Dalam mengamati
dunia sosial, kita seringkali melakukan perkiraan, dugaan, melakukan
perbandingan, berusaha mengingat kembali dan sebagainya. Misalnya saat kita
berkunjung di satu daerah barn yang kita belum pernah mengunjunginya. Maka kita
akan melakukan pengamatan awal untuk mengetahui bagaimana kebiasaan mereka.
Mengamati dengan seksama bagaimana mereka melakukan penyambutan terhadap kita,
melihat sekeliling kita bagaimana orang-orang akan berperilaku, mengingat-ingat
hal-hal yang mirip dengan situasi yang kita alami di masa lalu dan sebagainya.
Hal inilah yang
disebut dengan skema, yaitu struktur mental yang membantu kita mengorganisasi
informasi sosial dan yang menuntun pemrosesannya. Secara umum skema berkisar
pada suatu subyek atau tema tertentu. Skema adalah kerangka mental yang
berpusat pada tema-tema spesifik yang dapat membantu kita mengorganisasi
informasi sosial (Baron & Byrne, 2004: 81). Skema bisa dibentuk oleh budaya
dimana kita tinggal, misalnya dalam contoh diatas kita membandingkan budaya di
tempat asal kita dengan budaya yang ada di daerah barn. Ketika skema terbentuk,
skema akan sangat berpengaruh pada beberapa aspek kognisi sosial sehingga akan
sangat berpengaruh pada beberapa aspek kognisi sosial, sehingga akan
mempengaruhi perilaku sosial kita.
Skema
menimbulkan efek yang kuat pada tiga proses dasar yaitu perhatian atau atensi
(attention), pengkodean (encoding) dan mengingat kembali (retrieveal). Atensi
berkaitan dengan informasi yang kita perhatikan. Dalam hubungannya dengan
atensi, skema seringkali berperan sebagai sejenis penyaring: informasi yang
konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin untuk masuk ke
dalam kesadaran kita sedangkan informasi yang tidak cocok dengan skema kita
seringkali diabaikan (kecuali informasi tersebut sangat ekstrem sehingga mau
tak mau hams kita perhatikan).
Pengkodean
adalah proses dimana informasi yang kita perhatikan disimpan dalam ingatan.
Merupakan fakta bahwa informasi yang menjadi fokus atensi kita lebih mungkin
untuk disimpan dalam ingatan jangka panjang. Namun kadang-kadang kita juga
menandai atau mengkode informasi-informasi yang tidak konsisten dengan skema
yang kita temui dan ini kita simpan di lokasi yang berbeda dan kita ben label
"unik". Misalnya kejadian yang sangat lucu, kejadian yang sangat
traumatis atau kejadian yang tidak ingin kita alami lagi.
Mengingat
kembali adalah proses dimana kita mengeluarkan informasi dan ingatan dan
menggunakan untuk keperluan tertentu, misalnya membuat penilaian tentang orang
lain. Secara umum, didukung dengan berbagai hasil penelitian, orang cenderung
untuk mengingat dan menggunakan informasi yang konsisten dengan skema, lebih
banyak dibandingkan dengan yang tidak sesuai skema. Kita perlu memperhatikan
bahwa meskipun skema didasarkan pada pengalaman masa lalu kita (skema
merefleksikan pengetahuan yang didapat dari pengalaman kita di dunia sosial)
dan seringkali membantu kita, skema juga memiliki kelemahan yang serius. Skema
mempengaruhi apa yang kita perhatikan, apa yang masuk dalam ingatan kita dan
pada apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi pada pemahaman kita
terhadap dunia sosial. Skema diantaranya turut berperan dalam pembentukan
prasangka, stereotip pada kelompok-kelompok sosial tertentu, yang seringkali
sulit diubah. Sekali terbentuk skema memiliki efek bertahan (perseverance effect)
tidak berubah bahkan ketika menghadapi informasi yang kontradiktif (Kunda,1995
dalam Baron & Byrne, 2004:82). Efek bertahan dalah kecenderungan atas
keyakinan (belief) dan skema untuk tetap bertahan tidak berubah meskipun
dihadapkan pada informasi yang bertolak belakang.
Terdapat empat
jenis skema (dalam Dayakisni, 2006: 42-44) yaitu:
a.
Self schemas, berisi informasi tentang
karakteristik yang dimiliki diri sendiri yang antara lain berfungsi untuk
mengorganisir ingatan-ingatan yang abstrak dan konkrit tentang diri, serta
mengendalikan pemrosesan informasi yang terkait dengan diri. Misalnya bagaimana
kita mengidentifikasikan apa yang menjadi kebiasaan kita, apakah kita seorang
pelupa sehingga hams mencatat segala sesuatu yang hams kita ingat misalnya.
b.
Person schemas, berisi informasi tentang tipikal
orang dan bermanfaat untuk mengkategorikan orang lain, ingatan perilaku yang
relevan dengan skema mereka dan juga prototype (sejumlah ciri-ciri tentang
seseorang yang dihubungkan dengan keanggotaannya dalam suatu kelompok/kategori)
serta stereotype (ciri khusus pada kelompok orang tertentu). Contohnya di
Banten terdapat sebuah suku asli yaitu Baduy yang setiap tahun melakukan
Upacara Seba yaitu mengunjungi kepala daerah secara berkelompok. Maka dengan
mengidentifikasi penampilannya yang khas, menggunakan warna baju putih untuk
Baduy Dalam dan biro gelap atau hitam untuk Baduy Luar, maka kita mengenali
kekhasan tersebut.
c.
Role schemas, yaitu skema yang berisi konsep
tentang norma-norma dan perilaku yang cocok atau pantas bagi orang-orang
tertentu dari barbagai kategori sosial atau posisi/status (misalnya ras,
gender, usia, pekerjaan, dan lain-lain). Skema ini melibatkan cara kita
mengharapkan orang-orang untuk melakukan tindakan ketika mereka memainkan peran
tertentu. Misalnya apa yang kita harapkan dari seorang dokter, apa yang kita
harapkan dari seorang guru, apa yang kita harapkan dari seorang ustadz, dan
lain-lain tentunya semuanya terkait dengan bagaimana mereka melakukan perannya
dalam kehidupannya sehari-hari.
d.
Event schemas or scripts, berisi pengetahuan
tentang tipe urutan kejadian atau situasi sosial (misalnya pesta, pertandingan
sepakbola, wawancara kerja, dan lain-lain). Skema ini akan membantu kita dalam
memahami dan mengingat beberapa kejadian. Misalnya untuk wawancara kerja
pertama kita hams melakukan pendaftaran dengan menunjukkan surat panggilan
wawancara kerja, setelah itu mengisi data-data yang diperlukan, kemudian
menunggu di ruang tunggu, dipanggil, diwawancara dan seterusnya.
0 comments:
Post a Comment