Sunday 13 September 2015

Dalam mengamati dunia sosial, kita seringkali melakukan perkiraan, dugaan, melakukan perbandingan, berusaha mengingat kembali dan sebagainya. Misalnya saat kita berkunjung di satu daerah barn yang kita belum pernah mengunjunginya. Maka kita akan melakukan pengamatan awal untuk mengetahui bagaimana kebiasaan mereka. Mengamati dengan seksama bagaimana mereka melakukan penyambutan terhadap kita, melihat sekeliling kita bagaimana orang-orang akan berperilaku, mengingat-ingat hal-hal yang mirip dengan situasi yang kita alami di masa lalu dan sebagainya.

Hal inilah yang disebut dengan skema, yaitu struktur mental yang membantu kita mengorganisasi informasi sosial dan yang menuntun pemrosesannya. Secara umum skema berkisar pada suatu subyek atau tema tertentu. Skema adalah kerangka mental yang berpusat pada tema-tema spesifik yang dapat membantu kita mengorganisasi informasi sosial (Baron & Byrne, 2004: 81). Skema bisa dibentuk oleh budaya dimana kita tinggal, misalnya dalam contoh diatas kita membandingkan budaya di tempat asal kita dengan budaya yang ada di daerah barn. Ketika skema terbentuk, skema akan sangat berpengaruh pada beberapa aspek kognisi sosial sehingga akan sangat berpengaruh pada beberapa aspek kognisi sosial, sehingga akan mempengaruhi perilaku sosial kita.


Skema menimbulkan efek yang kuat pada tiga proses dasar yaitu perhatian atau atensi (attention), pengkodean (encoding) dan mengingat kembali (retrieveal). Atensi berkaitan dengan informasi yang kita perhatikan. Dalam hubungannya dengan atensi, skema seringkali berperan sebagai sejenis penyaring: informasi yang konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin untuk masuk ke dalam kesadaran kita sedangkan informasi yang tidak cocok dengan skema kita seringkali diabaikan (kecuali informasi tersebut sangat ekstrem sehingga mau tak mau hams kita perhatikan).

Pengkodean adalah proses dimana informasi yang kita perhatikan disimpan dalam ingatan. Merupakan fakta bahwa informasi yang menjadi fokus atensi kita lebih mungkin untuk disimpan dalam ingatan jangka panjang. Namun kadang-kadang kita juga menandai atau mengkode informasi-informasi yang tidak konsisten dengan skema yang kita temui dan ini kita simpan di lokasi yang berbeda dan kita ben label "unik". Misalnya kejadian yang sangat lucu, kejadian yang sangat traumatis atau kejadian yang tidak ingin kita alami lagi.

Mengingat kembali adalah proses dimana kita mengeluarkan informasi dan ingatan dan menggunakan untuk keperluan tertentu, misalnya membuat penilaian tentang orang lain. Secara umum, didukung dengan berbagai hasil penelitian, orang cenderung untuk mengingat dan menggunakan informasi yang konsisten dengan skema, lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak sesuai skema. Kita perlu memperhatikan bahwa meskipun skema didasarkan pada pengalaman masa lalu kita (skema merefleksikan pengetahuan yang didapat dari pengalaman kita di dunia sosial) dan seringkali membantu kita, skema juga memiliki kelemahan yang serius. Skema mempengaruhi apa yang kita perhatikan, apa yang masuk dalam ingatan kita dan pada apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi pada pemahaman kita terhadap dunia sosial. Skema diantaranya turut berperan dalam pembentukan prasangka, stereotip pada kelompok-kelompok sosial tertentu, yang seringkali sulit diubah. Sekali terbentuk skema memiliki efek bertahan (perseverance effect) tidak berubah bahkan ketika menghadapi informasi yang kontradiktif (Kunda,1995 dalam Baron & Byrne, 2004:82). Efek bertahan dalah kecenderungan atas keyakinan (belief) dan skema untuk tetap bertahan tidak berubah meskipun dihadapkan pada informasi yang bertolak belakang.



Terdapat empat jenis skema (dalam Dayakisni, 2006: 42-44) yaitu:
a.       Self schemas, berisi informasi tentang karakteristik yang dimiliki diri sendiri yang antara lain berfungsi untuk mengorganisir ingatan-ingatan yang abstrak dan konkrit tentang diri, serta mengendalikan pemrosesan informasi yang terkait dengan diri. Misalnya bagaimana kita mengidentifikasikan apa yang menjadi kebiasaan kita, apakah kita seorang pelupa sehingga hams mencatat segala sesuatu yang hams kita ingat misalnya.
b.      Person schemas, berisi informasi tentang tipikal orang dan bermanfaat untuk mengkategorikan orang lain, ingatan perilaku yang relevan dengan skema mereka dan juga prototype (sejumlah ciri-ciri tentang seseorang yang dihubungkan dengan keanggotaannya dalam suatu kelompok/kategori) serta stereotype (ciri khusus pada kelompok orang tertentu). Contohnya di Banten terdapat sebuah suku asli yaitu Baduy yang setiap tahun melakukan Upacara Seba yaitu mengunjungi kepala daerah secara berkelompok. Maka dengan mengidentifikasi penampilannya yang khas, menggunakan warna baju putih untuk Baduy Dalam dan biro gelap atau hitam untuk Baduy Luar, maka kita mengenali kekhasan tersebut.
c.       Role schemas, yaitu skema yang berisi konsep tentang norma-norma dan perilaku yang cocok atau pantas bagi orang-orang tertentu dari barbagai kategori sosial atau posisi/status (misalnya ras, gender, usia, pekerjaan, dan lain-lain). Skema ini melibatkan cara kita mengharapkan orang-orang untuk melakukan tindakan ketika mereka memainkan peran tertentu. Misalnya apa yang kita harapkan dari seorang dokter, apa yang kita harapkan dari seorang guru, apa yang kita harapkan dari seorang ustadz, dan lain-lain tentunya semuanya terkait dengan bagaimana mereka melakukan perannya dalam kehidupannya sehari-hari.

d.      Event schemas or scripts, berisi pengetahuan tentang tipe urutan kejadian atau situasi sosial (misalnya pesta, pertandingan sepakbola, wawancara kerja, dan lain-lain). Skema ini akan membantu kita dalam memahami dan mengingat beberapa kejadian. Misalnya untuk wawancara kerja pertama kita hams melakukan pendaftaran dengan menunjukkan surat panggilan wawancara kerja, setelah itu mengisi data-data yang diperlukan, kemudian menunggu di ruang tunggu, dipanggil, diwawancara dan seterusnya. 


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget