Monday, 26 October 2015

Salah satu nilai yang sangat penting dari teori belajar adalah penekanan pada tingkah laku yang dapat diamati dan stimulus lingkungan. Para ahli teori psi-kodinamik memusatkan perhatian pada variabel-variabel internal yang mung-kin tidak dapat diteliti secara ilmiah, seperti struktur-struktur psikis dan konflik-konflik tak sadar. Para ahli teori belajar menekankan signifikansi variabel-variabel lingkungan atau situasional, seperti hadiah dan hukuman yang dapat diubah-ubah secara sistematis dan pengaruh-pengaruhnya terhadap tingkah laku dapat diukur dengan teliti. Para ahli teori belajar-sosial memperluas jang-kauan model-model pengondisian tentang belajar dengan memperhatikan bagai-mana orang dan variabel-variabel situasi mempengaruhi tingkah laku manusia dan belajar. Teori-teori belajar sangat berpengaruh terhadap psikologi dan teori-teori ini menangani hal-hal mulai dan belajar sampai pada tingkah laku binatang, motivasi, perkembangan anak, tingkah laku abnormal, dan metode-metode terapi. Model-model belajar telah menghasilkan perkembangan terapi tingkah laku yang menjadi metode perawatan yang terkenal untuk bermacam-macam • tingkah laku abnormal. Tetapi tidak boleh disimpulkan bahwa tidak ada kon-troversi mengenai teori belajar dalam menjelaskan tingkah laku abnormal.  
Para kritikus tidak mempersoalkan validitas dari prinsip-prinsip pengondisian, tetapi mereka mempersoalkan apakah prinsi,p-prinsip tersebut dapat menjelas-kan tingkah laku-tingkah laku yang sangat kompleks dari individu-individu yang kalut. Dengan kata lain, para kritikus mengemukakan bahwa meskipun prinsip-prinsip teori belajar itu benar, tetapi mungkin tidak cukup untuk menje-laskan tingkah laku-tingkah laku yang lebih kompleks seperti halusinasi-halu-sinasi dan delusi-delusi. Para kritikus juga berpendapat bahwa model-model belajar tidak dapat menjelaskan keanekaragaman tingkah laku dan pengalaman manusia tidak da-pat direduksikan menjadi respons-respons yang dapat diamati. Banyak ahli teori belajar juga — terutama para ahli teori belajar-sosial — tidak puas dengan pandangan behavioristik tradisional yang mengemukakan bahwa kondisi-kondisi lingkungan secara mekanik memaksakan respons-respons pada organis-me, termasuk manusia. Manusia dalam teori belajar-sosial mengalami pikiran-pikiran dan impian-impian, merumuskan tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi, sedangkan pandangan behavioristik klasik kelihatannya tidak berbicara banyak mengenai apa artinya menjadi manusia. 
Behaviorisme klasik juga kelihatannya tidak menjelaskan berapa banyak orang berjuang — betapa pun sulit — untuk mewujudkan impian-impian batinnya. Bila orang hanya mengulang tingkah laku-tingkah laku yang diperkuat, bagaimana is berjuang tanpa pemerkuat-pemerkuat ekstemal untuk menemukan ide-ide dan karya yang barn? Berbeda dengan behaviorisme tradisional, para ahli teori belajar-sosial melihat manusia sebagai orang yang aktif mencari informasi bukan sebagai orang yang bereaksi secara pasif terhadap stimulus-stimulus lingkungan. Teori  belajar-sosial telah berkembang begitu jauh dari nenek moyangnya behavior-isme sehingga kesamaannya dengan teori-teori dan model-model kognitif benar-benar mencolok. Teori belajar-sosial juga tidak bebas dari kritik. Para kritikus mengemu-kakan bahwa teori belajar-sosial tidak mengembangkan pernyataan-pernyataan yang memuaskan mengenai pembentukan kepribadian atau menjelaskan kesa-daran diri. Di samping itu teori belajar-sosial, seperti leluhurnya behaviorisme tradisional, tidak memberikan perhatian pada faktor-faktor genetik dalam men-jelaskan perbedaan-perbedaan individual dalam tingkah laku atau dalam men-jelaskan pola-pola tingkah laku abnormal.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Apakah ilmu yang ada di blog ini bermanfaat ?

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget