Istilah masa remaja digunakan
untuk menunjukkan masa peralihan dan keter-gantungan dan perlindungan orang
dewasa pada ketergantungan terhadap diri sendiri dan penentuan diri sendiri.
Inilah masa yang sangat penting dalam mempelajari teknik-teknik kehidupan yang
sehat. Masa ini mulai pada usia 12 tahun dan berakhir sekitar usia 17 atau 18
tahun. Masa remaja ditandai dengan munculnya serangkaian perubahan fisiologis
yang kritis, yang membawa indi-vidu pada kematangan fisik dan biologis.
Perubahan-perubahan ini lebih cepat terjadi pada anak perempuan (kadang-kadang
terjadi pada usia 9 atau 10 tahun), sedangkan pada anak laki-laki perubahan itu
mungkin baru terjadi pada usia 12 tahun. Sejalan dengan perubahan-perubahan
biologis yang mendasar itu, tampaklah beberapa perubahan psikologis, misalnya
anak makin tidak ter-gantung pada ikatan-ikatan keluarga, perhatian terhadap
hubungan hetero-seksual meningkat, perasaan frustrasi pada ambang kematangan,
pematangan minat dan ambisi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Perubahan Biologis
Secara umum orang mengatakan
bahwa gejala-gejala perubahan fisik pada remaja merupakan tanda-tanda pubertas.
Istilah pubertas itu sendiri berasal dari kata "pubes" (bahasa Latin)
yang berarti hal yang berhubungan dengan rambut. Jadi, pubertas sebenarnya
memiliki arti yang terbatas karena pada masa ini terjadi pertumbuhan rambut
pada bagian-bagian tertentu dari tubuh anak. Rambut itu tumbuh pada daerah
kemaluan, ketiak, betis; di samping itu juga kumis, cambang, jenggot, mulai
tumbuh pada anak laki-laki.
Tanda-tanda pubertas ini
menunjukkan juga aktivitas dari kelenjar hormon yang makin giat. Peningkatan
aktivitas hormon ini memberikan dampak tidak hanya dalam rambut saja, tetapi
juga dalam perubahan-perubahan bentuk tubuh. Itulah sebabnya kata pubertas digeneralisasikan
sebagai tanda kedewasaan, dan tidak hanya terbatas pada pertumbuhan rambut di
daerah tertentu. Istilah lain yang sering digunakan untuk menunjukkan
kedewasaan seseorang adalah menarche, misalnya menstruasi awal (bagi perempuan)
dan kematangan seksual.
Selain tumbuhnya rambut pada
bagian-bagian badan tertentu dan mens-truasi pada perempuan, dalam proses
pematangan fisik terdapat juga hal-hal lain, misalnya kelenjar keringat pada
daerah ketiak akan mengalami perkem-bangan kematangan sejalan dengan pubertas
(pertumbuhan rambut pada ketiak). Kelenjar keringat ini tidak akan mencapai
kematangan penuh sebelum puber-tas juga mencapai kematangan.
Perubahan buah dada yang
menunjukkan perkembangan merupakan segi yang penting dalam perubahan tubuh ke
arah kedewasaan pada seorang perem-puan. Sulit untuk menentukan mana yang lebih
dulu menunjukkan perubahan: apakah buah dada atau menstruasi pertama. Pada
beberapa orang, menstruasi mengawali perkembangan seksual dan kemudian barn
diikuti oleh perkembang-an dan pertumbuhan buah dada, sedangkan pada beberapa
orang lain justru sebaliknya. Perubahan pada anak laki-laki ialah pertumbuhan
penis dan buah zakar. Pertumbuhan buah zakar biasanya berlangsung lebih awal
daripada per-tumbuhan penis. Kecepatan perbedaan pertumbuhan penis yang sangat
men-colok adalah antara usia 14 dan 15 tahun.
Selain perubahan-perubahan fisik
yang telah diutarakan di atas, masih ada perubahan-perubahan fisik secara umum
yang juga ikut berkembang, misalnya tihggi badan, perubahan-perubahan pada
wajah, perut, pinggul, otot, dan suara makin dalam pada anak laki-laki.
Penyebab gangguan kepribadian
pada anak remaja terletak pada waktu terjadinya, urutannya, dan reaksi anak
terhadapnya dan bukan pada perubahan-perubahan itu sendiri. Anak yang terlalu
cepat matang kadang-kadang kaget, malu, atau merasa bersalah karena munculnya
perubahan itu, terutama kalau dia belum siap untuk memahami arti dari perubahan
tersebut. Sebaliknya, anak yang kematangannya terlambat merasa tidak adekuat
karena dia merasa keting-galan dari teman-teman sebayanya. Adanya
perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja ini tidak begitu saja dapat
diterima. Dia merasakan adanya sesuatu pada dirinya. Dia akan bertanya kepada
orang tuanya atau kepada orang lain yang dianggapnya dapat memberikan
penjelasan yang bisa memuaskan. Orang tua yang kurang memahami atau tidak
bersedia membicarakan perubahan-perubahan ini secara bijaksana dan objektif
(apalagi kebanyakan orang tua merasa tabu kalau membicarakan masalah-masalah
seks) dengan anak akan menambah kesulitan anak.
Fisik yang memadai dan penampilan
tubuh sangat diperhatikan oleh se-orang remaja dan merupakan faktor yang
penting dalam perkembangan dan dalam mempertahankan harga dirinya serta
hubungan-hubungan sosial. Penanganan yang salah terhadap perubahan-perubahan
tubuh pada masa ini dapat menyebabkan pOla-pola kompensasi yang berlebihan atau
penyesuaian diri yang tidak adekuat dalam bidang sosial dan seks kalau dia
mencapai masa dewasa.
Perubahan Psikologis
Masa remaja adalah masa untuk
menguji kemampuan individu dalam melak-sanakan perannya sebagai laki-laki atau
sebagai perempuan dan untuk me-ngembangkan keterampilan-keterampilannya dalam
peran yang cocok. Seba-gian dari kapasitas itu terletak pada perubahan-perubahan
fisik yang telah dijelaskan di atas, tetapi bagian yang lebih besar terletak
pada penyesuaian diri secara psikologis yang dicapai. Perubahan-perubahan
psikologis dapat diutarakan sebagai berikut.
Emosi yang Tidak Stabil
Ketidakseimbangan dalam diri
remaja terutama disebabkan oleh keadaan emosi yang selalu berubah-ubah. Hal ini
menyebabkan orang sulit memahami diri remaja dan remaja sendiri sering tidak
mengerti dirinya sendiri. Suasana hati yang demikian membuat remaja merasa
berada dalam jurang atau menghadapi jalan buntu. Uluran tangan orang lain
sangat diperlukan supaya remaja tidak jatuh lebih dalam untuk melakukan
perbuatan yang nekat atau perbuatan yang merusak diri sendiri. Untuk mencapai
kematangan emosi, remaja harus diajar bagaimana dia dapat menyalurkan emosi dan
suasana hatinya ke dalam bidang- bidang yang konstruktif dan ke dalam
respons-respons yang secara sosial dapat diterima terhadap tuntutan-tuntutan
masyarakat serta memikul tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya tanpa
menyalahkan orang lain.
Perasaan Kosong
Perombakan pandangan hidup yang
diperoleh pada masa sebelumnya mening-galkan perasaan kosong di dalam diri
remaja. Remaja tidak mengetahui pera-saan kosong tersebut. Ini tidak berarti
bahwa remaja tidak dapat mengisi dirinya. Remaja dengan kekosongannya itu
justru terbuka bagi pengaruh lain. Karena keterbukaan ini, remaja bisa menjadi
umpan dan mangsa bagi orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
orang lain.
Masalah Otonomi dan Disiplin
Masalah remaja menjadi rumit pada
masa ini karena ketika dia mendekati kematangan dengan berbagai tanggung jawab,
dia diharapkan mengembangkan otonomi, tetapi dia masih di bawah kontrol orang
tua dan tergantung pada mereka dan keluarganya untuk mendapatkan dukungan.
Setiap pembatasan kegiatan atau hukuman dianggap sebagai ancaman terhadap
kesadaran otonomi dan perasaan bahwa dirinya penting yang mengakibatkan anak
menentang dan memberontak. Keadaan ini menyebabkan rusaknya hubungan baik
dengan keluarga dan menghambat kelancaran komunikasi antara orang tua dan
remaja. Kalau hal ini berlangsung lama dan tidak bisa diatasi, maka muncullah
masalah-masalah penyesuaian diri yang mungkin akan berpengaruh terhadap
kepriba-dian dewasa pada masa yang akan datang.
Mementingkan Diri Sendiri
Perhatian remaja terhadap
pengujian kemampuannya menyebabkan dia me-mentingkan diri sendiri dan perhatian
mementingkan diri sendiri ini kerap kali terungkap pada tingkah laku
egosentrik, mengisolasikan diri, atau introvert. Apabila ada sikap pemahaman
dari pihak keluarga dan diberikan kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman-pengalaman sosial dengan kawan-kawan sebayanya maka anak remaja tadi
dapat menghilangkan semangatnya yang terlampau mementingkan diri sendiri.
Apabila lingkungan yang menguntungkan itu tidak ada, maka penyesuaian diri yang
egosentrik mungkin akan tetap ber-tahan dan menjadi inti dan kepribadian
dewasa.
Canggung Bergaul dan Gerak Kaku
Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan
dalam gerakan sebagai akibat dari perkembangan fisik menyebabkan munculnya
perasaan rendah diri dalam remaja. Perasaan rendah din ini makin bertambah
kalau remaja kurang mampu bergaul, berolah raga, dan melakukan keterampilan
lainnya. Tetapi sering juga tingkah laku remaj a sangat berlebihan (overacting)
untuk menutupi perasaan rendah diri tersebut dan memenuhi kebutuhan bergaul.
Cita-Cita Tinggi
Banyak hal yang diinginkan,
tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. Cita-cita dan angan-angannya
mungkin sampai setinggi langit dan tentu saja tidak mungkin tercapai semuanya.
Cita-cita dan angan-angan yang muluk-muluk ini sering mengakibatkan perasaan
gelisah dalam diri remaja. Untuk menutupi kegelisahan itu, remaja sering
mengadakan mekanisme pelarian diri dengan berfantasi dan membual. Remaja
menutupi prestasi belajar yang tidak memuaskan dirinya dengan membual tentang
keberhasilan yang dilebih-le-b i hkan.
Membentuk Kelompok dan Budaya Kelompok.
Sering terlihat bahwa pembasmian
kelompok (gank) sulit. Kebersamaan dan kegiatan kelompok memberikan dorongan
moral pada sesama remaja. Dia mendapat kekuatan dari keadaan bersama tersebut.
Budaya teman sebaya me-rupakan masa peralihan sebelum sampai pada status orang
dewasa dalam masyarakat. Perkembangan rasa tanggung jawab sangat tergantung
pada kepuasan-kepuasan yang diperolehnya dalam kelompoknya. Kegagalan dalam
bidang ini menyebabkan remaja tadi memiliki perasaan-perasaan tidak adekuat dan
tidak peduli akan tanggung jawabnya.
Hubungan Heteroseksual
Penerangan mengenai masalah seks
yang tidak benar atau tidak memadai mungkin menjadi faktor dalam perkembangan
kesulitan-kesulitan emosional selama masa remaja, lebih-lebih jika
pembicaraan-pembicaraan yang berhu-bungan dengan masalah seks dilarang keras.
Banyak remaja merasa bahwa segala pertanyaan mengenai seks itu tidak pantas dan
memalukan. Kasih sayang orang tua yang berlebih-lebihan biasanya merintangi
remaja untuk mengadakan penyesuaian heteroseksual yang memuaskan karena
menyulitkan dia untuk mempertimbangkan gagasan meninggalkan rumah. Apabila dia
merasa tertarik kepada orang-orang yang tidak sejenis, remaja seperti itu
mungkin akan men-cari sifat-sifat yang mirip dengan yang dimiliki orang tuanya.
Memiliki Keinginan Besar untuk Eksplorasi
Keinginan menjelajahi lingkungan
alam sekitar sering disalurkan melalui pen-jelajahan alam, pendakian gunung dan
juga dalam petualangan-petualangan. Eksplorasi yang dipersiapkan dengan bekal
pengetahuan dan untuk memper-luaskannya perlu dikanbangkan. Eksplorasi dan
petualangan yang tidak diper-siapkan dengan baik sering membawa malapetaka.
Banyak anak remaja terjebak dan mati di pegunungan karena tidak mengetahui
dengan baik daerah pegu-nungan tersebut.
Eksperimentasi
Remaja memiliki dorongan yang
kuat untuk mencoba dan melakukan kegiatan serta perbuatan orang dewasa.
Eksperimentasi yang terbimbing secara kons-truktif bisa menghasilkan pendalaman
ilmu dan penemuan pengetahuan baru.
Pilihan Pekerjaan
Banyak remaja kurang
mempersiapkan diri untuk pekerjaan. Mereka mengikuti pelajaran-pelajaran di
sekolah, tetapi tidak bernilai praktis untuk kehidupan kemudian. Penyesuaian
diri dalam bidang pekerjaan mungkin terhambat oleh pengalaman pendidikan atau
kerja yang terbatas, campur tangan orang tua, tidak ada minat pada anak remaja
atau tidak ada dorongan orang tua, atau remaja itu sendiri tidak mau memikul
tanggung jawab pada masa dewasa.
0 comments:
Post a Comment