Sunday, 13 December 2015

Dalam penyelidikannya tentang intelijensi, Kohler mengadakan eksperimen-eksperimen dengan, hewan. Seekor simpanse (semacam beruk yang besar) dikurung di dalam kandang. Di luar kandang itu ditaruh sebuah pisang yang tidak terjangkau oleh binatang itu. Di dalam kandang itu terdapat sebatang tongkat. Terlihat oleh Kohler bahwa simpanse itu berbuat demikian: Ia menjangkau pisang itu tetapi tangannya tidak sampai; lama ia menengok-nengok sekelilingny- a, seolah-solah seperti gelisah ; tampak oleh-nya sebatang tongkat. Diraihnya pisang itu dengan tongkat, di-makannya pisang itu, tongkat itu dilemparkannya.
Setelah percobaan itu dipersukar (dengan menggunakan dua buah tongkat yang bisa disambungnya), ternyata hanya seekor simpanse saja yaitu: si "Sultan" yang terpintar. Ia dapat mencapai pisang itu dengan menghubungkan kedua tongkat itu. Percobaan itu dilanjutkan:
Sekarang pisang itu digantungkan di atas kandang (di langit-langit). Di dalam kandang itu diletakkan sebuah peti kosong. Bagaimana dilakukan simpanse itu? Ia melompat-lompat berusaha mencapai pisang itu, tetapi tidak terjangkau karena tingginya. Setelah berkali-kali ia berbuat demikian dan ternyata sia-sia saja, ia duduk, seolah-olah termenung. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Sekonyong-konyong melornpatlah ia ke arah peti di sudut kandang itu. Ditariknya peti itu ke bawah pisang yang tergantung di langit-langit (cara menemukan "alat" dengan sekonyong-konyong oleh simpanse itu, oleh Kohler disebut "Aha eriebnis" yang berarti "penghayatan Aha"). Dengan melompat ke atas peti itu dapatlah simpanse itu mencapai pisang itu.
Percobaan-percobaan demikian diteruskan oleh Kohler dengan beberapa ekor simpanse dan menggunakan beberapa alat. Dalam percobaan-percobaan tersebut ternyata ada seekor simpanse yang diberi naijia Sultan tadi, yang dapat menyusun dua buah peti dalam usahanya mencapai pisang itu.
Dari percobaan-percobaan yang dilakukan Kohler dengan simpanse itu kita dapat menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
·         Pada kera (simpanse), terutama si Sultan telah terdapat per-mulaan "alat" (tongkat dan ,peti). Hanya bedanya dengan manusia, alat itu tidak disempurnakan, tidak disimpan dan tidak pula kera itu mencari-cari alat itu.

·         Manusia dapat "menemukan" alat. Bagi manusia tiap-tiap benda diubah-ubah fungsinya sesuai dengan kebutuhan atau maksudnya. Peti bisa untuk tempat barang-barang; atau tem-pat duduk, atau untuk tangga dan sebagainya. Hal ini disebab-kan karena manusia itu mempunyai bahasa. Dengan bahasa manusia dapat menanggapi, mengingat, berpikir. Tanggapan, ingatan, fantasi, dan sebagainya adalah faktor yang penting dalam perbuatan intelijensi.
·         Dapatkah beberapa hewan menanggapi sesuatu? Beberapa eksperimen antara lain dengan simpanse membuktikan bahwa memang beberapa jenis hewan dapat menangkap sesuatu. Tetapi makin rendah harkat hewan itu, makin sedikit yang dapat ditanggapinya, makin kabur tanggapan-tanggapan itu makin sebentar berlangsungnya. Demikian pula ingatannya.

·         Antara intelijensi manusia dan binatang terdapat perbedaan yang besar. Sebagai perbedaan yang pertama dan terpenting ialah karena manusia memperoleh bantuan yang besar yang berupa bahasa. 

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget