Sunday, 13 December 2015

Orang berpikir menggunakan pikiran (intelek)-nya. Cepat tidak-nya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelijensinya. Dilihat dari intelijensinya, kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodoh, pandai sekali/cerdas (genius) atau pandir/dungu (idiot).
Intelijensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai Inte-lijensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada ke-butuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.
William Stern berpendapat bahwa intelijensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelijensi seseorang. Juga Prof. Waterink seorang Mahaguru di Amsterdam, menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelijen-si dapat diperbaiki atau dilatih. Belajar berpikir hanya diartikan-nya, bahwa banyaknya pengetahuan bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.
Dalam pada itu pendapat-pendapat baru membuktikan bahwa intelijensi pada anak-anak yang lemah pikiran dapat juga dididik dengan cara yang lebih tepat (lihat hasil penyelidikan Frohn di muka). Juga kenyataan membuktikan bahwa daya pikir anak-anak yang telah mendapat didikan dari sekolah, menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah.
Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:
a. Intelijensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya turut mempengaruhi inteli-jensi seseorang).
b. Kita hanya dapat mengetahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelijensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung, melalui "kelakuan inteli-jensinya".
c. Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting. Faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.

d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantia:,a dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan men-capai tujuan itu. 

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget