Friday, 18 September 2015

Pengertian
Pengetahuan kita tentang seseorang serta harapan kita atas orang-orang lain pertama kali ditentukan oleh kesan yang kita bentuk dan mereka. Pandangan sepintas pada potret seseorang atau pada seseorang yang lewat selintas di hadapan kita akan memberikan gambaran tentang manusia yang bagaimana orang itu, atau mendengar nama saja kita cenderung untuk menggambarkan atau membayangkan seperti apakah pemilik nama itu. Jika dua orang bertemu walau hanya sekejap, mereka saling membentuk kesan satu sama lain. Dalam hubungan selanjutnya, mereka akan membentuk kesan yang lebih mendalam yang menentukan perilaku mereka satu sama lain, apakah mereka akan sering bekerja sama dan sebagainya. Sebagai makhluk sosial kehadiran orang lain memiliki peran dalam kehidupan kita, sehingga kadang kita memerlukan waktu untuk memahami apa yang mereka inginkan, apa yang mereka lakukan, apa yang mereka sukai atau tidak mereka sukai, bagaimana perilaku mereka sekarang dan nanti, dan sebagainya. Kadang penilaian kita benar, namun penilaian kita juga bisa salah atau keliru.
Individu akan menggunakan informasi apa saja yang dapat diperoleh guna membentuk kesan terhadap orang lain, misalnya untuk menilai kepribadiannya serta hipotesis mereka tentang orang yang bagaimanakah mereka itu. Proses ini dinamakan dengan persepsi, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai penglihatan, pengamatan, pemahaman atau tanggapan. Persepsi sosial adalah proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami dan mengetahui oranng lain.

Beberapa definisi lain tentang persepsi sosial adalah:
1. Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian (judgement) atau membangun kesan (impression) mengenai berbagai macam hal yang yang terdapat dalam lapangan penginderaan seseorang. Penilaian atau pembentukan kesan ini adalah dalam upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut (Menurut Harvey & Smith; Wrigthsman & Deaux dalam Wibowo, 1988:2.3).
2. Suatu proses melekatkan atau memberikan makna kepada informasi sensori yang diterima seseorang (Verderber & Verderber dalam Wibowo,1988:2.3). Persepsi memang bermula dan penginderaan. Proses ini dirangsang oleh kehadiran sesuatu atau sekumpulan obyek yang tertangkap oleh alat-alat indera manusia. Informasi yang disalurkan ke dalam alam pikiran kemudian mengalami tahap pengolahan mulai dari seleksi/evaluasi dan organisasi dari rangsang-rangsang yang diterima dan berakhir pada penafsiran atau interpretasi. Aspek kesan pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Manusia pertama-tama berpikir sesuai dengan rasa suka atau tidak suka jika melihat orang lain. Persepsi berlangsung lebih cepat dari proses pengenalan atau berpikir. Oleh karenanya kadangkala persepsi berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya. Taraf ketepatan atau kesesuaian antara persepsi dengan kenyataan yang sesungguhnya biasa disebut dengan "veridikalitas". Proses yang terjadi dalam persepsi adalah proses asosiasi dimana informasi yang didapatkan melalui pengideraan dikaitkan dengan hal-hal yang ada dan pengalaman-pengalaman orang yang bersangkutan (perseptor) dimasa lampau, dimana asosiasi ini terutama bekerja pada tahap penafsiran.

Dalam Psikologi Sosial dipelajari bagaimana orang merespons rangsang-rangsang sosial dimana rangsang-rangsang sosial ini mencakup:
a. Orang atau sekelompok orang berikut ciri-ciri, kualitas, sikap dan perilakunya.
b. Peristiwa-peristiwa sosial dalam pengertian peristiwa-peristiwa yang melibatkan orang-orang, baik secara langsung maupun tidak langsung, norma-norma dan sebagainya (Wibowo, 1988:2.5). Baron & Byrne (2004:38-46) menunjukkan bahwa dalam persepsi sosial difokuskan pada empat aspek Pertama, komunikasi nonverbal (nonverbal communications) yaitu komunikasi antara individu tanpa melibatkan isi bahasa lisan, namun mengandalkan bahasa non lisan dari ekspresi wajah, kontak mata gerak tubuh dan postur. 
Beberapa yang mempengaruhi adalah perubahan mood, emosi, kelelahan (fatigue), penyakit, obat-obatan, yang mempengaruhi cara individu berpikir dan bertindak. Individu cenderung menampilkan perilaku yang berbeda-beda dalam berbagai keadaan emosional. Informasi keadaan psikologis individu sendiri sering kali tampil dalam lima saluran dasar seperti ekspresi wajah (facial expression), kontak mata (eye contact), gerak tubuh (body movement), postur (posture) dan sentuhan (touching). 
Ekspresi wajah sebagai petunjuk menghadirkan enam emosi dasar manusia dengan jelas seperti marah, takut, bahagia, sedih, terkejut dan jijik. Cara menatap atau memandang juga memberikan isyarat bagaimana perasaan seseorang terhadap kita, apakah suka, apakah tidak menyukai kita atau pemalu. Bahasa tubuh menunjukkan keadaan emosional misalnya karena ketegangan emosional, gugup, marah dan sebagainya. Sentuhan dapat ditafsirkan sebagai afeksi, minat seksual, perhatian dan bahkan agresi. Kedua, adalah atribusi (attribution) yaitu proses kompleks dimana kita berusaha memahami alasan-alasan dibalik perilaku orang lain. 
Menurut Kelley (dalam Baron & Byrne, 2004:52) terdapat tiga sumber penting untuk diperhatikan yaitu konsensus, konsistensi dan distingsi. Consensus adalah derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau peristiwa tertentu dengan orang yang sedang kita observasi.
Consistency adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau suatu peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda. 
Distinctiveness adalah derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap. berbagai stimulus atau peristiwa yang berbeda-beda. 
Ketiga, karakteristik pembentukan kesan (impression formation) serta mengelola kesan (impression management). Pembentukan kesan adalah proses dimana kita menyusun kesan tentang seseorang. Manajemen kesan adalah usaha seseorang untuk menampilkan kesan pertama yang disukai orang lain. Keempat, sejauhmana ketepatan persepsi sosial tersebut. Akurasi persepsi sosial ini dapat dilihat dalam proses berpikir kompleks yang biasa kita lakukan berkontribusi terhadap hal ini. Misalnya betapa karakteristik fisik tertentu dapat membuat orang untuk mengembangkan sifat tertentu. Misalnya orang yang sangat menarik diperlakukan ramah oleh orang lain, sehingga rasa percaya dirinya lebih besar dan keyakinan akan kemampuan dirinya juga lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurang menarik.


Fungsi Persepsi Sosial 
1. Membantu kita menghadapi berbagai macam orang dan situasi yang kita temui sehari-hari, persepsi membantu kita untuk tahu dan mengerti hal-hal yang kita hadapi. 
2. Pada diri manusia terdapat kebutuhan yang kuat untuk mengenali dan memperoleh kepastian tentang hal-hal yang ditemuinya, sebagaimana adanya safety needs dalam hirarki kebutuhan Maslow, dan persepsi membuat kita siaga menghadapi kemungkinan yang terjadi. 
3. Dalam interaksi sosial kita tidak hanya sekedar mengerti siapa yang kita hadapi, tetapi perlu juga untuk meramalkan atau mengantisipasikan sikap dan perilaku orang lain, dengan siapa kita berinteraksi, agar  interaksi tersebut berjalan dengan lancar. Untuk pengambilan keputusan yang harus cepat dan tidak ada waktu untuk menganalisis situasi atau peristiwa yang kita temui, setidaknya persepsi dapat kita jadikan pegangan untuk sementara waktu. 

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget