Para ahli teori belajar memusatkan
perhatian pada peran dan belajar dalam menjelaskan tingkah laku normal dan
abnormal. Seperti telah dikemukakan sebelumnya mereka pada umumnya berpendapat
bahwa pola-pola tingkah laku abnormal dipelajari menurut prinsip-prinsip yang
sama, seperti pengondisian dan belajar dengan cara mengamati (observational
learning) yang menentukan tingkah laku. Di sini akan dikemukakan beberapa cara
bagaimana model-model belajar itu menjelaskan tingkah laku abnormal.
Memperoleh Pola-Pola Tingkah Laku Abnormal
Beberapa pola tingkah laku abnormal
seperti fobia mungkin dipelajari berda-sarkan pengondisian. Penjelasan
pengondisian tentang fobia mengemukakan bahwa stimulus yang sebelumnya netral
mungkin menjadi stimulus fobia (yang ditakuti) karena diberi berpasangan atau
berasosiasi dengan stimulus yang menyakitkan atau aversif. Misalnya, seorang
individu mungkin mengembang-kan ketakutan atau fobia untuk menggunakan lift
karena telah mengalami peris-tiwa traumatis atau menyakitkan pada masa lampau.
Para ahli teori belajar-sosial mengemukakan bahwa ketakutan tersebut mungkin
telah dipelajari karena mengamati orang lain, yakni mengamati reaksi-reaksi
ketakutan orang lain atau dengan mengamati model-model dalam film dan televisi
menderita pengalaman-pengalaman traumatis pada waktu berinteraksi dengan
stimulus-stimulus fobia. Terapi behavioral adalah penerapan prinsip-prinsip
belajar untuk membantu orang-orang mengatasi tingkah laku-tingkah laku yang
bermasalah.
Kemampuan
Kurang
Tingkah laku abnormal mungkin
menggambarkan pengetahuan dan keteram-pilan yang kurang atau tidak mencukupi,
misalnya keterampilan-keterampilan sosial. Keterampilan-keterampilan sosial
yang kurang dapat mereduksikan peluang-peluang untuk penguatan dari orang lain,
terutama bila individu me-narik diri dari situasi sosial. Pendekatan-pendekatan
terapeutik yang mengajar-kan orang-orang keterampilan-keterampilan sosial yang
efektiftelah diterapkan pada sejumlah pola tingkah laku abnormal, termasuk
depresi, kecemasan sosial, dan skizofrenia.
Harapan-Harapan
yang Merusak Diri Sendiri, Pengkodean (Encoding), dan Sistem-Sistem Pengaturan
Diri
Orang-orang yang berpendapat bahwa
usaha-usaha mereka akan menemui kega-galan mungkin akan mengembangkan
perasaan-perasaan tidak berdaya, putus asa, dan mengalami depresi. Tetapi,
harapan-harapan akan kepercayaan diri yang positif meningkatkan motivasi dan
ketekunan dalam menangani tantangan-tantangan yang sulit. Beberapa orang
menarik diri dari orang lain dan mengalami depresi karena mereka mengkodekan
satu atau dua kegagalan sebagai lambang perasaan tidak berharga dan kegagalan
yang hebat dalam interaksi sosial. Beberapa orang menjadi bermusuhan dan
melakukan tindakan-tindakan yang kejam karena mereka mengkodekan
provokasi-provokasi (hal-hal yang menjengkelkan) sebagai perbuatan-perbuatan
tidak adil yang harus dilawan dan bukan sebagai masalah-masalah sosial yang
harus dipecahkan. Orang-orang lain tidak dapat mengembangkan atau menggunakan
sistem-sistem pengaturan diri yang me-mungkinkan mereka memperkuat diri mereka
sendiri untuk melangkah ke tujuan-tujuan yang diinginkan
0 comments:
Post a Comment