Kelompok adalah dua orang atau
lebih yang untuk beberapa waktu yang cukup lama saling berinteraksi dan
memengaruhi satu sama lain dan memandang satu sama lain sebagai
"kita" (Myers, 2012:354). Terdapat beberapa contoh jenis agregat
sosial:
a. Agregat statistik, yaitu
pengelompokan untuk menganalisis seluruh anggota suatu kategori sosial
tertentu, misalnya kelompok usia, kelompok jenis kelamin, kelompok
berpendapatan tinggi, dan sebagainya.
b. Audiens, yaitu bagian dan
kelompok hadirin yang sama, meskipun mereka tidak saling mengetahui dan
berinteraksi. Misalnya pendengar radio, penonton televisi, dan sebagainya.
c. Kerumunan (crowd), adalah
sekelompok orang yang berada dalam kedekatan fisik dan bereaksi terhadap
stimulus atau situasi umum. Misalnya antrian di pasar swalayan, orang yang berkumpul
karena ada kecelakaan dan sebagainya.
d. Tim, yaitu sekelompok orang
yang secara teratur berinteraksi dalam kaitannya dengan aktivitas atau tujuan
tertentu misalnya tim bulutangkis, kelompok kerja dan lain-lain.
e. Keluarga, yaitu sekelompok
orang yang diikat oleh hubungan kelahiran atau aturan hukum dan biasanya
tinggal bersama dalam suatu tempat.
f. Organisasi formal,
merupakanagregat yang lebih besardari orang-orang yang sering bekerja
bersama-sama dengan cara yang terstruktur jelas dalam usaha mencapai tujuan
bersama. Misalnya sekolah, kantor atau instansi, partai politik dan lain-lain.
Kelompok adalah agregat sosial
dimana anggota-anggotanya saling tergantung, dan setidaknya mempunyai potensi
untuk melakukan interaksi satu sama lain. Kelompok terkecil adalah diad atau
pasangan. Dalam kelompok terdapat kekompakan yaitu kekuatan, baik positif
maupun negatif, yang menyebabkan para anggota menetap dalam suatu kelompok.
Daya tank antarpribadi yang terdapat diantara anggota kelompok merupakan kekuatan
yang positif. Motivasi orang untuk tetap tinggal dalam kelompok juga
dipengaruhi oleh tujuan instrumental kelompok itu. Kekompakan juga dipengaruhi
oleh sejauhmana kelompok berinteraksi secara efektif dan selaras. Terdapatnya
suatu kekuatan negatif juga mempengaruhi kekompakan. Kadangkala orang memilih
tetap tinggal dalam kelompok karena kerugian yang akan ditanggung bila is
keluar dari kelompok tersebut serta tidak adanya pilihan.
Pengaruh kolektif ini meliputi
fasilitasi sosial, kemalasan sosial dan deindividuasi. Fasilitasi sosial adalah
(1) kecenderungan bagai seseorang
untuk menampilkan tugas-tugas yang sederhana atau telah dipelajari dengan baik,
secara lebih baik ketika orang lain ada diantara mereka dan
(2) penguatan respons-respon
dominan melalui keberadaan orang lain. Contohnya anak-anak yang memacu
sepedanya lebih cepat ketika pulang sekolah ketika mengetahui ada teman-teman
lain yang juga bersepeda menuju rumahnya masing-masing. Begitu juga dalam
perlombaan lari, dimana kehadiran orang lain mengancam posisi orang tersebut
untuk menjadi juaranya.
Kemalasan sosial adalah
kecenderungan bagi orang-orang untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit
ketika mereka mengumpulkan usaha mereka untuk mencapai suatu tujuan yang sama
dibandingkan jika mereka secara individual diperhitungkan. Misalnya dalam lomba
tank tambang, ketika orang pertama menarik lebih pelan ketika mereka berpikir
orang di belakang mereka akan menarik juga. Usaha ini semakin berkurangg
manakala dia berpikir orang-orang yang ada di belakangnya menarik tali tambang
dengan lebih keras.
Deindividuasi adalah hilangnya
kewaspadaan din dan penangkapan evaluasi, terjadi dalam situasi kelompok yang
mendukung respons terhadap norma kelompok, baik atau buruk. Misalnya dalam
pertandingan sepakbola yang disaksikan ribuan penonton maka teriakan mengumpat
pemain atau terhadap wasit dengan berani dilakukan oleh orang-orang tertentu
karena dalam situasi massa seperti itu cenderung tidak terlalu mengenal satu
sama lain (anonim).
apakah kelompok sosial itu mampu memberikan dampak perilaku ke diri seseorang ?
ReplyDelete