Pengertian
Pengetahuan kita tentang seseorang serta harapan kita atas
orang-orang lain pertama kali ditentukan oleh kesan yang kita bentuk dan
mereka. Pandangan sepintas pada potret seseorang atau pada seseorang yang lewat
selintas di hadapan kita akan memberikan gambaran tentang manusia yang
bagaimana orang itu, atau mendengar nama saja kita cenderung untuk
menggambarkan atau membayangkan seperti apakah pemilik nama itu. Jika dua orang
bertemu walau hanya sekejap, mereka saling membentuk kesan satu sama lain.
Dalam hubungan selanjutnya, mereka akan membentuk kesan yang lebih mendalam
yang menentukan perilaku mereka satu sama lain, apakah mereka akan sering
bekerja sama dan sebagainya. Sebagai makhluk sosial kehadiran orang lain
memiliki peran dalam kehidupan kita, sehingga kadang kita memerlukan waktu
untuk memahami apa yang mereka inginkan, apa yang mereka lakukan, apa yang
mereka sukai atau tidak mereka sukai, bagaimana perilaku mereka sekarang dan
nanti, dan sebagainya. Kadang penilaian kita benar, namun penilaian kita juga
bisa salah atau keliru.
Individu akan menggunakan informasi apa saja yang dapat
diperoleh guna membentuk kesan terhadap orang lain, misalnya untuk menilai
kepribadiannya serta hipotesis mereka tentang orang yang bagaimanakah mereka
itu. Proses ini dinamakan dengan persepsi, yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai penglihatan, pengamatan, pemahaman atau tanggapan.
Persepsi sosial adalah proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami dan
mengetahui oranng lain.
Beberapa definisi lain tentang persepsi sosial adalah:
1. Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian
(judgement) atau membangun kesan (impression) mengenai berbagai macam hal yang
yang terdapat dalam lapangan penginderaan seseorang. Penilaian atau pembentukan
kesan ini adalah dalam upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut (Menurut
Harvey & Smith; Wrigthsman & Deaux dalam Wibowo, 1988:2.3).
2. Suatu proses melekatkan atau memberikan makna kepada
informasi sensori yang diterima seseorang (Verderber & Verderber dalam
Wibowo,1988:2.3). Persepsi memang bermula dan penginderaan. Proses ini
dirangsang oleh kehadiran sesuatu atau sekumpulan obyek yang tertangkap oleh
alat-alat indera manusia. Informasi yang disalurkan ke dalam alam pikiran
kemudian mengalami tahap pengolahan mulai dari seleksi/evaluasi dan organisasi
dari rangsang-rangsang yang diterima dan berakhir pada penafsiran atau
interpretasi. Aspek kesan pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi.
Manusia pertama-tama berpikir sesuai dengan rasa suka atau tidak suka jika
melihat orang lain. Persepsi berlangsung lebih cepat dari proses pengenalan
atau berpikir. Oleh karenanya kadangkala persepsi berbeda dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Taraf ketepatan atau kesesuaian antara persepsi dengan kenyataan
yang sesungguhnya biasa disebut dengan "veridikalitas". Proses yang
terjadi dalam persepsi adalah proses asosiasi dimana informasi yang didapatkan
melalui pengideraan dikaitkan dengan hal-hal yang ada dan pengalaman-pengalaman
orang yang bersangkutan (perseptor) dimasa lampau, dimana asosiasi ini terutama
bekerja pada tahap penafsiran.
Dalam Psikologi Sosial dipelajari bagaimana orang merespons
rangsang-rangsang sosial dimana rangsang-rangsang sosial ini mencakup:
a. Orang atau sekelompok orang berikut ciri-ciri, kualitas,
sikap dan perilakunya.
b. Peristiwa-peristiwa sosial dalam pengertian
peristiwa-peristiwa yang melibatkan orang-orang, baik secara langsung maupun
tidak langsung, norma-norma dan sebagainya (Wibowo, 1988:2.5). Baron &
Byrne (2004:38-46) menunjukkan bahwa dalam persepsi sosial difokuskan pada
empat aspek Pertama, komunikasi nonverbal (nonverbal communications) yaitu
komunikasi antara individu tanpa melibatkan isi bahasa lisan, namun
mengandalkan bahasa non lisan dari ekspresi wajah, kontak mata gerak tubuh dan
postur.
Beberapa yang mempengaruhi adalah perubahan mood, emosi, kelelahan
(fatigue), penyakit, obat-obatan, yang mempengaruhi cara individu berpikir dan
bertindak. Individu cenderung menampilkan perilaku yang berbeda-beda dalam
berbagai keadaan emosional. Informasi keadaan psikologis individu sendiri
sering kali tampil dalam lima saluran dasar seperti ekspresi wajah (facial
expression), kontak mata (eye contact), gerak tubuh (body movement), postur
(posture) dan sentuhan (touching).
Ekspresi wajah sebagai petunjuk menghadirkan
enam emosi dasar manusia dengan jelas seperti marah, takut, bahagia, sedih,
terkejut dan jijik. Cara menatap atau memandang juga memberikan isyarat
bagaimana perasaan seseorang terhadap kita, apakah suka, apakah tidak menyukai
kita atau pemalu. Bahasa tubuh menunjukkan keadaan emosional misalnya karena
ketegangan emosional, gugup, marah dan sebagainya. Sentuhan dapat ditafsirkan
sebagai afeksi, minat seksual, perhatian dan bahkan agresi. Kedua, adalah atribusi
(attribution) yaitu proses kompleks dimana kita berusaha memahami alasan-alasan
dibalik perilaku orang lain.
Menurut Kelley (dalam Baron & Byrne, 2004:52)
terdapat tiga sumber penting untuk diperhatikan yaitu konsensus, konsistensi
dan distingsi. Consensus adalah derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap
stimulus atau peristiwa tertentu dengan orang yang sedang kita observasi.
Consistency adalah derajat kesamaan reaksi seseorang
terhadap suatu stimulus atau suatu peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda.
Distinctiveness adalah derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap. berbagai
stimulus atau peristiwa yang berbeda-beda.
Ketiga, karakteristik pembentukan
kesan (impression formation) serta mengelola kesan (impression management).
Pembentukan kesan adalah proses dimana kita menyusun kesan tentang seseorang.
Manajemen kesan adalah usaha seseorang untuk menampilkan kesan pertama yang
disukai orang lain. Keempat, sejauhmana ketepatan persepsi sosial tersebut.
Akurasi persepsi sosial ini dapat dilihat dalam proses berpikir kompleks yang
biasa kita lakukan berkontribusi terhadap hal ini. Misalnya betapa
karakteristik fisik tertentu dapat membuat orang untuk mengembangkan sifat
tertentu. Misalnya orang yang sangat menarik diperlakukan ramah oleh orang lain,
sehingga rasa percaya dirinya lebih besar dan keyakinan akan kemampuan dirinya
juga lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurang menarik.
Fungsi Persepsi Sosial
1. Membantu kita menghadapi berbagai
macam orang dan situasi yang kita temui sehari-hari, persepsi membantu kita
untuk tahu dan mengerti hal-hal yang kita hadapi.
2. Pada diri manusia terdapat
kebutuhan yang kuat untuk mengenali dan memperoleh kepastian tentang hal-hal
yang ditemuinya, sebagaimana adanya safety needs dalam hirarki kebutuhan
Maslow, dan persepsi membuat kita siaga menghadapi kemungkinan yang terjadi.
3.
Dalam interaksi sosial kita tidak hanya sekedar mengerti siapa yang kita
hadapi, tetapi perlu juga untuk meramalkan atau mengantisipasikan sikap dan
perilaku orang lain, dengan siapa kita berinteraksi, agar interaksi tersebut berjalan dengan lancar.
Untuk pengambilan keputusan yang harus cepat dan tidak ada waktu untuk
menganalisis situasi atau peristiwa yang kita temui, setidaknya persepsi dapat
kita jadikan pegangan untuk sementara waktu.
0 comments:
Post a Comment