Sunday, 27 December 2015

Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain.
Secara umum, pesepsi sosial adalah aktivitas memersepsikan orang lain dan apa yang membuatmereka dikenali. Melalui persepsi sosial, kita berusaha mencari tahu dan mengerti orang lain. Sebagai bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagaimana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang orang lain (Teiford, 2008). Teori-teori dan penelitian persepsi sosial berurusan dengan kodrat, penyebab-penyebab, dan konsekuensi dari persepsi terhadap satuan-satuan sosial, seperti diri sendiri, individu lain, kategori-kategori sosial, dan kumpulan atau kelompok tempat seseorang tergabung atau kelompok lainnya. Persepsi sosial juga merujuk pada bagaimana orang mengerti dan mengategorisasi dunia. Seperti persepsi lainnya, persepsi sosial merupakan sebuah konstruksi. Sebagai hasil konstruksi, pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari persepsi sosial tidak selalu sesuai dengan kenyataannya.
Isi dari persepsi bisa berupa apa saja. Atribut-atribut individual dapat mencakup kepribadian, sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakteristik fisik, dan kemampuan menilai. Atribut-atribut kelompok dapat mencakup prop erti-properti seperti ukuran, kelekatan, sifat-sifat budaya, pola stratifikasi, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsur-unsur sejarah. Akan tetapi, ruang lingkup persepsi sosial biasanya ditekankan pada sisi mikro, terarah kepada penyimpulan individual berkaitan dengan karakteristiknya sendiri atau karakteristik individu lain.

Lebih khusus lagi, dengan persepsi sosial kita berusaha:
(1) mengetahui apa yang dipikirkan, dipercaya, dirasakan, diniatkan, dikehendaki, dan didambakan orang lain;
(2) membaca apa yang ada di dalam diri orang lain berdasarkan ekspresi wajah, tekanan suara, gerak-gerik tubuh, kata-kata, dan tingkah laku mereka;

(3) menyesuaikan tindakan sendiri dengan keberadaan orang lain berdasarkan pengetahuan dan pembacaan terhadap orang tersebut. 

Related Posts:

  • Pengondisian Klasik - Pendekatan Behaviorisme Pengondisian Klasik Pengondisian klasik secara kebetulan ditemukan oleh Ivan Pavlov, psikolog Rusia, yang membuat penelitian dengan menyelidiki air liur dari anjing-anjing. Untuk mengumpulkan air liur untuk keperluan analisi… Read More
  • PENDEKATAN BEHAVIORAL (GENERAL) Bagi John B. Watson, perkembangan merupakan sesuatu yang mekanik. Kepribadian — yang dimaksudkan oleh Watson adalah seluruh sistem tingkah laku yang kelihatan — dibangun dan proses pengondisian. Meskipun banyak ahli teori … Read More
  • Pengondisian Operan - Pendekatan Behaviorisme Pengondisian Operan Pengondisian operan terjadi bila suatu respons diikuti oleh suatu hadiah, dengan demikian pada masa yang akan datang kemungkinan lebih besar seorang individu menggunakan respons tersebut untuk memperoleh… Read More
  • Kombinasi Pengondisian Klasik dan Pengondisian Operan Perlu diperhatikan bahwa pengondisian klasik dan pengondisian operan dapat bergabung sehingga bersama-sama menghasilkan tingkah laku abnormal. Pengondisian klasik dapat menjadi dasar bagi ketakutan-ketakutan yang tidak tep… Read More
  • Teori Belajar tentang Tingkah Laku Abnormal - Behaviorisme Para ahli teori belajar memusatkan perhatian pada peran dan belajar dalam menjelaskan tingkah laku normal dan abnormal. Seperti telah dikemukakan sebelumnya mereka pada umumnya berpendapat bahwa pola-pola tingkah laku abnorm… Read More

1 comment:

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget