Saturday, 5 December 2015

• Adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karateristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran. kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Pedoman Diagnostik
• Harus ada sedikitnya satu gejala berikuti ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajatn atau kurang jelas) :
(a)    — "thought echo" = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
— "thought insertion or withdrawal" = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
— "thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar ke-luar sehingga orang lain atau umum mengetahui-nya;
(b)   — "delusion of control" = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
— "delusion of influence" = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
— "delusion of passivity" = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ''dirinya" = secara jelas merujuk ke perge-rakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tin-dakan, atau penginderaan khusus);
— "delusional perception" = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
(c)    halusinasi auditorik :
— suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau
— mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau
— jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
(d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendali-kan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain).
• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas
(e) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
(f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
(g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (ex-citement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
(h) gejala-gejala "negatif', seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengalci-batkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
• Adanya gejala-gejala khas - tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau Iebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik pfodromal);
• Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup talc bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam din sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasi dengan menggunakan kode lima karakter berikut :
F20.x0 Berkelanjutan
F20.xl Episodik dengan kemunduran progresif
F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
F20.x3 Episodik berulang
F20.x4 Remisi tak sempurna
F20.x5 Remisi sempurna
F20.x8 Lainnya
F20.x9 Periode pengamatan kurang dari satu tahun

F20. SEIZOFRENIA
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnostik
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
• Sebagai tambahan :
— halusinasi clan/atau waham harus menonjol;
(a) suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laugh-ing);
(b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
(c) waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau "passivity" (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
—  gangguan afektif, dorongan kehendak dan pemilicara-an, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
Diagnosis Banding :
- Epilepsi dan Psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan
- Keadaan paranoid involusional (F22.8)
- Paranoia (F22.0)

F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Pedoman Diagnostik
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
• Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
• Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri namun tidak harus de-mikian untuk menentukan diagnosis.
• Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :
- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecendrungan un-tuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menun-jukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;

- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inap-propriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling), •atau oleh sikap. tinggi hati (lofty manner),. tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);
- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.
• Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya rnenonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of puspose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

F20.2 Skizofrenia Batatonik
Pedoman Diagnostik
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendomi-nasi garnbaran klinisnya :
(a) stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara);
(b) gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
(c) menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);
(d) negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakan kearah yang berlawanan);
(e) rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerskkan dirinya);
(f) fleksibilitas cerea / "waxy flexibility" (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan
(g) gejala-gejala lain seperti "command automatism" (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.
• Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin hams ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

F20.3 Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)
Pedoman Diagnostik
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
• Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik;
• Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia.

F20.4 Depresi Pasca-skizofrenia
Pedoman Diagnostik
• Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :
(a) pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
(b) beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan
(c) gejala-gejala depresif menonjol ,dan mengganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif (F32.-), dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu. •
• Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi Episode Depresif (F32.-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3).

F20.5 Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik
• Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :
(a) gejala "negatif' dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menu-run, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk;
(b) sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteha untuk diagnosis skizofrenia;
(c) sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom "negatif' dari skizofrenia; (d) tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

F20.6 Skizofrenia Simpleks
Pedoman Diagnostik
• Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkem'oangan yang berjalan perlahan dan progresif dari:
— gejala "negatif' yang khas dari skizofrenia residual What F20.5 diatas) tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari eposide psikotik, dan
— disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna. bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang meneolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.
• Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibanding-kan sub tipe skizifrenia lainnya.

F20.8 Skizofrenia Lainnya

F20.9 Skizofrenia YTT 

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget