Irving Janis (1971) menyatakan
bahwa pemikiran kelompok (grupthink) adalah mode dari pemikiran bahwa
orang-orang bersatu pada saat pencarian persetujuan menjadi dominan dalam
kelompok kohesif yang cenderung berlebihan dalam penilaian realistis dan
tingkah alternatif, akkibatnya ketika proses pembuatan keputusan ini kurang
baik maka besar kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang merugikan (dalam
Sarwono, 2001:119 dan Myers, 2012:389).
Adapun gejala-gejala pikiran
kelompok adalah sebagai berikut:
1. Persepsi yang keliru (ilusi)
bahwa kelompok tidak akan terkalahkan.
2. Rasionalisasi (membenarkan
hal-hal yang salah sebagai sesuatu yang seakan-akan masuk akal) kolektif.
3. Percaya kepada moralitas
terpendam yang ada dalam diri kelompok.
4. Stereotip terhadap kelompok
lain (out group).
5. Tekanan langsung terhadap
anggota yang berbeda pendapatnya dari pendapat kelompok.
6. Sensor diri sendiri terhadap
penyimpangan dari konsensus kelompok.
7. Ilusi bahwa semua anggota
kelompok sepakat dan bersuara bulat.
8. Otomatis menjaga mental untuk
mencegah atau menyaring informasi-informasi yang tidak mendukung.
Dampak pikiran kelompok terhadap
pembuatan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Diskusi terbatas hanya pada
beberapa alternatif saja.
2. Pemecahan yang sejak semula
sudah cenderung dipilih tidak dievaluasi atau dikaji ulang.
3. Alternatif yang sejak semula
ditolak tidak pernah dipertimbangkan kembali.
4. Tidak pernah mencari atau
meminta pendapat ahli.
5. Kalau ada nasihat atau
pertimbangan lain, penerimaannya diseleksi karena ada bias pada pihak anggota.
6. Tidak melihat
kemungkinan-kemungkinan bagaimana kelompok lain atau lawan akan bereaksi
sehingga tidak menyiapkan rencana pengamanan atau langkah-langkah darurat.
7. Sasaran tidak disurvei dengan
lengkap dan sempurna. (Sarwono, 2001:122-123)
Untuk pencegahan pikiran kelompok
dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bersikap netral-jangan
mendukung posisi manapun.
2. Mendorong evaluasi kritis,
bagaimana keberatan dan keraguan para anggota kelompok.
3. Pada saat-saat tertentu
kelompok dipecah, diminta untuk berdiskusi secara terpisah sebelum kemudian
dipertemukan kembali dalam sate kelompok besar atau dalam keadaan yang berbeda.
4. Menerima kritikan dari para
ahli dan rekan sejawat.
5. Sebelum mengimplementasikan
hasil-hasil diskusi atau kesepakatan kelompok, ingatlah suatu "perubahan
kedua" untuk mengungkapkan setiap keraguan (Myers, 2012:393).
Seluruh proses ini memang akan
membutuhkan waktu yang lebih lama, namun akhirnya akan memperlihatkan kurangnya
kesalahan-kesalahan dan lebih efektif. Pikiran kelompok (group think) hams
diubah menjadi pikiran tim (team think) dan untuk memberi kesempatan kepada
pelaksanaan prosedur dengan sebaik-baiknyaharus dikurangi desakan keterbatasan
waktu atau time pressure (Neck & Moorhead, 1995 dalam Sarwono,
2001:123-124).
0 comments:
Post a Comment