Apakah Motivasi Itu?
Beberapa contoh:
Seorang pengendara beca bermandi peluh menarik penumpang yang gemuk-gemuk di
panas matahari dan di jalan yang menanjak. Seorang mahasiswa b.ertekun
mempelajari buku sampai malam, tidak menghiraukan lelah dan kantuknya. Seorang
petani men-cangkul disawahnya dari pagi sampai petang tanpa berhenti, dan
sebagainya. Jika kita perhatikan si petani itu, timbul pertanyaan dalam diri
kita: Mengapa mereka melakukan atau bekerja seperti itu? Atau dengan kata lain;
Apakah yang mendorong mereka untuk beibuat demikian? Atau: Apakah motif mereka
itu? Dalam kehidupan sehari-hari jarang kita dengan sengaja memperhatikan dan
merenungkan perbuatan-perbuatan teman-teman kita atau orang-orang lain yang
demikian. Juga terhadap perbuatan kita sendiri, seringkali kita tidak begitu
menghirau-kannya. Padahal jika direnungkan, banyak hal-hal yang me-ngagumkan
kita dan sangat menarik bagi kita untuk menyelidiki-nya.
Dari contoh tersebut di
atas jelaslah agaknya bahwa: Yang dimaksud dengan motif ialah segala sesuatu
yang mendorong se-seorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti
di-katakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human
Behavior: Motif adalah suatu pernyataan yang kom-pleks di dalam suatu organisme
yang mengarahkan tingkah laku/ perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
(Perhatikan perbuat-an-perbuatan tukang beca, mahasiswa dan petani tersebut di
atas). Apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun, yang kurang
penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung risiko, selalu ada
motivasinya. Juga dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi
adalah syarat mutlak untuk belajar.
Di sekolah seringkali
terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan se-bagainya. Dalam
hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil mernberikan motivasi yang tepat
untuk mendorong agar ia bekerja dengan
segenap tenaga dan pikirannya. Dalam hubungan ini, perlu diingat, bahwa nilai
buruk pada suatu mata pelajaran ter-tentu belum tentu berarti bahwa anak itu
bodoh terhadap mata pelajaran itu. Seringkali terjadi seorang anak malas
terhadap suatu mata pelajaran, tetapi sangat giat dalam mata pelajaran yang
lain. (Contoh?) Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperoleh-nya
motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah
tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak
terduga. Sartain menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang
sama. Ia mengatakan: pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu
pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
Tujuan (goal) adalah
yang menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu. Jika yang kita tekankan
ialah faktanya/obyeknya, yang menarik orga-nisme itu, maka kita pergunakan
istilah "perangsang" (incentive). Banyak ahli-ahli psikologi yang
membatasi penggunaan istilah drive untuk pernyataan-pernyataan seperti: lapar,
haus, pemuasan seksual dan sebagainya, yang semua itu menunjukkan pernyataan
tentang physiological drive untuk semua pernyataan baik yang bersifat
fisiologis ataupun psikis. Karena perbedaan-perbedaan penggunaan kedua kata
tersebut tidak begitu penting, maka di sini kita menggunakan istilah motif dan
drive itu untuk pengertian yang sama.
Kebutuhan (need).
Pengertian motif tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan (need). Seseorang
atau suatu organisme yang berbuat/melakukan sesuatu,. ada kebutuhan di dalam
dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Dalam pelajaran tentang
motivasi„ kadang-kadang kata "kebutuhan" itu diberi arti yang khusus.
Sartain menggunakan istilah "kebutuh-an" (need) itu hanyalah sebagai
suatu istilah yang berarti suatu kekurangan tertentu di dalam sesuatu
organisme. Contoh: Seekor binatang yang berkeliaran mencari mangsanya, berarti
bahwa binatang itu lapar: ada kekurangan (makanan) di dalam tubuhnya. Bagi
manusia, istilah "kebutuhan" itu sudah mengandung arti yang lebih
luas lagi, tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga psikis.
0 comments:
Post a Comment