Sunday, 13 December 2015

Dengan pertanyaan tersebut penulis ingin mengemukakan bagai-mana korelasi antara intelijensi seseorang dengan kehidupannya. Dalam kenyataan sebenarnya sulit untuk menentukannya. Me-mang kecerdasan/intelijensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks. Intelijensi bukan satu-satunya faktor yang me-nentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain.
Faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan, tidak dapat kita abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelijensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula.
Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Banyak di antara orang-orang yang sebenarnya me-miliki intelijensi yang cukup tinggi, tetapi tidak mendapat kemaju-an dalam kehidupannya. Ini disebabkan/karena misalnya, ke-kurang-mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyara-kat, atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga tidak/ kurang adanya usaha untuk mencapainya.

Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki inteli-jensi yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidup-an yang lebih layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang mengganggu atau yang merintanginya. Akan tetapi intelijensi yang rendah menghambat pula usaha se-seorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya.
Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: 
Kecerdasan atau intelijensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.

Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap. antara tingkatan intelijensi dengan tingkat kehidupan seseorang. Dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan ahli antropologi dan psikologi, juga masih disangsikan adanya korelasi yang tetap antara bentuk/berat otak dengan intelijensi, antara bentuk tubuh dengan dasar kejahatan dan antara intelijensi dengan kemiskinan.

Related Posts:

  • PERILAKU ABNORMAL MENUNURUT PENDEKATAN KOGNITIF Pandangan kognitif menjelaskan tingkah laku abnormal berdasarkan pikiran-pikiran yang keliru dan proses-proses pikiran yang kalut (Beck & Emery, 1985). Biasanya masalah-masalah yang berkenaan dengan pikiran dianggap seba… Read More
  • KEPRIBADIAN DAN PENYESUAIAN DIRI Alexander Schneiders, seorang pengarang yang ternama, menulis: "Kepri-badian adalah kunci untuk menyesuaikan diri dan kesehatan mental. Kepriba-dian sehat, yang berkembang dan terintegrasi dengan baik merupakan jaminan untuk… Read More
  • KEPRIBADIAN PADA MASA BAYI Masa bayi adalah masa ketakberdayaan dan ketergantungan di mana pada waktu itu fungsi bayi hanya semata-mata tertuju kepada pemuasan kebutuhan fisiknya. Masa ini biasanya berlangsung dari kelahiran sampai usia 2 tahun, di ma… Read More
  • PERILAKU ABNORMAL BERDASARKAN PENDEKATAN SOSIO-BUDAYA Pandangan para ahli teori sosio-budaya hampir sama dengan pandangan para humanis dan para eksistentialis. Mereka juga berbicara mengenai perasaan-perasaan alienasi. Tetapi, para eksistensialis berbicara mengenai hubunga… Read More
  • PEMIKIRAN KELOMPOK Irving Janis (1971) menyatakan bahwa pemikiran kelompok (grupthink) adalah mode dari pemikiran bahwa orang-orang bersatu pada saat pencarian persetujuan menjadi dominan dalam kelompok kohesif yang cenderung berlebihan dalam … Read More

1 comment:

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget