Thursday 17 December 2015

Seperti telah dikemukakan di atas psikologi merupakan ilmu yang tetah mandiri, tidak tergabung dalam ilmu-ilmu lain. Namun demikian, tidak boleh dipandang bahwa psikologi itu sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Dalam hat ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu tersebut.
Psikologi sebagai itmu yang meneropong atau mempetajari keadaan manusia, sudah barang tentu psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain. Manusia sebagai makhluk budaya maka psikologi akan mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu kebudayaan, dengan filsafat, dengan antropologi. Dalam kesempatan ini, akan ditinjau hubungan psikologi dengan beberapa ilmu sebagai berikut:
a. Hubungan Psikologi dengan Biologi 
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi objek dari biologi. Karena biologi berobjekkan benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu, baik biotogi maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu itu meninjau dari sudut yang berlainan, namun pada segi-segi yang tertentu kadang-kadang kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi, khususnya antropobiologi tidak mempelajari tentang proses-proses kejiwaan, dan inilah yang dipelajari oleh psikotogi.

Seperti telah dikemukakan di atas, di samping adanya hal-hal yang berlainan, tampak pula adanya hal-hal yang sama-sama dipelajari atau diperbincangkan oleh kedua ilmu itu, misalnya soal keturunan. Mengenai soal keturunan baik psikotogi maupun antropobiologi juga membicarakan mengenai hal ini. Soal keturunan ditinjau dari segi biotogi adalah hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun-temurundari suatu generasi ke generasi lain; mengenai soal ini misalnya yang terkenal dengan hukum Mendel. Soat keturunan juga dipelajari oleh biologi, antara lain sifat, inteligensi, bakat. Karena itu, kuranglah sempurna kalau kita mempelajari psikotogi tanpa mempelajari biotogi khususnya antropobiologi maupun fisiologi, justru karena ilmu-ilmu ini membantu seseorang untuk mempelajari psikotogi.
b. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi 
Manusia sebagai makhluk sosial juga menjadi objek dari sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, mempelajari manusia di dalam hidup bermasyarakatnya. Karena itu baik psikologi maupun sosiologi yang membicarakan manusia, tidaklah mengherankan kalau pada suatu waktu adanya titik-titik pertemuan dalam meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting adalah hidup bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan psikologinya yakni tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat.

c. Hubungan Psikologi dengan Fillsafat 
Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang ditempuh sebagai satah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. Bahkan sebetulnya dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itu pun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakikat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.
d. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam 
Itmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi. Dengan memisahkan dirt dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, sehingga ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-itmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan alam, yang mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya, beberapa ahli beranggapan bahwa kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan, maka is harus mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh itmu pengetahuan alam. Apa yang ditempuh oleh Weber, Fechner, Wundt sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam lapangan ilmu pengetahuan alam. Metode yang ditempuh oleh Fechner yang dikenat dengan metode psikofisik, suatu metode yang tertua dalam lapangan psikotogi eksperimental, yang banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan (Woodworth, 1951). Pada kenyataannya, karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi mendapatkan kemajuan yang cukup cepat, sehingga psikologi akhirnya dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri tertepas dari filsafat; walaupun akhirnya ternyata bahwa metode ilmu pengetahuan alam kurang mungkin digunakan seluruhnya terhadap psikologi karena adanya perbedaan dalam objeknya. Ilmu pengetahuan alam berobjekkan benda-benda mati, sedangkan psikologi berobjekkan manusia yang hidup, sebagai makhluk yang dinamis, makhluk yang berbudaya, makhluk yang berkembang dan dapat berubah setiap saat.

Seperti telah dikemukakan di atas, psikologi mempunyai hubungan antara lain dengan biologi sosiologi, filsafat, ilmu pengetahuan atam, tetapi ini tidak berarti bahwa psikologi tidak mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain di luar ilmu-ilmu tersebut. Justru karena psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk yang bersegi banyak dan bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tetapi sebaliknya setiap cabang ilmu yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna bila tidak mengambit petajaran dari psikologi. Dengan demikian, akan terdapat hubungan timbal balik. 

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget