yakni penilaian awal tahun (PA) dilakukan dibulan Januari, penilaian tengah tahun (PTT) dilakukan dibulan Juni, dan penilaian akhir tahun (PAT) dilakukan dibulan Oktober.
Genmuba sangat menjunjung Saptacita. Adapun saptacita genmuba, cita-cira luhur Generasi 2015-2017 isinya adalah :
1.       mewujudkan sumber daya manusia muda berkualitas, berguna, dan berdikari
2.       penciptaan manajemen organisasi yang dapat dipertanggungjawabkan
3.       mencapai kekemapanan ekonomi universal organisasi
4.       pengadaan dan pemberdayaan sarana dan prasarana secara kontinyu dan terkini
5.       pengabdian yang menyasar berbagai elemen masyarakat
6.       ikut serta memelihara, membangun, dan bekerjasama dengan berbagai aparatur pemerintahan dan lembaga resmi lain ,
7.       penyelenggara berbagai event tanggap warsa

Perlu diketahui bahwa Saptacita bukanlah Proker (program kerja) tahunan organisasi. Saptacita merupakan nafas dan haluan dalam penyelenggaraan program kerja. Sedangkan Proker Tahunan sendiri berusaha mewujudkan sapta tama melalui berbagai program dan merupakan perluasan serta penjabaran saptacita berbentuk 1 bendelan (buku). Setiap seksi wajib memiliki 5 progam kerja yang harus dijalankan pertahunnya. 

Saturday 8 October 2016

Silahkan download !
 

Friday 7 October 2016

Silahkan download !
 

Thursday 6 October 2016

Silahkan download !
 
Silahkan download !
 
Silahkan download !
 

Friday 30 September 2016

Silahkan didownload dan direview ! Dikumpul pada pertemuan berikutnya.
 
Silahklan didownload !
 

Thursday 29 September 2016

Silahkan didownload !
 
Silahkan didownload !
 

Wednesday 28 September 2016

Freud menyatakan bahwa anak-anak melalui/melewati beberapa tahap perkembangan psikoseksual, nama dikaitkan dengan bagian tubuh yang dihubungkan dengan bagian tubuh yang dihubungkan dengan kesenangan sesuai tahap tersebut.
·    Tahun pertama atau sering disebut sebagai tahap oral karena makan, menghisap, menggigit dan aktivitas oral lainnya merupakan sumber utama kesenangan.
·    Jika penyapihan tertunda/terlalu lama atau terlalu dini, kebutuhan  oral yang terhalangi atau terlalu berlebihan, maka anak akan gagal melalui tahap oral tanpa terpakuatau menjadi fiksasi pada tahap tersebut, sehingga perilakunya akan terkait dengan tahap tersebut.
·    Orang dewasa yang perilakunya tergantung pada pola perilaku oral seperti merokok, terlalu banyak makan berarti ia mengalami fiksasi pada tahap oral.
·    Freud mengemukakan bahwa semakin kuat fiksasi individu pada tahap psikoseksual tertentu, perilaku yang khas pada tahap tersebut ditunjukkan dikemudian hari dan kemungkinan akan mengalami regresi pada tahap tersebut ketika mengalami tekakan/berada dibawah tekanan.
·    Seseorang yang menjadi sangat tergantung atau tertekan (depresi) ketika kebutuhan untuk tergantung tidak terpenuhi maka berarti orang tersebut mengalami regresi pada tahap oral.
·    Tahun ke-2 sering disebut dengan tahap anal, karena Freud melihat anus dan  rangsangan/stimuli yang dikaitkan dengan membersihkan dan menahan tinja/kotoran sebagai sumber penting dari kesenangan pada tahap ini.

·    Ciri  yang paling penting pada tahap ini adalah toilet training, dimana ada pertentangan kemauan antara orang tua dan anak.
·    Fiksasi anal diperkirakan berasal dari cara pelatihan ini/toilet training ini baik terlalu ketat ataupun terlalu permisif/bebas.
·    Orang dewasa yang kikir, keras kepala, sangat menekankan keteraturan dan juga terlalu menekankan pada kebersihan, atau orang yang tidak rapi, tidak teratur dan sangat pemurah hati berarti mengalami fiksasi pada tahap ini.
·    Anak masuk pada tahap phallic kira-kira pada umur 3 atau 4 tahun, akrena genital menjadi sumber utama kesenangan.
·    Freud mengemukakan bahwa selama tahap phallic, anak mulai memiliki keinginan seksual atas ibunya dan ingin melakukan kompetesi/persaingan dengan ayahnya. Situasi ini dikenal dengan Oedipal . Konflik oedipal secara normal diubah dengan menekan keinginan seksual terhadap ibunya, dengan mengidentifikasi dengan ayah dan nantinya pada akhirnya menemukan pasangan seksual wanita.
·    Meskipun Freud menekankan perkembangan psikoseksual laki-laki, ia membicarakan kompleks Oedipus, dimana seorang anak perempuan menderita penis envy dan perasaan rendah diri karena ia percaya ia telah “dikebiri” karena mencintai/menginginkan ayahnya. Anak perempuan mengubah perasaan ini dengan mengganti keinginan punya anak dengan keinginan memiliki penis sehingga kemudian melakukan identifikasi terhadap ibunya.
·    Freud percaya bahwa pemecahan konflik yang baik pada tahap ini merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan psikologis yang sehat dan bahwa fiksasi pada tahap ini akan mempengaruhi perilaku interpersonal pada waktu dewasa yaitu perilaku memberontak, agresi dan penyimpangan perilaku seksual antara lain homoseksual, exhibitionism, fetishism.
·    Freud mempercayai bahwa periode/tahap latency merupakan tahap setelah phallic. Selama latency, dorongan id berkurang/menyusut dan prinsip realitas menjadi kekuatan yang lebih kuat dalam kehidupan anak-anak, setelah anak memfokuskan pada perkembangan social dan keterampilan akademik.

·    Tahap latency diperluas sampa masa remaja, ketika kemasakan fisik individu mengantarkan ke tahap genital. Akhir tahap ini yaitu sepanjang masa dewasa, kesenangan kembali berfokus pada daerah genital, tetapi ketika semua tahap sebelumnya berjalan dengan baik, minat seksual tidak hanya diarahkan pada karakteristik kepuasan diri pada tahap phallic, tetapi diarahkan pada hubungan yang stabil, hubungan dalam jangka panjang dimana kebutuhan-kebutuhan orang lain menjadi pertimbangan.

Tuesday 27 September 2016

Seorang pengikut Freud yang mengembangkan cabang psikoanalisis yang lebih dikenal dengan nama psikologi individual (individual psychology), yaitu menganggap bahwa factor psikologis yang paling penting dalam perkembangan manusia dan perilaku manusia adalah inferioritas (inferiority), bulan insting.
Adler juga menekankan keluarga sebagai keseluruhan tidak hanya pada situasi oedipal.
Ia juga mengajukan suatu teori tentang efek tahapan kelahiran terhadap kepribadian yang sampai sekarang masih diperdebatkan.
Catatan, bahawa setiap orang memulai kehidupan dengan posisi ketidakberdayaan dan inferioritas.
Adler mengemukakan bahwa perilaku dikemudian harinya/setelahnya merupakan bentuk kompensasi “striving for superiority (berjuang untuk superioritas)” yaitu pertama berjuang dalam keluarga dan kemudian  dalam dunia social yang lebih luas.
Cara tertentu dari individu mencari superioritas tersusun menjadi suatu gaya hidup (style of life).
 Gaya hidup yang adaptif dikarakteristikan/dicirikan dengan adanya kerja sama (cooperation), minat social, dorongan dan akal sehat/pikiran sehat.
Gaya hidup yang maladaptive dicirikan dengan kompetitif yang ekstrim atau tergantung/dependen, kurang perhatian terhadap orang lain dan distorsi tentang realitas.
Adler percaya bahwa gaya hidup yang maladaptive perilaku yang bermasalah disebabkan oleh kesalahan konsepsi individu tentang dunia.
Maka jika anak kecil menemukan bahwa ia dapat mengontrol orang lain (dan kemudian mencapai perasaan superioritas) dengan meminta bantuan dalam segala hal dari berpakaian sampai makan, ia kemungkinan akan mengembangkan kesalahan konsepsi bahwa ia adalah “seseorang yang spesial” ia tidak dapat menghadapi dunia dengan kemampuannya.
Seseorang yang memiliki gaya hidup yang berkembang dari kesalahan ide seperti itu akan menjadi orang  yang selalu ketakutan, sakit atau catat dengan cara menuntut perhatian yang spesial/khusus dan perhatian dari orang lain.
Revisi dan reformulasi/perumusan kembali ide-ide Freud juga datang dari Carl Jung, Karen horney, erich Fromm dan Harry Stack Sullivan  yang juga menyumbangkan terhadap pendekatan psikodinamika ke psikologi klinis.


Evaluasi terhadap model psikodinamika Freud
Sigmund Freud memberikan/menghadirkan teori perilaku yang paling komprehensif dan revolusioner.
Ia memperkenalkan konsep yang menangkap imajinasi psikiatri, psikologi, profesial lainnya, tidak mengacu literature, religi, sosialogi dan antroplogi.
Penelitian yang insentif  terhadap individu, bertatap muka untuk asesmen atau tritmen, memandang bahwa perilaku yang nampak secara sistematis berhubungan dengan sebab-sebab psikologis yang dapat dikenali, kemungkinan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak disadari, efek dari pengalaman masa kanak-kanak terhdap perilaku dewasa, symbol-simbol yang berarti/penting dari perilaku yang tidak nampak, pentingnya konflik dan kecemasan dan factor lain yang ditekankan oleh banyak klinisian secara langsung dipenagruhi oleh Freud
            Namun demikian, pendekatan Freud juga mendapatkan banyak kritikan antara lain:
1.      Konsep dasar psikodinamika semisal proyeksi, motif yang tidak disadari dan represi dilihat terlalu membingungkan/tidak jelas untuk diukur dan dites secara ilmiah. Kritik lain bahwa psikoanalisa tidak dipengaruhi oleh data yang kontradiktori. Misal perilaku bermusuhan merupakan bukti dari perasaan permusuhan yang tidak disadari, tetapi perilaku ini dapat menjadi terlalu baik/ramah kalau dilihat sebagai reaksi dari formasi reaksi (reaction formation)
2.      Pendekatan Freud tidak disusun/dikembangkan dari riset yang sistematis tetapi adri pengalamannya sebagai klinisi dengan sejumlah kecil pasien kelas atas yang tinggal di Vienna diakhir tahun 1800an. Pertanyaan yang muncul apakah laporan/hasil kasus tersebut dapat bias dan seberapa cocok ide/teori Freud tersebut apabila diaplikasikan/diterapkan pada orang-orang dari social ekonomi dan latar belakang budaya yang berbeda. Pandangan Freud yang bias tentang wanita juga menyebabkan banyak laki-laki dan perempuan yang mendukung pandangan feminis menolak teori perkembangan Freud.
3.      Teknik validitas dan reliabilitas yang dirancang untuk mengukur konstruk kepribadian dari Freud nampak lemah dan efektivitas tritmen psikoanalisa dipertanyakan.
4.      Penjelasan psikoanalitik tentang perilaku terlalu banyak menekankan pada insting seksual dan agresif dan tidak cukup penjelasan mengenai potensi berkembang dari manusia, pengalaman belajar dan latar belakang sosialkultural.
Penekanan Freud pada masa kanak-kanak sebagai penyebab perilaku dewasa menolak peran pengaruh situasional terhadap perilaku. Aspek psikoanalisa klasik menuntun pengikut neo-Freudian untuk menekankan pentingnya factor-faktor sepanjang rentang kehidupan
Teori psikodinamika dari Freud dikenal sebagai psikoanalisa.
Model psikodinamika berakar dari tulisan Sigmund Freud tetapi model ini meluas mencakup/meliputi ide-ide yang telah direvisi maupun konsep-konsep yang ditentang. Model ini didasarkan pada asumsi di bawah ini:
  1. Perilaku manusia ditentukan oleh impuls, keinginan, motif, konflik yang semua dikenal/disebut dengan istilah intrapsikis (ada dalam pikiran) dan sering di luar kesadaran
  2. Faktor-faktor intrapsikis penyebab perilaku normal atau tidak normal. Maka, kecemasan yang melumpuhkan dapat diatribusikan/disebabkan oleh konflik yang tidak terpecahkan/tidak terselesaikan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi
  3. Fondasi/dasar perilaku diletakkan pada masa kanak-kanak melalui pemuasan atau tidak terpuasnya/tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dan impuls-impuls. Karena peran sentral dari kebutuhan tersebut maka hubungan awal dengan keluarga, teman sebaya, dan figure otoriter mendapat perhatian khusus
  4. Asesmen klinis, tritmen dan riset sebaiknya menekankan aktivitas intrapsikis, meskipun sering tidak dapat dilihat dari observasi langsung tetapi harus ditemukan jika perilaku ingin dipahami atau perilaku ingin dihilangkan.
  •   psychic determinism yakni perilaku dapat disebabkan oleh factor-faktor psikologis yang tidak dapat dilihat oleh orang lain maupun diri sendiri.   Dari perspektif ini, hampir perilaku dilihat sebagai sesuatu yang berarti karena memberikan petunjuk adanya konflik-konflik dan motivasi yang tersembunyi/tidak dapat dilihat. Misal, kata beast dapat dibaca breast , lupa pada nama-nama tertentu atau menghilangkan buku yang dipinjam semua itu dapat diinterpretasi sebagai ekspresi perasaan dan impuls yang tidak nampak dalam kesadaran. Freud menyebutnya sebagai unconscious merupakan bagian fungsi mental yang berada di luar kesadaran dan tidak siap untuk menerimanya.
  • Dalil dasar Freud yang lain adalah perilaku manusia berasal dari perjuangan antara keinginan individu untuk memuaskan isnting seksual dan agresif dan kebutuhan untuk menghormati/mentaati aturan dan realitas yang ada di dunia luar. 
·      Ia melihat masing-masing individu menghadapi pencarian yang panjang/lama untuk mendapatkan cara mengekspresikan insting tanpa mendapatkan hukuman atau konsekuensi negatif lainnya.
·      Menurut Freud, pikiran manusia merupakan arena dimana apa yang ingin ia lakukan (insting) harus disesuaikan dengan apa yang dapat atau sebaiknya dilakukan (alasan dan moralitas). Missal, seorang ibu mengatakan kepada anaknya yang berumur 7 tahun untuk berhenti main video jika ia kemudian makan enam roti dan memuntahkannya pada ibunya, seorang psikoanalisa melihat perilaku anak tersebut sebagai ekspresi impuls agresif yang disembunyikan dengan cukup baik untuk menghindari hukuman.
·      Struktur mental (mental structure). Dalam system yang dikemukakan Freud, insting yang tidak disadari merupakan id yakni ada saat lahir dan berisi semua energi psikis (atau libido) tersedia untuk memotivasi perilaku.
·      Id berusaha memuaskan keinginannya tanpa penundaan, oleh kerena itu, dikatakan bekerja berdasarkan prinsip-prinsip kesenangan (missal, jika mengenakkan maka lakukan) karena anak\bayi tumbuh dan dunia luar memberikan batasan-batasan terhadap pemuasan id maka ego mulai mengatur, sebagai hasil perkembangan dari id sekitar  umur 1 tahun dan mulai menemukan cara yang aman untuk mengekspresikan insting.
·      Saat ego umur 7 tahun, sebagai contoh, akan membalas dendam (marah) kepada ibunya maka ego yang mengatur/mengendalikan perilaku. Karena ego menyesuaikan dengan tuntutan ekternal, maka ego dapat dikatakan berprinsip/beroperasi berdasarkan reality principle (prinsip realitas)(misal:”jika kamu ingin melakukannya, setidaknya lakukan dengan diam-diam).
·      Agen mental ke 3 yaitu super ego merupakan hasil dari sosialisasi pengaruh realitas. Hal ini berisi semua hal yang diajarkan keluarga dan budaya mengenai etika, moral dan nilai, dan menurut Freud, apa yang diajarkan ini diinternalisasikan menjadi “ego ideal” atau bagaimana sebaiknya/semestinya seseorang itu.
·      Superego juga berisi kesadaran (consience), yang mencari untuk menuju pada kesempurnaan, kepatuhan, perilaku yang diterima secara social dan biasanya berlawanan dengan id..
  • Mechanisms of defense (mekanisme pertahanan diri/ego). Struktur mental yang ketiga adalah keterkaitannya dalam kecemasan yang menyebabkan konflik internal.

·      Ego mencoba menjaga konflik ini dan ketidaknyamanannya apabila sampai mencapai kesadaran dengan memainkan berbagai mekanisme pertahanan, biasanya bekerja pada tingkat ketidaksadaran.
·        Salah satu yang paling umum adalah represi, yaitu ego berusaha mempertahankan pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima keluar dari kesadaran.
·      Represi disebut juga dengan terdorong untuk melupakan (motivated forgetting). Sebagai contoh, seorang individu yang memiliki kebencian terhadap orang tua dialami secara tidak sadar bisa menekan rasa benci tersebut (ketika seseorang menyadari impuls/dorongan tersebut dan secara sadar menolak keberadaan rasa benci tersebut, maka proses tersebut disebut supresi)
·      Meskipun selalu berusaha menekan/represi, dorongan yang tidak diinginkan, ibarat balon yang dimasukkan dalam air yang sewaktu-waktu akan muncul ke permukaan.
·      Untuk melindungi hal ini, ego memainkan tambahan pertahanan yang tidak disadari. Misal dengan reaksi formasi (reaction formation), yaitu seseorang berpikir dan bertindak berlawanan dengan impuls yang tidak disadarinya. Maka seseroang yang membenci ayahnya dapat mengekspresikan perasaan cinta yang sangat dan jug sangat perhatian.
·      Tapi jika mekanisme pertahanan yang digunakan adalah proyeksi maka si anak mengatribusikan/mencari penyebab perasaan negatif (benci) tersebut kepada orang lain.
·      Mekanisme pertahanan yang disebut displacement memungkinkan mengekspresikan beberapa impuls id, tetapi ditujukan pada sesuatu yang lebih aman, misal teman kerja atau orang lain yang menjadi ganti figure ayah. Maka anak tersebut bisa mengkritik/berlaku kasar pada orang yang dianggap sebagai pengganti figure ayah.
·      Meskipun pertahanan diri ini dapat dilakukan/berhasil, setidaknya untuk sementara, tetapi mekanisme pertahanan ini memboroskan/membuang banyak energi psikis dan dibawah tekanan akan mendorong seseorang yang bermasalah akan mengalami kemunduran atau regresi, pada tingkat karakteristik perilaku sebelumnya, atau tahap perkembangan yang kurang matang.
·      Kedalaman regresi dalam kasus tertentu sebagai fungsi dari sejarah perkembangan psikoseksual individu.
Berbagai pendekatan dalam psikologi klinis membantu klinisi menerangkan suatu perilaku, menuntun dalam pembuatan keputusan atau intervensi dan untuk berkomunikasi dengan sesama kolega dengan menggunakan bahasa yang sama. Misal, perilaku manusia dapat diuji pada beberapa level, dari interaksi antar sel otak sampai interaksi antar manusia bahkan interaksi antar bangsa atau kebudayaan. Klinisi harus memutuskan aspek-aspek perilaku mana yang perlu mendapat perhatian, data asesmen mana yang sekiranya bermanfaat atau yang dapat memberikan informasi, teknik tritmen mana yang sekiranya pantas/cocok digunakan  dan riset yang seperti apa yang dapat memberikan manfaat. Pendekatan yang diambil/digunakan klinisi akan mengarahkan/menuntun keputusan-keputusan hal di atas, oleh karena itu  membantu agar lebih terarah.
Masing-masing pendekatan akan cenderung diikuti oleh pendukungnya baik dari yang sekedar simpati sampai yang fanatik. Namun, kegunaan pendekatan ini akan dikaji berdasarkan dimensi tertentu bukan berdasarkan banyaknya pendukung atau banyaknya orang yang tertarik pada pendekatan tersebut. Dalam istilah ilmiah, pendekatan yang paling baik adalah pendekatan yang memiliki implikasi dan hipotesis dapat diuji dengan berbagai cara. Agar memberikan nilai/manfaat yang besar bagi psikolog klinis, suatu pendekatan sebaiknya mampu memberikan penjelasan secara lengkap dan dapat diuji mengenai perkembangan, pemeliharaan dan perubahan pada perilaku yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah.

Pendekatan yang dapat memenuhi persyaratan tersebut terbuka terhadap pengujian/evaluasi secara eksperimental dan pendekatan tersebut akan bertahan atau gugur/jatuh karena data yang lengkap.Secara ironis, pendekatan tertentu dapat bertindak tidak hanya sebagai pedoman atau panduan, tetapi juga dapat menjerumuskan. Misal, beberapa klinisi memilih pendekatan yang dirasa cocok sehingga mengarahkan pemikiran/penjelasan tentang perilaku bermasalah dan yang tidak bermasalah sehingga mereka menjadi rigit/kaku dan tertutup terhadap ide dari pendekatan lain yang mungkin saja bermanfaat.
Secara singkat, pandangan mereka menjadi tidak terarrah, tetapi menjadi kolot, tidak mungkin melakukan evaluasi secara objektif dan pada akhirnya juga tidak bersedia untuk berubah khususnya dalam praktek profesionalnya. Klinisi menjadi sangat tergantung pada pendekatan tertentu yang dapat berlanjut untuk selalu melakukan/berpegang terlalu kaku/ ketat terhadap prinsip-prinsip pendekatan tersebut bahkan meskipun terdapat bukti empiris yang mendukung adanya perubahan. Dengan kata lain, pengambilan/pemilihan pendekatan tertentu secara spesifik dapat menguntungkan tetapi dapat juga merugikan..
Masalah yang berkaitan dengan pengambilan/pemilihan pendekatan tertentu dalam psikologi klinis dapat dikurangi dengan (1) menghindari kefanatikan yang dapat mengembangkan kekakuan dalam memegang konsep, perilaku tidak fleksibel dan penggunaan semantic yang sempit (2) mengevaluasi pendekatan mendasarkan metode ilmiah dan melakukan revisi terhadap pendekatan apabila memang data menunjukkan perlunya perbaikan.

Hal ini bukan berarti bahwa penggunaan pendekatan tertentu secara sistematik adalah tidak penting. Namun, pemahaman dan apresiasi terhadap pendekatan lain dapat mengurangi pemikiran yang berpusat hanya pada satu pendekatan. Penulis berharap bahwa materi dalam bab ini akan membantu pembaca untuk tetap mempunyai pemikiran yang terbuka.

Friday 23 September 2016

Silahkan download
.
Mohon dipelajari dan silahkan di download materinya. Dosen akan menanyakan sedikit pada pertemuan berikutnya.
 
Mohon dipelajari dan silahkan di download materinya. Dosen akan menanyakan sedikit pada pertemuan berikutnya.

Monday 18 January 2016

Masa indah para remaja adalah masa sekolah. Apalagi masa abu-abu yang tak akan lepas kenangannya sampai akhir hayat. Kisah yang begitu indah bersama dengan teman-teman seolah-olah hidup itu tak ada beban. Emosional yang begitu labil dalam hal pencarian jati diri mungkin yang menjadi dasar kita berbuat kebebasan. Masa berkumpul bersama, nakal bersama, masa-masa pusing saat menghadapi ujian serasa menjadi sebuah kenangan tersendiri yang selamanya tak kan pernah hilang dalam momori indah anak muda meski kita telah berumur tua kelak. Namun, masa abu-abu adalah masa keemasan sepanjang kehidupan manusia.
Berikut saya sampaikan mengenai hal-hal apa saja yang pernah kita lakuin semasa sekolah.
1. terlambat masuk kelas
“kesiangan buk,ketiduran buk, ban bocor buk, kena tilang buk, air mampet buk, jam dinding mati lah, terjun jurang lah, tabrak mobil lah, wkwkkwkwk….” pasti alasan itu yang sering kita gunain pas ditanya guru alasan kita terlambat masuk kelas. 

Ya sebenernya sih bukan kesiangan, ban bocor atau apalah, hanya saja kita yang males-malesan aja beraktivitas dipagi hari. Air yang busyetttt weeeerrrrr dinginnnnnn itu yang bikin kita males banget mandi. Ya dari pada dingin gitu, mendingan lanjut tarik selimut lagi … ya gak sadar jarum jam udah sampe setengah delapan, gubrakkk…!!!!
2.  ngobrol dikelas
pas kita dapet pelajaran yang super duper sulit kayak fisika, matematika, kimia yang bikin males dan bikin otak mendidih kepanasan gara-gara kebanyakan otak-atik rumus sama angka yang tidak ada abisnya, mendingan kita ngobrol sama temen. Saking asyiknya, suasana satu kelas berubah jadi gaduh kayak piring pecah. Tapi anehnya, kadang-kadang walaupun suasananya gaduh bin birantakan, si Guru malah asyik sendiri ceramah sama nulis-nulis depan kelas, ya walaupun itu sama sekali tidak didengar sama muridnya, tapi kayak motor yang nerabas lampu lalu lintas…..”jalan terus”… Tapi moment-moment seperti itu yang bikin kita ketawa-tawa sendiri kalo dicitain dimasa depan, 
3. tidur dikelas
tengah hari yang panas, gak ada es teh… Upppsss, ya pas dapet pelajaran sejarah, yang isinya nyritain dongeng perjuangan para pahlawan, pas banget kan kayak kita didongengin mau tidur sama nenek, hehehe bikin ngantuk lah…..Ada pula yang malah sampe ngiler gitu, saking lelapnya . Sering banget teman satu kelasku dulu dapet lemparan kapur dari Bapak guru yang ketauan tidur dalem kelas.
4. nggak bayar di kantin
“Gorengan 5, soto 1, es jeruk 1, kerupuk 2, ambil jajanan ringan 3 bungkus, permen 7 buah, ngaku sama kasirnya cuma ambil gorengan 1, soto 1, sama es jeruk….. “ lhah sisanya? ngakak sendiri kalo inget, ya ngaku aja sih, anak sekolahan tuh soal uang mepet bangat, ya efeknya kayak gitu, sering korupsi makanan dikantin… Tapi sampe lulus 3 tahun, anehnya ya gak ketahuan gitu….. ya lumayan lah,wkwkwkwk tapi sekarang kebiasaan kayak gitu jangan dilakuin ya, kasian penjualnya yang Cuma ngambil untung gak seberapa
5. nyontek
Paling gak seneng tuh pas ujiandapet tempat duduk sebelahan sama orang yang pelit. Minta satu jawaban aja susahnya minta ampun. Malah pernah nih, suatu hari saya minta jawaban sama temen, tumben-tumbennya dia tajir banget ngasih jawabannya. Pas nilai udah keluar, yang aku contekin dapet nilai 95 sementara aku cuma dapet 40, sial, aku dibohongin !
6. bolos
Satu kebiasaan yang bikin kenangan indah yang bakal kamu rindukan pas waktu reunion itu pas kita bolos bareng-bareng. Ya padahal alasannya sepele, Cuma mau jalan-jalan keluar doang , wkwkwkwk ada juga bolos tuh karena males sama pelajarannya, males sama gurunya sih, ada juga karena pengen hal yang beda gitu, malah ada temen yang ketangkap basah sedang manjat pagar gara-gara mau bolos, eeee malah ketahuan sama satpam sekolahan. Tapi rasa tegangnya itu loh, sensasinya beda….
7. lupa gak bawa topi
Hal ini paling sering kalian lakukan pas waktu hari Senin. Alih-alih gk bawa topi, akhirnya kamu dihukum baris dipaling belakang, di skors pula, sial banget gan…. Hari Senin tuh menutut ane hari yang paling males, harus bangun pagi biar gak terlambat upacara bendera, harus rapi, harus pake sepatu item , kaos kaki item, pake ikat pinggang, rambut rapi, pokoknya paling ribet deh hari Senin tuh, pas sampe sekolahan , eeee malah lupa topi gak kebawa, kan sial banget gan.
8. masuk bp
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Ya masa ini masa kita bisa mengeksplor apa yang belum pernah kita lakuin sebelumnya. Ya walaupun sering kali itu melanggar aturan yang berlaku dan ujung-ujungnya masuk BP. Tapi kata senior tuh, kalo hidup kita lurus-lurus aje, gak bakalan asyik gan.
Itu aja gan, sekilas kenangan indah yang sering banget kita lakukan sewaktu sekolah yang bikin kangen kalau kita mengingatnya. Mungkin teman-teman dapat menambahkan di postingan komentar.
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambah pula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, ke masa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah datam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain: 
1. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. 
2. Kemandirian vs tidak mandiri. 
3. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karier vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karier. 
4. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah). 
5. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri. 
Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas. 
Manusia yang hidup pasti menjumpai masalah. Masalah bisa sangat bermacam-macam dan berasal dari segala penjuru tergantung kondisi dari masing-masing individu. Sebuah ungkapan di atas telah dijelaskan, akan tetapi tentu saja tingkatannya berbeda-beda. Meskipun demikian, masalah sebenarnya tidak bisa dihindari, karena saat kita menghindari satu masalah maka akan muncul masalah baru yang setingkat atau bahkan lebih berat. Jadi, masalah sebaiknya dihadapi, apapun konsekuensi yang didapatkan karena itu merupakan langkah pendewasaan. 
Secara umum, kedewasaan seseorang dipengaruhi oleh cara mereka menghadapi sebuah masalah. Ada beberapa tipe orang yang berkaitan dengan cara mereka menjumpai dan menyetesaikan masalah yang mereka temui. 
Bermacam-macam tipe orang yang dijumpai dalam menghadapi masalah, secara tidak langsung merefleksikan tingkat kedewasaan seseorang. Adapun beberapa tipe tersebut adalah sebagai berikut: 
1. Paranoid. 
Paranoid merupakan tingkatan terparah dalam kedewasaan yang menunjukkan bahwa seseorang tersebut masih jauh dari kata dewasa. Paranoid sebenarnya berhubungan erat dengan traumatis, karena kebanyakan traumatislah yang menyebabkan seseorang menjadi paranoid. Namun ada jugs yang memang punya sifat paranoid sejak lahir. Orang yang paranoid cenderung memiliki sifat penakut, berusaha lari dari masalah, terlalu takut akan risiko dengan berkhayal-khayal tentang sesuatu yang besar yang akan terjadi. Parahnya orang seperti ini menganggap dirinya paling baik, menganggap dirinya orang paling terkenal, atau paling dewasa. Padahal semuanya hanya khayalan pribadi belakang. Orang seperti ini biasanya mencari kambing hitam atas sebuah permasalahan yang menimpa dirinya. Sehingga orang paranoid termasuk level kedewasaan yang paling rendah karena tidak mau menghadapi masalah yang erat kaitannya dengan plegmatis. 
2. Galau-ers. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau didefinisikan sebagai "sibuk beramai-ramai, ramai sekali, atau kacau tidak keruan (untuk pikiran)". Kata galau mendadak menjadi populer dan menjadi trensetter di kalangan pemuda. Kata ini mendadak booming untuk menyebut kondisi hati atau pikiran yang lagi kalut, baik karena mengalami banyak masalah atau pekerjaan. Padahal, dalam bahasa psikologi, galau adalah ketidakmampuan seseorang untuk mendefinisikan masalah. Kegalauan akan timbul dan melanda orang-orang yang cenderung ingin menghindari masalah. Mereka yang sedang galau akan cenderung mencari-cari alasan untuk menyelesaikan tanggung jawabnya. Orang galau juga akan cenderung menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam atas masalah yang menimpa dirinya. Parahnya, saat ini banyak sekali kaum galau yang membanjiri jejaring sosial. Sebuah penelitian psikologi menyebutkan bahwa facebook sekarang menjadi tempat berkeluh-kesah, sementara twitter menjadi tempat nggosip yang paling populer bagi kaum galau untuk mengalihkan kegalauannya. Aka kita amati lebih lanjut, faktanya memang demikian. Rata-rata status atau postingan generasi muda kita cukup miris, di mana sebagian besar berisikan hal-hal yang berlebihan. Semuanya bersumber dari kegalauan. Orang-orang galau ini berada dalam tingkat kedewasaan terendah kedua karena mereka mendahulukan emosi hati dalam menyelesaikan masalah serta memandang masalah hanya dari satu sisi serta menjustifikasi masalah tanpa ada pemikiran yang rasional terlebih dahulu, padahal jika mereka memandang jauh lebih bijak di sisi yang lain, mereka akan menemukan banyak jalan dan solusi pemecahan masalah, atau minimal masalah itu akan menjadi kelihatan lebih mudah. 
3. Mandiri. 
Sering kita jumpai beberapa orang yang mencoba memecahkan masalah mereka secara mandiri, dan tidak ingin ada campur tangan orang lain. Orang-orang seperti ini akan berusaha memecahkan masalah dengan bekerja keras dan memfokuskan diri untuk menemukan solusi dari setiap permasatahan yang dihadapinya. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki keya.kinan bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh akan memperoleh hasilnya (man jadda wa jada). Orang yang berada dalam tipe ini cenderung bersifat perfectionist atau berorientasi pada kesempurnaan. Mereka punya semangat dan standar tinggi dalam memandang sesuatu hal. Orang seperti ini sudah mulai masuk dalam taraf kedewasaan pertama, di mana sudah memiliki semangat untuk hidup mandiri dan sudah berani menghadapi masalah untuk diselesaikan, bukan untuk dihindari. Meskipun demikian, juga terdapat kekurangan dari memetihara sifat seperti ini, utamanya jika terlalu mandiri. ()rang yang terlalu mandiri butuh kapabilitas yang tinggi, karena mereka akan merasa kesulitan jika ada banyak masatah yang datang secara bersamaan. Selain itu, saat mereka telah menyelesaikan suatu masalah akan cenderung merasa sombong atau terlalu percaya diri. Parahnya, jika mereka belum dapat menyelesaikan masatah dalam waktu lama padahal sudah berusaha keras, maka itu akan berpotensi jenuh jika rasa ikhlas tidak diikutsertakan. Yang lebih buruk adatah jika sampai menyalahkan kehendak Tuhan dengan mengatakan Tuhan tidak adil, atau merasa tidak terima dengan banyaknya masatah yang menimpa dirinya. 
4. Supel. 
Terkadang kita akan sangat kesulitan dalam memecahkan masalah secara sendirian, oleh karena itu, diperlukan bantuan orang lain untuk ikut menyelesaikan. Di sinilah penting atau gunanya teman yang ada di saat kita membutuhkan. Orang-orang yang supel, mudah bergaul, dan banyak teman cenderung tidak mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena di sekelilingnya banyak orang yang bersedia membantu, kecuali untuk faktor masalah yang sangat pribadi yang biasanya disimpan untuk diri sendiri. Oleh karenanya, orang-orang seperti ini cenderung kelihatan tanpa beban, selalu ceria, dan seakan tanpa masalah. Orang yang berada dalam tipe ini sudah bisa dikatakan dewasa karena mereka sudah bisa mengatur masalahnya dengan di-outsource-kan ke orang lain. Mereka sudah bisa mencari sudut pandang atau jalan lain untuk memecahkan masalahnya. Namun yang menjadi kekurangan adalah karena terlalu sering meminta bantuan orang lain, maka ada kemungkinan kapabilitas individunya diragukan saat harus menyelesaikan masalah secara sendirian. 





Sunday 17 January 2016

Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal. Menurut R.J. Havighurst (1953), rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa dini adalah sebagai berikut:
1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri). 
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan taxman jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. 
2. Belajar hidup bersama dengan suami istri. 
Dari pernikahannya, dia akan sating menerima dan memahami pasangan masing-masing, sating menerima kekurangan dan sating bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu sandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. lni lebih banyak diakibatkan oleh ketidaksiapan atau ketidakdewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama. 
3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga. 
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20-40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru dan belajar mengasuh anak-anak.
4. Mengelola rumah tangga. Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelola rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat metahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain. 
5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan. Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, dewasa muda umumnya memasuki dunia kerja guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belum cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi, terkadang ditemukan bahwa meskipun tidak cocok dengan latar belakang itmu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh ideatisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. 
6. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak. Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti 
(1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), 
(2) membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air, pajak kendaraan bermotor, dan pajak penghasilan), 
(3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan 
(4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong-royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). 
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosiat-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (misalnya, hidup sendiri), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
7. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya. Masa dewasa awal ditandai juga dengan membentuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian. 
Adapun faktor pendorong perkembangan masa dewasa dini, antara lain: 

1. Kekuatan fisik. 
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan 20 tahun. Kekuatan fisik seseorang perlu dijaga dengan baik, hal tersebut dapat dituangkan dalam 7 kebiasaan hidup yang sehat antara lain: 
• Sarapan pagi. 
• Makan secara teratur. 
• Makan secukupnya untuk memelihara berat badan yang normal. 
• Tidak merokok. 
• Tidak minum minuman keras. 
• Otahraga secukupnya. 
• Tidur secara teratur 7 hingga 8 jam setiap malam. 

2. Kemampuan motorik. 
Kekuatan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an tahun. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun kemudian sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit akan menurun. Di samping itu, orang dewasa yang memiliki kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Hal ini memudahkan seseorang untuk bergaul dan berkomunikasi baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan pekerjaan. 
3. Kemampuan mental. 
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogi dan berpikir kreatif. Kemampuan mental mencapai puncaknya pada usia 20 tahun dan akan menurun sedikit demi sedikit. Penelitian-penelitian terhadap kemampuan mental dengan menggunakan tes intelegensi, sangat jelas menggambarkan adanya kemampuan mental yang baik dalam masa dewasa awal (Arthur T. Jersid: 1978). 
4. Motivasi untuk berkembang. 
Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan untuk kemudian mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. 
5. Model peran. 
Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani karena berinteraksi dengan orang dewasa lainnya. Mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa dan sebaliknya, orang dewasa yang berinteraksi dengan remaja mengikuti garis-garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku orang dewasa. 





Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget