Wednesday, 16 December 2015

Bagaimana letak psikologi dalam sistematika ilmu? Untuk meninjau ini secara mendalam dapat dipelajari dalam sejarah psikologi. Tetapi datam kesempatan ini bukan bermaksud untuk mengemukakan tentang sejarah psikologi, namun hanya untuk sekedar memberikan gambaran sekilas tentang perkembangan psikologi.
Ditinjau secara historis, dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergabung dalam filsafat, dan filsafat merupakan satu-satunya ilmu pada waktu itu. Karena itu, ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi.
Tetapi lama kelamaan disadari bahwa filsafat sebagai satu-satunya ilmu kurang dapat memenuhi kebutuhan  manusia. Disadari bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan tidak cukup lagi hanya diterangkan dengan filsafat. Dengan demikian, maka kemudian ilmu pengetahuan alam misalnya memisahkan diri dari filsafat, dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri (Marx, 1976). Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan alam membutuhkan hal-hal yang bersifat objektif, yang bersifat positif, dan ini tidak dapat dicapai dengan menggunakan filsafat. Demikianlah maka kemudian ilmu-ilmu yang lain juga memisahkan diri dari filsafat termasuk puta psikologi. Psikologi yang mula-mula tergabung dalam filsafat, akhirnya memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Hat ini adalah jasa dari Wilhelm Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi yang pertama-tama pada tahun 1879 untuk menyelidiki peristiwa.-peristiwa kejiwaan secara eksperimental.


Wundt sebenarnya bukan seorang ahli dalam bidang psikologi melainkan seorang fisiolog, akan tetapi beliau mempunyai pandangan bahwa fisiologi dapat dipandang sebagai ilmu pembantu dari psikologi, dan psikologi haruslah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan yang tidak tergabung atau tergantung kepada yang lain. Di datam laboratoriumnya, Wundt mengadakan eksperimen-eksperimen dalam rangka penyelidikan-penyelidikannya, sehingga beliau dipandang sebagai bapak dari psikologi eksperimental. Tetapi ini tidak berarti bahwa baru pada Wundtlah dimulai eksperimen-eksperimen, sebab telah ada ahli-ahli lain yang merintisnya antara lain Fechner dan Helmholtz. Namun demikian, baru pada Wundtlah penyelidikan dilakukan secara laboratorium eksperimental yang lebih intensif dan sistematis. Laboratorium Wundt kemudian menjadi pusat penyelidikan dari banyak ahli untuk mengadakan eksperimen-eksperimen antara lain Kraeplin, Kulpe, Meumann, Marbe. Dengan perkembangan .ini, maka berubahlah psikologi yang tadinya bersifat filosofis menjadi psikologi yang bersifat empiris. Kalau mula-mula psikologi mendasarkan diri atas renungan-renungan, atas spekulasi, maka psikologi kemudian mendasarkan atas hat-hat yang objektif, hal-hal yang positif, dan kemudian makin berkembanglah psikologi empiris itu. Perkembangan itmu fisika (physical science) dan ilmu kimia (chemistry) mempengaruhi tirnbulnya ilmu biologi (biological science). Salah satu dari ilmu biologi adalah ilmu tingkah laku (behavioral science). Dalam kaitan ini, maka psikologi merupakan salah satu yang termasuk dalam ilmu tingkah laku, di samping antropologi dan sosiologi (Marx, 1976). Dengan demikian, maka akan jelas bahwa psikologi sebagai suatu ilmu, dan merupakan ilmu tentang tingkah laku dan juga ilmu yang berdiri sendiri, yang tidak tergabung datam ilmu-ilmu yang lain. 

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget