Monday 23 November 2015

Istilah masa remaja digunakan untuk menunjukkan masa peralihan dan keter-gantungan dan perlindungan orang dewasa pada ketergantungan terhadap diri sendiri dan penentuan diri sendiri. Inilah masa yang sangat penting dalam mempelajari teknik-teknik kehidupan yang sehat. Masa ini mulai pada usia 12 tahun dan berakhir sekitar usia 17 atau 18 tahun. Masa remaja ditandai dengan munculnya serangkaian perubahan fisiologis yang kritis, yang membawa indi-vidu pada kematangan fisik dan biologis. Perubahan-perubahan ini lebih cepat terjadi pada anak perempuan (kadang-kadang terjadi pada usia 9 atau 10 tahun), sedangkan pada anak laki-laki perubahan itu mungkin baru terjadi pada usia 12 tahun. Sejalan dengan perubahan-perubahan biologis yang mendasar itu, tampaklah beberapa perubahan psikologis, misalnya anak makin tidak ter-gantung pada ikatan-ikatan keluarga, perhatian terhadap hubungan hetero-seksual meningkat, perasaan frustrasi pada ambang kematangan, pematangan minat dan ambisi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Perubahan Biologis
Secara umum orang mengatakan bahwa gejala-gejala perubahan fisik pada remaja merupakan tanda-tanda pubertas. Istilah pubertas itu sendiri berasal dari kata "pubes" (bahasa Latin) yang berarti hal yang berhubungan dengan rambut. Jadi, pubertas sebenarnya memiliki arti yang terbatas karena pada masa ini terjadi pertumbuhan rambut pada bagian-bagian tertentu dari tubuh anak. Rambut itu tumbuh pada daerah kemaluan, ketiak, betis; di samping itu juga kumis, cambang, jenggot, mulai tumbuh pada anak laki-laki.
Tanda-tanda pubertas ini menunjukkan juga aktivitas dari kelenjar hormon yang makin giat. Peningkatan aktivitas hormon ini memberikan dampak tidak hanya dalam rambut saja, tetapi juga dalam perubahan-perubahan bentuk tubuh. Itulah sebabnya kata pubertas digeneralisasikan sebagai tanda kedewasaan, dan tidak hanya terbatas pada pertumbuhan rambut di daerah tertentu. Istilah lain yang sering digunakan untuk menunjukkan kedewasaan seseorang adalah menarche, misalnya menstruasi awal (bagi perempuan) dan kematangan seksual.
Selain tumbuhnya rambut pada bagian-bagian badan tertentu dan mens-truasi pada perempuan, dalam proses pematangan fisik terdapat juga hal-hal lain, misalnya kelenjar keringat pada daerah ketiak akan mengalami perkem-bangan kematangan sejalan dengan pubertas (pertumbuhan rambut pada ketiak). Kelenjar keringat ini tidak akan mencapai kematangan penuh sebelum puber-tas juga mencapai kematangan.
Perubahan buah dada yang menunjukkan perkembangan merupakan segi yang penting dalam perubahan tubuh ke arah kedewasaan pada seorang perem-puan. Sulit untuk menentukan mana yang lebih dulu menunjukkan perubahan: apakah buah dada atau menstruasi pertama. Pada beberapa orang, menstruasi mengawali perkembangan seksual dan kemudian barn diikuti oleh perkembang-an dan pertumbuhan buah dada, sedangkan pada beberapa orang lain justru sebaliknya. Perubahan pada anak laki-laki ialah pertumbuhan penis dan buah zakar. Pertumbuhan buah zakar biasanya berlangsung lebih awal daripada per-tumbuhan penis. Kecepatan perbedaan pertumbuhan penis yang sangat men-colok adalah antara usia 14 dan 15 tahun.
Selain perubahan-perubahan fisik yang telah diutarakan di atas, masih ada perubahan-perubahan fisik secara umum yang juga ikut berkembang, misalnya tihggi badan, perubahan-perubahan pada wajah, perut, pinggul, otot, dan suara makin dalam pada anak laki-laki.
Penyebab gangguan kepribadian pada anak remaja terletak pada waktu terjadinya, urutannya, dan reaksi anak terhadapnya dan bukan pada perubahan-perubahan itu sendiri. Anak yang terlalu cepat matang kadang-kadang kaget, malu, atau merasa bersalah karena munculnya perubahan itu, terutama kalau dia belum siap untuk memahami arti dari perubahan tersebut. Sebaliknya, anak yang kematangannya terlambat merasa tidak adekuat karena dia merasa keting-galan dari teman-teman sebayanya. Adanya perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja ini tidak begitu saja dapat diterima. Dia merasakan adanya sesuatu pada dirinya. Dia akan bertanya kepada orang tuanya atau kepada orang lain yang dianggapnya dapat memberikan penjelasan yang bisa memuaskan. Orang tua yang kurang memahami atau tidak bersedia membicarakan perubahan-perubahan ini secara bijaksana dan objektif (apalagi kebanyakan orang tua merasa tabu kalau membicarakan masalah-masalah seks) dengan anak akan menambah kesulitan anak.
Fisik yang memadai dan penampilan tubuh sangat diperhatikan oleh se-orang remaja dan merupakan faktor yang penting dalam perkembangan dan dalam mempertahankan harga dirinya serta hubungan-hubungan sosial. Penanganan yang salah terhadap perubahan-perubahan tubuh pada masa ini dapat menyebabkan pOla-pola kompensasi yang berlebihan atau penyesuaian diri yang tidak adekuat dalam bidang sosial dan seks kalau dia mencapai masa dewasa.

Perubahan Psikologis
Masa remaja adalah masa untuk menguji kemampuan individu dalam melak-sanakan perannya sebagai laki-laki atau sebagai perempuan dan untuk me-ngembangkan keterampilan-keterampilannya dalam peran yang cocok. Seba-gian dari kapasitas itu terletak pada perubahan-perubahan fisik yang telah dijelaskan di atas, tetapi bagian yang lebih besar terletak pada penyesuaian diri secara psikologis yang dicapai. Perubahan-perubahan psikologis dapat diutarakan sebagai berikut.
Emosi yang Tidak Stabil
Ketidakseimbangan dalam diri remaja terutama disebabkan oleh keadaan emosi yang selalu berubah-ubah. Hal ini menyebabkan orang sulit memahami diri remaja dan remaja sendiri sering tidak mengerti dirinya sendiri. Suasana hati yang demikian membuat remaja merasa berada dalam jurang atau menghadapi jalan buntu. Uluran tangan orang lain sangat diperlukan supaya remaja tidak jatuh lebih dalam untuk melakukan perbuatan yang nekat atau perbuatan yang merusak diri sendiri. Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus diajar bagaimana dia dapat menyalurkan emosi dan suasana hatinya ke dalam bidang- bidang yang konstruktif dan ke dalam respons-respons yang secara sosial dapat diterima terhadap tuntutan-tuntutan masyarakat serta memikul tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya tanpa menyalahkan orang lain.

Perasaan Kosong
Perombakan pandangan hidup yang diperoleh pada masa sebelumnya mening-galkan perasaan kosong di dalam diri remaja. Remaja tidak mengetahui pera-saan kosong tersebut. Ini tidak berarti bahwa remaja tidak dapat mengisi dirinya. Remaja dengan kekosongannya itu justru terbuka bagi pengaruh lain. Karena keterbukaan ini, remaja bisa menjadi umpan dan mangsa bagi orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain.
Masalah Otonomi dan Disiplin
Masalah remaja menjadi rumit pada masa ini karena ketika dia mendekati kematangan dengan berbagai tanggung jawab, dia diharapkan mengembangkan otonomi, tetapi dia masih di bawah kontrol orang tua dan tergantung pada mereka dan keluarganya untuk mendapatkan dukungan. Setiap pembatasan kegiatan atau hukuman dianggap sebagai ancaman terhadap kesadaran otonomi dan perasaan bahwa dirinya penting yang mengakibatkan anak menentang dan memberontak. Keadaan ini menyebabkan rusaknya hubungan baik dengan keluarga dan menghambat kelancaran komunikasi antara orang tua dan remaja. Kalau hal ini berlangsung lama dan tidak bisa diatasi, maka muncullah masalah-masalah penyesuaian diri yang mungkin akan berpengaruh terhadap kepriba-dian dewasa pada masa yang akan datang.
Mementingkan Diri Sendiri
Perhatian remaja terhadap pengujian kemampuannya menyebabkan dia me-mentingkan diri sendiri dan perhatian mementingkan diri sendiri ini kerap kali terungkap pada tingkah laku egosentrik, mengisolasikan diri, atau introvert. Apabila ada sikap pemahaman dari pihak keluarga dan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman sosial dengan kawan-kawan sebayanya maka anak remaja tadi dapat menghilangkan semangatnya yang terlampau mementingkan diri sendiri. Apabila lingkungan yang menguntungkan itu tidak ada, maka penyesuaian diri yang egosentrik mungkin akan tetap ber-tahan dan menjadi inti dan kepribadian dewasa.
Canggung Bergaul dan Gerak Kaku
 Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan sebagai akibat dari perkembangan fisik menyebabkan munculnya perasaan rendah diri dalam remaja. Perasaan rendah din ini makin bertambah kalau remaja kurang mampu bergaul, berolah raga, dan melakukan keterampilan lainnya. Tetapi sering juga tingkah laku remaj a sangat berlebihan (overacting) untuk menutupi perasaan rendah diri tersebut dan memenuhi kebutuhan bergaul.
Cita-Cita Tinggi
Banyak hal yang diinginkan, tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. Cita-cita dan angan-angannya mungkin sampai setinggi langit dan tentu saja tidak mungkin tercapai semuanya. Cita-cita dan angan-angan yang muluk-muluk ini sering mengakibatkan perasaan gelisah dalam diri remaja. Untuk menutupi kegelisahan itu, remaja sering mengadakan mekanisme pelarian diri dengan berfantasi dan membual. Remaja menutupi prestasi belajar yang tidak memuaskan dirinya dengan membual tentang keberhasilan yang dilebih-le-b i hkan.
Membentuk Kelompok dan Budaya Kelompok.
Sering terlihat bahwa pembasmian kelompok (gank) sulit. Kebersamaan dan kegiatan kelompok memberikan dorongan moral pada sesama remaja. Dia mendapat kekuatan dari keadaan bersama tersebut. Budaya teman sebaya me-rupakan masa peralihan sebelum sampai pada status orang dewasa dalam masyarakat. Perkembangan rasa tanggung jawab sangat tergantung pada kepuasan-kepuasan yang diperolehnya dalam kelompoknya. Kegagalan dalam bidang ini menyebabkan remaja tadi memiliki perasaan-perasaan tidak adekuat dan tidak peduli akan tanggung jawabnya.
Hubungan Heteroseksual
Penerangan mengenai masalah seks yang tidak benar atau tidak memadai mungkin menjadi faktor dalam perkembangan kesulitan-kesulitan emosional selama masa remaja, lebih-lebih jika pembicaraan-pembicaraan yang berhu-bungan dengan masalah seks dilarang keras. Banyak remaja merasa bahwa segala pertanyaan mengenai seks itu tidak pantas dan memalukan. Kasih sayang orang tua yang berlebih-lebihan biasanya merintangi remaja untuk mengadakan penyesuaian heteroseksual yang memuaskan karena menyulitkan dia untuk mempertimbangkan gagasan meninggalkan rumah. Apabila dia merasa tertarik kepada orang-orang yang tidak sejenis, remaja seperti itu mungkin akan men-cari sifat-sifat yang mirip dengan yang dimiliki orang tuanya.
Memiliki Keinginan Besar untuk Eksplorasi
Keinginan menjelajahi lingkungan alam sekitar sering disalurkan melalui pen-jelajahan alam, pendakian gunung dan juga dalam petualangan-petualangan. Eksplorasi yang dipersiapkan dengan bekal pengetahuan dan untuk memper-luaskannya perlu dikanbangkan. Eksplorasi dan petualangan yang tidak diper-siapkan dengan baik sering membawa malapetaka. Banyak anak remaja terjebak dan mati di pegunungan karena tidak mengetahui dengan baik daerah pegu-nungan tersebut.
Eksperimentasi
Remaja memiliki dorongan yang kuat untuk mencoba dan melakukan kegiatan serta perbuatan orang dewasa. Eksperimentasi yang terbimbing secara kons-truktif bisa menghasilkan pendalaman ilmu dan penemuan pengetahuan baru.
Pilihan Pekerjaan

Banyak remaja kurang mempersiapkan diri untuk pekerjaan. Mereka mengikuti pelajaran-pelajaran di sekolah, tetapi tidak bernilai praktis untuk kehidupan kemudian. Penyesuaian diri dalam bidang pekerjaan mungkin terhambat oleh pengalaman pendidikan atau kerja yang terbatas, campur tangan orang tua, tidak ada minat pada anak remaja atau tidak ada dorongan orang tua, atau remaja itu sendiri tidak mau memikul tanggung jawab pada masa dewasa. 

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget