Sunday, 13 December 2015

Tes Intelijensi
Dapatkah intelijensi atau kecerdasan itu diukur? Bagaimana kita dapat menentukan cerdas tidaknya seseorang? Salah satu cara ialah dengan menggunakan tes yang disebut: Tes Intelijensi.
Orang yang berjasa menemukan tes intelijensi pertama kali ialah seorang dokter bangsa Perancis: Alfred Binet dan pembantu-nya Simon. Sehingga tesnya terkenal dengan nama Tes Binet-Simon. Seri tes dari Binet Simon ini, pertama kali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama: "Chelle matrique de l'inte-ligence" atau Skala Pengukur Kecerdasan. Tes Biner-Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompok-kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun). Pertanyaan-pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah. (Mengapa?) Seperti:
·         Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang,
·         Mengulang deretan angka-angka,
·         Memperbandingkan berat timbangan,
·         Menceriterakan isi gambar-gambar,
·         Menyebutkan nama bermacam-macam warna.
·         Menyebut harga mata uang, - dan sebagainya.
Dengan tes semacam inilah usia kecerdasan seseorang diukur/ ditentukan. Dari basil tes itu ternyata tidak tentu bahwa usia kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya (usia kalender). Se-hingga dengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan I.Q. (Inteligentie Quotient) pada tiap-tiap orang/ anak.
Tes Binet-Simon ini kemudian terkenal ke mana-mana. Di Jerman, di Inggris, dan terutama di Amerika, tes tersebut banyak digunakan dan diperbaharui/dikembangkan sesuai dengan ke-butuhan dan keadaan daerah masing-masing. Orang yang ter-kenal dalam mengembangkan tes intelijensi ini antara lain Bober-tag (Jerman), Weahler (Inggris), dan Terman (Amerika).
Dewasa ini perkembangan tes itu telah demikian majunya sehingga sekarang terdapat beratus-ratus macam tes, baik yang berupa tes verbal maupun non-verbal. Juga di negeri kita sudah mulai banyak dipergunakan tes-tes (pada umumnya masih me-rupakan saduran teS luar negeri) dalam lapangan pendidikan mau-pun dalam memilih jabatan-jabatan tertentu.
Untuk lebih mengetahui dan memperdalam tes itu dibutuh-kan suatu studi yang khusus. Sesuai dengan maksud buku ini, hal itu tidak akan dibicarakan lebih lanjut.
Hasil-hasil Penyelidikan Intelijensi
Dari hasil penyelidikan intelijensi yang dilakukan oleh para ahli psikologi, didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan dan pengajaran:
a. Mungkin ada benarnya, pendapat yang mengatakan intelijensi itu bergantung kepada dasar dan keturunan (hereditas); tetapi dengan arti bahwa tiap orang karena hereditasnya mem-punyai batas kecerdasan yang tidak dapat dilampaui, bagai-manapun baiknya pendidikan.
b. Tercapai atau tidaknya batas kecerdasan atau batas kemampu-an pikiran seseorang dipengaruhi pula oleh faktor-faktor dari luar. Pertumbuhan jiwa tidak hanya terjadi dengan sendirinya karena kekuatan dari dalam saja, tetapi juga karena kekuatan dari luar, antara lain pendidikan dan pengajaran yang baik.
c. Adanya kekuatan tumbuh dari dalam itu harus kita akui, tiap-tiap anak mengalami perkembangan dalam pertumbuh-an intelijensinya. Artinya: pengertian bertambah dan akhir-nya dapat mtmakai pengertian itu sebagai alat berpikir. Te-tapi pertumbuhan jiwa anak itu berlain-lainan; ada yang cepat, ada yang lambat dan ada yang sedang saja.

d. Mendapatkan sendiri suatu paham yang baru adalah jauh lebih sukar daripada pemahaman pendapat-pendapat orang lain yang sudah ada. Dengan kata lain: Pada umumnya manu-sia lebih banyak dan lebih mudah menggunakan intelijensi eksekutif (kemampuan mengikuti pikiran orang lain) daripada intelijensi kreatif atau intelijensi inventifnya.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget