Wednesday, 16 December 2015

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok. Selain itu, mereka juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
Ditinjau dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologiini berasal dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Karena itu, perkataan psikologi sering diartikan atau diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan'tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.
Namun demikian, ada beberapa ahli yang kurang sependapat bahwa pengertian psikologi itu benar-benar sama dengan ilmu jiwa, walaupun ditinjau dari arti katanya, kedua istilah itu adalah sama. Hal itu seperti yang dikemukakan oleh Gerungan sebagai berikut:
Arti kata kedua istilah tersebut menurut isinya sebenarnya sama, sebab kata psikologi itu mengandung kata psyche, yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata 'ilmu', sehingga istilah jiwa' itu semata-mata merupakan terjemahan dart istilah 'psikologi'. Walaupun demikian, kami mempergunakan kedua istilah dengan berganti-ganti dan dengan kesadaran adanya perbedaan yang jelas dalam artinya, yakni:
1. Ilmu jiwa merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari dan yang dikenal tiap-tiap orang, sehingga kami pun menggunakannya: dalam artinya yang luas dan telah lazim dipahami orang. Sedangkan kata psikologi itu merupakan suatu istilah ilmu pengetahuan suatu istitah yang 'scientific, sehingga kami pergunakan untuk menunjukkan kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
2. Itmu jiwa kami pergunakan dalam arti yang lebih luas daripada istitah psikologi. Itmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tetapi juga segala khayalan dan spekutasi mengenai jiwa  itu. Psikologi meliputi itmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini. Istilah ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikologi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.
Dengan demikian, jelastah bahwa apa raja yang kami sebut sebagai ilmu jiwa itu betum tentu disebut 'psikologi, tetapi psikologi itu senantiasa merupakan "ilmu jiwa" (Gerungan, 1966: 6).
Dengan contoh sekelumit ini, menurut pandangan Gerungan, ada segi-segi perbedaan antara ilmu jiwa dengan psikologi. Psikologi merupakan ilmu jiwa yang ilmiah atau yang scientific.
Karena itu, mempelajari psikologi harus dilakukan dari sudut ilmu sebagai suatu science atau sebagai suatu ilmu. Hal ini juga dikemukakan oleh Sartain dkk (1967: 3), "Kebanyakan orang saat ini menganggap ilmu psikologi sebagai sebuah sains".
Psikologi sebagai suatu ilmu, psikologi juga mempunyai tugas-tugas atau fungsi-fungsi tertentu seperti ilmu-ilmu pada umumnya. Adapun tugas psikologi adalah:
1. Mengadakan deskripsi; yaitu tugas untuk menggambarkan secara jelas hal-hal yang dipersoalkan atau dibicarakan.
2. Menerangkan; yaitu tugas untuk menerangkan keadaan atau kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut.
3. Menyusun teori; yaitu tugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain atau kondisi satu dengan kondisi lain.
4. Prediksi; yaitu tugas untuk membuat ramalan (prediksi) atau estimasi mengenai hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi atau gejala-gejala yang akan muncuL
5. Pengendalian; yaitu tugas untuk mengendalikan atau mengatur peristiwa-peristiwa atau gejala.
Demikianlah tugas-tugas dari ilmu pada umumnya, tidak terkecuali mengenai psikologi. Seperti telah dipaparkan di atas, karena psikologi merupakan suatu ilmu, maka dengan sendirinya psikologi juga mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat seperti ilmu-ilmu yang lain, selain tersebut di atas.
Berkaitan dengan hal tersebut psikologi mempunyai:
1. Objek tertentu.
2. Metode pendekatan atau penelitian tertentu.
3. Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya.
4. Mempunyai riwayat atau sejarah tertentu.
Psikologi sebagai suatu ilmu, tidak lepas dari segi perkembangan dari psikologi itu sendiri serta ilmu-ilmu yang lain. Dari waktu ke waktu psikologi sebagai suatu ilmu akan mengalami perkembangan, sesuai dengan perkembangan keadaan. Oleh karena itu, psikologi sebagai suatu ilmu mempunyai sejarah tersendiri, hingga merupakan psikologi dalam bentuk yang sekarang ini. Dari pemikiran para ahli yang mungkin sating mempunyai pandangan yang berbeda akan memacu perkembangan dari psikologi itu.
Karena yang mengadakan pendekatan dalam penyelidikan itu adalah manusia, yang mempunyai sifat-sifat yang sama dan jugs mempunyai sifat-sifat berbeda, maka para ahli dalam mengadakan peninjauan terhadap objek atau masalah besar kemungkinannya akan terdapat perbedaan pula. Perbedaan dalam segi pandangan itulah yang akan membawa perbedaan dalam segi orientasi terhadap masalah yang dihadapi. lnilah yang menyebabkan adanya perbedaan segi pandangan dari seorang ahli dengan ahli-ahli yang lain.
Perbedaan pandangan bukanlah merupakan hal yang baru dalam lapangan ilmu tebih-lebih dalam lapangan ilmu sosial. Masing-masing ahli mempunyai sudut pandangan sendiri-sendiri mana yang dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam meletakkan titik beratnya.

Perbedaan pandangan ini mungkin karena perbedaan bidang studi ataupun metode yang digunakan dalam pendekatan masalah. Ini akan jelas apabila ditihat tentang batasan apakah yang dimaksud dengan psikologi itu.
Karena psikologi itu merupakan ilmu mengenai jiwa, maka persoatan yang pertama-tama timbut adalah apakah yang dimaksud dengan jiwa itu. Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ini bukantah merupakan hal yang mudah seperti diperkirakan banyak orang.
Jiwa sebagai kekuatan hidup atau sebabnya hidup telah dikemukakan oleh Aristotetes, yang memandang itmu jiwa sebagai itmu yang mempetajari gejata-gejala kehidupan. Jiwa merupakan unsur kehidupan, karena itu tiap-tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Jadi, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan, menurut pendapat Aristoteles, adalah berjiwa atau beranima. Karena itu maka terdapatlah 3 macam anima, yaitu:
1) Anima vegetativa, yaitu anima atau jiwa yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai kemampuan untuk makan-minum dan berkembang biak.
2) Anima sentitiva, yaitu anima atau jiwa yang terdapat pada katangan hewan yang di samping mempunyai kemampuan-kemampuan seperti pada anima vegetativa juga mempunyai kemampuan-kemampuan untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat mengamati, dan dapat menyimpan pengalaman-pengatamannya.
3) Anima intelektiva, yaitu yang terdapat pada manusia, setain mempunyai kemampuan-kemampuan seperti yang terdapat pada lapangan hewan masih mempunyai kemampuan lain yaitu berpikir dan berkemauan. (Bigot, Kohstamm, Palland, 1950).
Menurut pandangan Aristoteles, anima yang lebih tinggi mencakup sifat-sifat atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh anima yang lebih rendah. Anima intelektiva merupakan tingkatan anima yang paling tinggi, sedangkan anima vegetativa merupakan anima yang terendah. Pengertian jiwa atau psyche sebagai unsur kehidupan (the principle of life) juga dikemukan oleh Dreyer (1960). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian jiwa itu adalah sebagai unsur kehidupan yang oleh Ki Hadjar Dewantara dibatasi pada unsur kehidupan pada manusia.
Lalu apa yang dimaksud dengan psikologi itu? Untuk memberikan jawaban ini, dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli yang menunjukkan adanya pandangan yang berbeda seperti telah dipaparkan di atas. Menurut Wundt, psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Para ahli psikologi akan mempelajari proses-prOses elementer dari kesadaran manusia itu. Dari batasan ini, dapat dikemukakan bahwa keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi itu.
Di samping itu, Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud dengan psikologi itu merupakan itmu tentang aktivitas-aktivitas individu. Secara lengkap dikemukakan: Psikologi dapat didefinisikan sebagai sains aktivitas individu.. Kata "aktivitas" digunakan di sini dalam pengertian yang luas. lni mencakup tidak hanya aktivitas motor seperti berjalan dan berbicara, namun juga aktivitas kognitif (pemerolehan pengetahuan) seperti melihat, mendengar, mengingat, dan berpikir, dan aktivitas emosional seperti tertawa dan menangis, dan merasakan dan sedih. (Woodworth dan Marquis, 1957: 3).
Dari apa yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis tersebut jelas memberikan gambaran bahwa psikologi itu mempelajari aktivitas-aktivitas individu, pengertian aktivitas dalam arti yang luas, baik aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional. Kalau pada Wundt digunakan pengertian kesadaran, maka pada Woodworth dan Marquis digunakan aktivitas-aktivitas. Namun keduanya baik kesadaran maupun aktivitas-aktivitas, hal tersebut menggambarkan tentang refleksi dari kehidupan kejiwaan.
Menurut Branca [1964) dalam bukunya yang berjudul Psychology: The Science of Behavior, jelaslah bahwa yang dimaksud dengan psikologi itu merupakan ilmu tentang tingkah laku. Dalam paparannya dikemukakan: Ketika kepentingan manusia berubah menjadi tindakan manusia, dan ketika kepentingan berbentuk penyelidikan akurat, deskripsi yang tepat, dan kajian eksperimental tentang manusia, ilmu psikologi muncul. (Branca, 1964:2).
Selanjutnya dalam  bagian lain Branca mengemukakan "Psikologi umum adalah inti dari kajian perilaku manusia". Dari apa yang dikemukakan oleh Branca tersebut dapat ditarik pendapat bahwa psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku, dan dalam hal ini, adalah menyangkut tingkah laku manusia. Namun demikian, ini bukan berarti bahwa tingkah laku hewan tidak dikemukakan. Hal ini tergambar dalam bagian-bagian yang mengemukakan tentang penelitian-penelitian yang ditakukan dalam lapangan hewan.
Senada dengan yang dikemukakan oleh Branca dikemukakan pula oleh Morgan dkk. (1984: 4) yang menyatakan bahwa "Psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan hewan", namun penerapan dari ilmu itu lebih pada manusia. Demikian pula yang dikemukakan oleh Sartain dkk. (1967: 19) yang menyatakan bahwa psikologi itu merupakan sains perilaku manusia (the science of human behavior). Tetapi para ahli psikologi juga mempelajari tingkah laku hewan, dan dari hasil penelitian tersebut mungkin dapat berguna untuk mengerti tentang keadaan manusia. Bila ditelaah pendapat dari Woodworth dan Marquis, Branca, Morgan dkk., dan Sartain dkk. kiranya menunjukkan keadaan yang senada. Namun demikian, contoh-contoh tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa para ahli itu tidak mempunyai kata sepakat yang seratus persen sama satu dengan yang lainnya, seperti telah dikemukakan oleh Dreyer tersebut di atas.

Seperti telah dikemukakan di atas psikologi itu merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa. Akan tetapi, karena jiwa itu sendiri tidak nampak, maka yang dapat dilihat atau dapat diobservasi adalah tingkah laku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Hal ini dapat dilihat dalam tingkah laku maupun aktivitas-aktivitas yang lain. Karena itu psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas, di mana tingkah laku serta aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Tingkah laku atau aktivitas-aktivitas di sini adalah dalam pengertian yang luas, yaitu meliputi tingkah laku yang menampak (overt behavior) dan juga tingkah laku yang tidak menampak (innett behavior), atau kalau yang dikemukakan oleh Wood-worth dan Marquis adalah baik aktivitas motorik, aktivitas kognitif, maupun aktivitas emosional.

4 comments:

Blog Archive

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget